#27

Family Series 5583

"Papa, hari ini gak pulang kok Neng". Bisik bik Tarmi

"Ummi tau"

"Den Rama juga".

"Ummi tau"

"Mama Silvie jg keluar Kota. Dia ngajar di Bandung seminggu"

"ssssssssssst, itu Ummi jg tau".

"Sudah. Bibik siapin aza makan dg menu yg paling enak, yg bibi buat hari ini". Pinta Ummi.

"Beres Neng. Sudah siap di meja makan. Tadi pak Tarjo yg minta. Katanya hari ini ada 3 tamu yg sangat Istimewa". Katanya sambil menunjukkan jari telunjuk yg ditempel kejari jempol, sedang tiga jari lainnya berdiri tegak.

"Terus tamunya jam bedapa datang ?".

"Trimakasih bik. Sudah dateng bareng Ummi tadi. o iya buatkan kopi kental sedikit manis. langsung suguhkan ke ruang tamu".

Sementara itu pak Darjan melihat sekeliling ruangan yg penuh lukisan. Kemudian pandangannya tertuju pada foto pernikahan Ummi keponakannya dan Jojo si Arjuna. terpajang dg ukuran yg sangat besar di ruangan itu.

Rasa penasaran, membuatnya dia melangkah melihat-lihat.
Di tembok terpasang banyak puluhan foto acara pernikahan keponakan dg para undangan, dg ukuran 30x45cm.

Guci-Guci antik dan barang-barang seni lainnya tersebar menghiasi seluruh ruangan.

Pak Darjan kian mengangah, terkagum-kagum hingga lupa misi utamanya. Yaitu. Mendapatkan sertifikat tanah milik almarhum adiknya yg saat ini berada ditangan Ummi keponakannya.

"Kopinya diminum tuan". Kata bik Tarmi.

"Trimakasih mbok. Taruh saja di meja situ. ooo iya. Perkenalkan, Saya ini Tuan Darjan. Paman dari Ummi yg punya rumah ini". Katanya sombong.

Mendengar apa yg dikatakan pak Darjan, bi Tarmi hanya tertawa ngakak, dlm hati.

"Tuan Darjan.. Hahahahaha..?" Ledeknya dlm hati..

Sementara itu, Jojo suami Ummi, sedang berenang di kolam belakang. Nampak jelas terlihat dr ruang makan lewat dinding kaca.

Tebing buatan yg dihiasi aneka bunga dan bonsai taman. Terdapat pula air terjun buatan, dan air tersebut jatuh ke bebatuan lalu mengalir dan jatuh langsung ke kolam renang.

Bik Tarmi menghampiri pak Darjan. Membungkuk lalu berkata :

"Tuan Besar, monggo langsung kebelakang. Makanan sudah disiapkan, dipersilahkan Dahar . rumiyen ".

"Iya mbok, sebentar lagi Tuan jg kesana. Kebetulan saya jg sudah laper". Jawabnya.

Rasa heran itu tak habis-habisnya, ketika ia memperhatikan seluruh ruangan sepanjang menuju ruang makan.

"Ayo, maem dulu pakde. Maaf seadanya". Kata Ummi.

"Suamimu mana? diajak makan bareng sini tho, ben rame". Kata pak Darjan sambil membuka piring yg di depannya.

" Itu, dia masih berenang". Jawab Ummi, sambil menunjuk ke arah kolam renang di balik kaca.

"Aduh maaaak". Pak Darjan kaget.

"Ada apa pakde?"

"Enggak. Nggak ada apa". Jawabnya singkat.

Ummi, berjalan menuju samping dan diputarnya video cd tentang acara pernikahannya beberapa waktu yg lalu. Terlihat jelas dr kursi tempat pakdenya menyantap lahap hidangan yg disuguhkan.

Suara keras dr sound dan gambar yg keluar dr lcd tv yg berukuran 92 inc.

Kesibukan dibagian dapur, aktifitas memotong sapi, kambing. Juru masak, kesibukan pramusaji, penerima tamu, sampai acara hiburan selama tiga malam. Semua diabadikan lewat video.

Membuat pak Darjan makin Tercengang.

Hp Ummi bergetar, kemudian dia mengangkatnya.

"Ndok, pakdemu ajak pulang. Ada kabar penting. Anaknya mau melahirkan, dan harus dioprasi". Kata Mama.

"Di rumah sakit mana katanya. Ummi akan langsung kesana".

Mendengar kabar itu, Ummi tak langsung menyampaikan kpd pakdenya. Namun memberitahukan kpd suaminya.

Tak lama kemudian mrk bertiga tiba di rumah sakit.

"Maaf, pasien bernama ibu Atun, yg akan dioperasi siang ini, ruangannya sebelah mana ya". Tanya Ummi kpd petugas jaga.

mrkpun langsung menuju tempat yg ditunjukkan.

Pas mereka tiba di depan ruang operasi, dokter memanggil.

"Keluarga Ibu Atun ".

"Ya, saya dok". Jawab Ummi.

Ummi dan pak Darjan menghadap dokter.

Berbincang cukup lama akhirnya, Ummi menandatangani persetujuan operasi. Ummi meminta untuk penanganan khusus dan minta ruangan VIP.

"Kira-kira biaya operasi dan kamarnya sampai nanti pulang berapa dok, biar kami bisa siapkan uangnya". Tanya pak Darjan sedikit ngotot.

"Yang penting, bayi dan ibunya sehat pak. Masalah biaya diurus belakangan".

"Betul kata pak dokter" Jawab Ummi.

"Gak bisa begitu. Biar pakde bisa bawa uangnya tidak sampai kurang". Jawabnya sombong.

"Gak terlalu banyak kok pak, jadi gak usah bingung, paling sekitar dua ratusan". Kata dokter

"ooooooo, Cuma dua ratus ribu tho. Tak kira banyak.

"Dua ratus juta pak. Ya sudah saya tinggal dulu ya... permisi.
" Kata dokter

Mendengar nominal yg disebutkan oleh dokter, pak Darjan hampir pingsan.

Mengetahui hal itu, Jojo berusaha menghiburnya.

"Sudalah pakde, gak perlu bingung soal biaya. Nanti biar Ummi keponakannya pakde yg mengusahakan itu. Pakde itu beruntung lho, punya keponakan yg baik hati kayak Ummi ini".

Ceplok.. ceplok, mak glebuk .. Jedaaaaarrrr !!!, kira-kira begitu.

Seperti dihajar orang sekampung rasanya, mendengar orang yg disakiti dan direnggut keluarganya, serta akan dirampas hartanya. Malah memperlakukannya dg sangat istimewa.

Pak Darjan meneteskan air mata tak tahan dg kelakuannya sendiri.

Disisi lain, Seluruh keluarganya mendapat tempat Istimewa, oleh Ummi keponakannya.

Perlakuan seperti ini tak pernah dirasakan sebelumnya.

*****BERSAMBUNG....

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience