Part 37

Family Series 5583

"Sekarang gak perlu kesungai lagi, mandi dulu aaaah". Kata supir yg biasa nganter gabah.

"ntar masuk angin lho. lha wong bisanya mandi cuma dibulan pernama.   Eeeeeee kok ya, ngrubah kebiasaan". Ledek supir yg lain.

"ea mumpung gratis thoooo, biar ganteng dan bisa dpt jodoh".

"walaaaaah. terus cucumu piye?".

"Cucu kan wis ono sing ngemong.  lha yo bpk sama ibunya tho".

"Yo wis, adus sana, ben ganteng ra lebus..terus tidur sanaa... kan sudah disiapin tempat buat tidur...hahhahahaaa".

Pak Tjandra memang ahli dlm membuat orang krasan dan pinter membuat arang lain bahagia.

Mama Endah memberi upah lebih.  Sabar, perhatian dan akrap kpd semua orang.

Sementara itu di rumah pak Darjan.  Kesehatannya semakin menurun. Dia menolak untuk dibawa ke rumah sakit.

Pikirannya terus dihantui rasa bersalah. Mimpi buruk, ketakutan, gelisah terus datang setiap kali memejamkan mata.

Kebaikan, ketulusan, perhatian yg diberikan kpdnya oleh Suryo adiknya dan Tias iparnya dianggapnya merupakan penghinaan baginya.  Dan itu membuat dia nekat melakukan kesalahan besar  yg berujung kematian.

Kebaikan, ketulusan, perhatian serta pertolongan Ummi keponakannya kepada Atun, memberi sebuah rumah, mobil dan menyekolahkan cucunya, serta memberikan biaya saat kelahiran cucunya yg tidak sedikit.  Membukakan mata Darjan akan kesalahannya.  Kejahatan dan pembunuhan terhadap adik kandungnya sendiri yg sesungguhnya membantu kehidupannya selama ini.

Sawah, ladang, kebun yg menghidupinya selama ini adalah milik Suryo adiknya, dia tak pernah menanyakan berapapun hasilnya.  Bahkan Darjan sering menggadaikan tanah milik Suryo adik satu-satunya.  Ketika tak dpt menebusnya, Suryo yg menebus tanpa pernah menyalahkan kakaknya, bahkan tidak pernah membenci sedikitpun terhadap tingkah lakunya.

Kini rasa bersalah itu hadir setiap saat, hingga menyiksa batinnya.  Membuat dirinya dihantui oleh lakunya dimasa lalu.

Hp milik Sugeng berdering, saat dia sedang berada di desa tak jauh dr tempat tinggal mertuanya.  Sugengpun bergegas pulang, krn mertuanya dlm kondisi kritis.  dibawanya Darjan ke rumah sakit.

Pak Darjan harus menginap disana, krn kondisinya sudah sangat lemah, berkali-kali dia tak sadarkan diri.

*Mak, bpk kondisinya sangat kritis, mending warungnya ditutup, cepet kr rumah sakit.  Minta tolong sama Ummi untuk mengantar kesini.

*Sakit apa tho pak?

*Sudah gak usah banyak tanya.

Atun bergegas menutup warungnya.  Banyak para supir yg bertanya, tp Atun hanya menjawab singkat.

Ketika Ummi melihat, bahwa Atun sepertinya gugup dan terhesa-gesa, Ummi menghampiri Atun.

"Dik.  Tolong anter aku ke rumah sakit.  Kondisi bapak gawat kata mas Sugeng.  Barusan dia telpon aku".

"Ya sudah, gak usah panik.  Kita akan berangkat kesana.  Sebentar aku ambil mobil dulu".  Ummipun bergegas mengambil mobilnya.

"Yank...bapaknya mbak Atun sekarang di rumah sakit, gawat katanya.   Yuk kita kesana sekarang.  tlp Papa biar dia langsung menuju ke rumah sakit".  Kata Ummi dlm tlp, saat bicara dg suaminya.

*Hallo, Ma... Ummi sama mas Jo, ke rumah sakit nganter mbak Atun.  Katanya Pakde kritis.  Mas Sugeng yg membawa kesana.  Nati seandainya ada apa-apa, Ummi kabari.

*Ya sudah, nanti kabari Mama ya.  Hati-hati di jalan, gak perlu keburu-buru.

*Makasih Ma.  Ummi berangkat dulu.

Sesampainya di rumah sakit, ternyata Papa Tjandra, Mama Silvie serta pak Tarjo sudah berada disana. 

"Neng.   Pak Darjan sudah berada di paviliun. Papa yg minta agar pak Darjan dirawat disana".  Kata pak Tarjo, saat dia melihat mereka keluar dari mobil dan dihampirinya.

Ketika mrk sampai di ruang tinggu, mrk berbincang tentang keadaan pak Darjan yg kritis.  Tiba-tiba perawat memanggil dan menyuruh salah satu dr keluarga pak Darjan untuk masuk.

"Apa Ummi sudah dikasih tau. tolong panggilkan dia.  Bpk mau ngomong sama dia". Katanya lirih.

Sugeng bergegas keluar memanggil Ummi.  Mrk berempat masuk ke ruangan.  Dan Ummi menghampiri pak Darjan.

"Nduk.  Maafkan pakdemu ea". Katanya lirih dan nafasnya tersengal-sengal

"Gak usah ngomong begitu pakde.  Yg penting pakde harus cepet sembuh".  Bisik Ummi.  Sambil mengusap-usap rambut pak Darjan.

Sementara itu, Mama Endah sudah datang dan langsung menghampiri pak Darjan.

"Pakde gak akan tenang kalau kamu gak memaafkan pakde"

"Iya pakde.  Pakde gak bersalah kok"

"Gak, nak.  Berjanjilah, kalau kamu memaafkan pakde.  Biar pakde tenang di alam sana. Pakde sudah gak kuat lagi"

"Jangan begitu.  Pakde harus sembuh.  Pakde harus kuat". Kata Ummi lembut.

"Sudalah, Gak usah menghibur pakde.  Ajal pakde sudah tiba.  Ketahuilah, Bahwa bapak ibumu meninggal itu akibat kesalahan pakde. Tolong katakan. kamu memaafkan pakde". Kata pak Darjan terputus-putus.

Ummi mengangguk dan berkata:
"Tuhan itu maha pemaaf, dan Ummi telah tulus memaafkan pakde. Jadi pakde harus sembuh" Kata Ummi lirih, sambil dipegangnya tangan pak Darjan.

"Anakku Ummi dan Sugeng.  Mengabdilah dg jujur, agar hidupmu tenang" katanya . dipandangnya bergantian, Mama Silvie, pak Tjandra, Mama Endah dan Jojo.

"Aku lelah, mau tidur" Katanya dan pak Darjan menutup matanya, dan Denyut nadinya berhenti. 

Melihat suaminya sudah berhenti bernafas.  Bu Karmi menangis meronta-ronta.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience