# 25

Family Series 5583

Malam mulai merambat.
Hening kian mencekam.
Sapaan angin ke dedaunan terdengar mendesah.
Bak Bidadari yg terlena dalam buaian gairah.

Hening kentara nyata, senyata, harapan pak Derjan menginginkan harta warisan yg notabene bukan haknya.

Duduk di bale teras depan, kedua tangan merangkul kaki yg terlipat dan menopang dagu, serta berselimut sarung. Pak Darjan memutar otak, bagaimana cara agar bisa mendapatkan sertifikat tanah tanpa harus melakukan kesalahan untuk yg kedua kali.

Teringat bagaimana adik kandungnya saat itu, hanya karena kesalahan fatal yg ia lakukan hingga mengakibatkan kematian.

Kadang rasa bersalah itu hadir. Namun disisi lain keinginannya harus tercapai. Ambisi untuk mendapatkan harta kekayaan itu lebih besar daripada rasa bersalahnya. Begitu sebaliknya.

Malam kian larut tanpa kata. Menguasai hari tanpa kompromi.
Dingin menusuk pertanda pagi akan mengambil alih. Embun pagi bebas membasahi dedaunan. Sedang sang burung malam enggan bersuara, mungkin tlah lelah berkata tanpa makna.
Ayam mulai gelisah tanda persiapan untuk berkokok menyambut pagi.

Sementara....
Pak Darjan terjerat oleh gelisahnya. Ingin memejamkan mata, namun belum mendapat jalan keluar yg didamba.

******BERSAMBUNG....

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience