Chapter 12

Romance Series 8051

"Semoga lancar Danish.."

"Terima kasih."

"Jadi, kapan kalian akan menikah?"

"Insya Allah bulan depan. Kamu jangan lupa datang, ya Gunawan."

"Insya Allah, iya."

"Aku masuk dulu kedalam kantor KUA untuk mendaftar dan mengurus surat-surat nikah."

"Oke. Aku pergi dulu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Danish memasuki kantor KUA tersebut kemudian segera duduk di hadapan petugas kantor. Dengan perlahan Danish membuka halaman map yang akan ia isi dengan nama, alamat, nama calon istri-

"Papa!"

"Papa! Bangun!"

Sayup-sayup Danish membuka kedua matanya. Ia menatap Diyah yang menatapnya heran. Sementara kepalanya mendadak pusing dan serasa berputar.

"Dari tadi Diyah bangunin Papa. Adzan subuh sudah berkumandang. Sebentar lagi iqomah."

Dengan cepat Danish segera berdiri dan berniat mengambil air wudhu untuk siap-siap pergi ke mesjid dekat rumah.

"Maaf, Papa terlalu pulas tidur karena kecapekan. Diyah sholat sama Nenek ya."

"Iya, Pa."

Diyah sudah keluar dari kamarnya, meninggalkan dirinya yang termenung akibat mimpi yang barusan ia alami.

Mimpi pergi ke KUA? Seingatnya, baru saja ia hendak menulis nama calon istri, tiba-tiba Diyah membangunkan tidurnya. Danish menghela napasnya, ia berinisiatif untuk kembali melakukan sholat istikharah lagi karena khawatir mimpinya barusan hanyalah mimpi yang berasal dari gangguan syaitan.

"Ya Allah, semoga Allah segera memberi petunjuk yang terbaik untuk hamba."

Danish pun melirik kearah meja kecil yang diatasnya terpajang bingkai foto berukuran 4R. Foto berwajah Alina yang sedang tersenyum. Seketika ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kamar, sejak dulu hingga sekarang, kamar Alina sewaktu kecil hingga sekarang tidak berubah. Semua benda ada pada tempatnya, terkecuali bagian cat dinding yang sempat di perbaharui dengan warna yang sama yaitu berwarna pink muda. Danish tersenyum tipis, namun tatapannya terlihat menyedihkan dan terluka

"Alina, aku merindukanmu. Bila takdir menyuruhku menikah lagi, apakah aku bisa membagi cintaku pada wanita lain. Sungguh hanya dirimu yang aku cintai.."

????

Seminggu kemudian..

Waktu memang begitu cepat berlalu. Danish yang merasa harus pulang ke kota Balikpapan karena pekerjaan yang menunggunya lagi-lagi harus tertunda karena suatu hal. Tepat hari Ini, ia dan sekeluarga akan berkunjung ke rumah Nafisah dan melamar wanita itu.

"Danish, kamu sudah siap?"

Danish menoleh ke belakang, Aminah menatapnya dengan tatapan raut wajah ramah. Mamanya itu terlihat bahagia. Apakah sebahagia itu, ketika berusaha menjadikan Nafisah sebagai menantunya? Itu yang Danish pikirkan sejak tadi.

"Ya, aku sudah siap."

"Mama ngerti perasaan kamu. Tapi, ini semua demi kebaikan bersama. Kamu ingin Mama yang menjaga Diyah ketika kamu bekerja? Insya Allah mama bisa. Tapi kamu sendiri tidak ingin merepotkan Mama sedangkan di sisi lain kamu juga tidak ingin menggunakan jasa baby sitter lagi. Jadi, inilah jalan yang terbaik. Kamu harus menikah dengan Nafisah. Selain dia baik, wanita itu juga sayang sama Diyah, bahkan sejak Diyah masih bayi.."

"Semoga semua rencana ini memang yang terbaik. Karena apapun yang terjadi, kedepannya Danish yang menjalani hubungan rumah tangga ini. Bukan siapapun."

"Mama dan Papa pasti akan mendoakan yang terbaik buat kalian. Lebih cepat lebih baik, sebelum Nafisah di lamar pria lain."

Setelah mengatakan itu, Aminah pergi dengan langkah pelan. Wajah bahagia sang Mama masih terlihat. Namun tidak dengan hati Danish saat ini. Semua ucapan Irsyad, kembali membayang di pikirannya. Aib apa yang sebenarnya terjadi pada Nafisah sehingga Irsyad yang sempat menyukai wanita itu tiba-tiba malah membatalkan niatnya untuk melamar Nafisah?

"Apakah, aku harus mencari tahu dulu sebelum benar-benar menikahi Nafisah?" gumam Danish dengan sendirinya.

"Tapi, bagaimana dengan rencana hari ini? Mama dan Papa pasti akan kecewa kalau tiba-tiba aku berhalangan untuk datang kesana."

Danish mengusap raut wajahnya dengan pelan. Hanya untuk memikirkan urusan masa depan saja, rasanya begitu ruwet ketimbang memikirkan urusan pekerjaan. Apalagi mengenai urusan hati dan perasaannya, benar-benar tidak mudah.

"Ya Allah, berikanlah jalan terbaik atas semuanya. Sesungguhnya hamba yakin dan tidak pernah kecewa berharap kepada Engkau yang mampu membantu hamba dalam mengatasi masalah yang sedang hamba hadapi."

????

Dengan rasa bahagia Ela mengemudikan mobilnya menuju kediaman rumah mertua Danish. Padahal mereka bukan keluarga, namun tetap saja, kalau sudah menyangkut Danish, ia tidak akan pernah menyerah untuk menarik perhatian pria itu.

Mobil pun tiba di halaman pekarangan rumah mertua Danish tepat waktu. Setelah mematikan mesin mobilnya, Ela segera meraih beberapa tas canvas berisi buah tangan untuk keluarga Danish dan juga mainan untuk Diyah.

"Tante Ela!"

Ela menoleh kebelakang, Diyah berjalan ke arahnya. Dengan cepat Ela segera menutup pintu mobilnya.

"Assalamu'alaikum cantik."

"Wa'alaikumussalam. Tante.. "

"Wah, Diyah rapi banget. Memangnya mau kemana?"

"Diyah mau-"

"Ada perlu apa kemari?"

Sontak Ela dan Diyah menoleh ke samping, Danish datang dengan raut wajah datar dan merasa tak habis pikir kenapa Ela masih saja berada di kota ini? Ia pikir wanita itu sudah balik ke kota Balikpapan.

"Em, memangnya nggak boleh ya aku mengunjungi kalian?"

"Kalau tidak ada keperluan-"

"Loh, Ada Ela disini?"

"Assalamu'alaikum Tante..." dengan sok ramah Ela mendekati Aminah dan mencium punggung tangannya. Tak lupa ia juga menangkupkan kedua tangannya didepan dada ketika berhadapan dengan Papanya Danish.

"Wa'alaikumussalam. Ela ada disini?"

"Hm iya Tante." senyum Ela lebar. "Kebetulan lagi liburan, eh malah ketemu Mas Danish dan Diyah. Oh iya, Tante dan sekeluarga mau kemana?"

"Kami mau-"

"Ma, waktu kita nggak banyak." potong Danish cepat, merasa kesal karena kehadiran Ela yang suka cari perhatian.

"Memangnya kalian mau kemana? Gimana kalau saya yang antar? Bukankah lebih cepat lebih baik?" sela Ela tiba-tiba.

"Tapi, Ela-" Aminah merasa tidak enak hati. "Sebenarnya kami-"

"Ela benar, Ma. Lagian kalau pesan taksi online, belum tentu kita cepat mendapatkna drivernya. Kan Ela sudah berniat baik mau antar kita." Tatapan Papa Danish beralih kearah Ela. "Ela, apakah benar tidak apa-apa dan tidak merepotkanmu?"

Ela tertawa kecil. "Ya Allah Om, santai. Kan sejak dulu Om dan sekeluarga sudah saya anggap seperti keluarga sendiri. Apalagi Diyah, sudah saya anggap seperti anak kandung saya."

Danish mendengkus kesal. Lagi-lagi Ela berbicara seenaknya. Paling asal kalau sudah ngomong. Detik berikutnya, ia hanya bisa diam tanpa banyak komentar ketika Papa dan Mamanya beserta Diyah memasuki mobil Ela yang terbilang mahal dan mewah.

Sepanjang jalan, Ela terus saja banyak mengobrol dengan Aminah seolah-olah seperti ibu dan anak. Apalagi kalau sudah bercanda dengan Diyah, Ela memang paling bisa. Berbeda dengan Danish sendiri yang saat ini memikirkan banyak hal, terutama urusan hati dan perasaannya ditambah ucapan Irsyad yang menganggu.

Mobil yang di kemudikan Ela tiba di halaman sebuah rumah kawasan asri. Begitu semuanya keluar dari mobil, Ela mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya.

"Em, Tante.. "

"Ya, La, ada apa?"

"Ini tempat siapa ya? Keluarga atau kerabat Om dan Tante?"

"Lebih tepatnya calon keluarga, Ela."

"Calon keluarga?"

"Iya, oh iya kamu belum tahu ya sejak tadi? Begini loh, ini rumahnya si Nafisah. Hari ini, kami sekeluarga mau bersilaturahim sekaligus menyampaikan maksud baik kami kepada mereka."

"Ma.. Maksud baik? Maksud baik apa Tan?" tanya Ela heran dan mulai gelisah.

"Hari ini, Danish mau melamar Nafisah. Kami sepakat akan menikahkan Danish dengan Nafisah dalam waktu dekat."

Detik berikutnya, senyuman ramah yang tadinya terukir di bibir Ela perlahan meredup. Sementara Danish tersenyum mengejek ke arah Ela tanpa wanita itu sadari dan segera memalingkan wajahnya ke lain.

"Nyesel banget, kenapa tadi aku baik banget nawarin tumpangan sampai kesini? Eh nggak tahunya.." sela Ela dalam hati.

????

Masya Allah Alhamdulillah.. Sudah up ya, Chapter 12 ??

Jazzakallah Khairan sudah baca. Btw, Nyesel itu datangnya belakangan. Sikon nya cocok buat Ela, hehehe ????

Sehat selalu buat kalian yaaa..

With Love ? LiaRezaVahlefi

Instagram : lia_rezaa_vahlefii

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience