# 23

Family Series 5583

"Yank, sudah malem. Mimi gak bobo?".

"Mimi, pengen nemenin Pipi".

Dikecupnya kening Ummi. Lalu mereka berdua menuju tempat peraduan.

Degup jantung Ummi meronta.
bak kumpulan kuda liar berlari tunggang langgang... sejenak...
Ditenangkannya..., sesaat lalu detaknya kembali jinak...

Hening......
....

.

... Tanpa suara...
..
. .
. ini
. ... Nyamukpun seakan tak berani bergerak.... Diam, terpana, menyaksikan sepasang pengantin baru.... baru....

Cicakpun berlari, sembunyi malu, takut kalau nanti mengganggu.
Tanpa suara.  Tanpa kata.  tanpa dan... tanpa........ bla.. bla... bla..

Hening, sunyi, senyap. dan....

Masih seperti hari kemarin...
Hingga pagi datang menjelang. Tak seperti yg Ummi harapkan.

Ummi menghitung hari...

"Ini, hari ke 179".  Katanya dlm hati.  Dikecup bibir si Jo. perlahan.  Diselimutinya sang Arjuna pahlawan hati, penyemangat hidupnya.  Lalu dia bangun.  Keluar  dan duduk di amben.

"Ini masih terlalu malam untuk bangun nak". Kata Mama Endah perlahan, yg memang sudah terbiasa jam segini duduk di kursi dekat kamarnya.

"Mungkin suamimu masih ingin min.....". Kata Mama perlahan.

"Enggak Ma". potong Ummi ditengah kata Mama.

Didekatinya Ummi, lalu....

"Mama ingin cepat menimang cucu". Bisik Mama sambil merangkul pundak Ummi.

"Ma,...". Sapa Ummi.  Merekpun berdua duduk di amben itu.

"Ya, sayang, ada apa?".

"heem, gak. ..".  Ummi membatalkan keinginannya untuk bertanya.  Tapi Mama Endah merasakan ada sesuatu yg ingin ditanyakan dan itu sangat penting, namun dia tau, bahwa menantu kesayangannya enggan untuk mengatakan.

"Katakan, apa yg ingin kau sampaikan pada Mama ".

"enggak, Ma".

"Pasti, mengenai suamimu ya?"

Ummi tak menjawab, ia hanya mengangguk.  Diajaknya Ummi ke kamar Mama.

"Ceritakan pada Mama, apa yg terjadi?". Katanya lirih.

"Ini hari pernikahan Ummi yg ke 179 hari"

"Kenapa sayank, ada sesuatu yg  mengganjal?, atau suamimu kasar padamu? apa dia telah mengecewakanmu?".  Tanya Mama perlahan hampir tak terdengar.

"Enggak Ma, mas Jo, terlalu sayank sama Ummi ".

"Terus.?!".

"Sampai detik ini Ummi....".  Dia menghentikan dan tak melanjutkan kata-katanya. 

Keduanya terdiam.  Entah apa yg mereka pikirkan yg jelas keduanya berfikir tentang si Jo dg bayangan dan arah masing-masing.

"Sayank, apa Suamimu .. bla bla..... bla..bla..bla..bla..
.... wes...wes...ss...wes........( pertanyaan orang dewasa )
.....     ..,.. ...... ..,
......... ... ..... ... .... .... ..
........      ...     ..." Tanya Mama.

"Enggak Ma.." Jawab Ummi.

"Apa dia anu.... bla bla bla bla.......?®©%¥^°¢÷¢÷¢°™€=€=€×¢°™™¢?€=%=××€{€?¢°%?°¢¢={%×÷°™¢°%=€×÷°™?€=¢××%=°?¢{€¶%×=¢>>>>>™°=•??>>".

"Enggak Ma.."  Ummi berhenti sejenak lalu.

"Ummi mencoba untuk memahami.  Dia terlalu sayank sama Ummi.  Dia menjaga Ummi.  Saking sayanknya hingga kini dia berusaha untuk bertahan. Setidaknya itu yg mas Jo pikirkan dan ia lakukan. sepanjang ini".

"Jadi selama itu....kalian..be.....".  Kata Mama heran sedikit meyakinkan apa yg dia dengar dr Ummi.

"Bener, Ma,...."

"Terus kalau nak Ummi kepi......?"

"Ummi mencoba untuk mengalihkan pikiran itu hingga tertidur.."

"Terus....?".

"Ada kalanya Ummi gak tahan... tp..  Terpaksa Ummi hanya  memegang kunci itu hingga Ummi tertidur...".

"Maafkan suamimu ya nak, dia memang polos".

"Ummi tau Ma.... Jujur, justru Ummi bangga dan kagum kpd suami Ummi, yg mampu mempertahankan pendiriannya, walau menurut kita kurang pas". kata Ummi bangga.

Sementara itu, si Jo terbangun.  Dilihatnya Ummi tak berada disisihnya.  iapun mencari, dan didapatnya sedang berbincang dg Mama.

"Sayank, ini masih jam berapa ini ?  Ayo bobo".  Digendongnya Ummi setelah ia mencium pipi Mamanya.

"Selamat Bobo Ma".
Si Jo menuju kamarnya, sambil menggendong Ummi.  Didekapnya erat. Dibelainya. Diciumnya. Dipandanginya.

"Hari ini kita libur dua hari.  Jadi kita bisa bangun agak siang". Bisik si Jo, sambil tersenyum.  Lalu memejamkan mata.

Saat, saat seperti ini.  Dalam hati Ummi berkata "Seandainya kunci itu..... aaaaah !!!" . Dia mengusir bayangan itu, lalu memejamkan mata.  Dan tertidur dlm pelukan sang Arjuna.

*******

Pagi ini. Mama sengaja mengkondisikan agar mrk bertiga dpt duduk bersama.  Mama ditengah, samping kiri dan kanan, si Jo dan Ummi.  Mama merangkul mrk berdua.

"Sayank... kini kau sepenuhnya milik nak Ummi.  Begitupun sebaliknya".  Sambil bergantian Mama melihat mrk.

"Apapun, yg kalian rasakan. Harus kalian rasakan berdua.  Intinya adalah, Kalian berdua harus saling terbuka".  Mrk berdua menyandarkan kepala di pundak Mama.

"Jo. Kamu punya kunci, dan Ummi yg membawa almarinya.  Kamu harus sering membuka almari itu, supaya apa yg tersimpan di dalamnya dpt kamu nikmati bersama". Lanjutnya.

"Dlm almari itu , ada simpanan kasih, kemesraan, ketulusan, semangat, senyum, kesetiaan, kehangatan kebahagiaan, dan masih banyak hal tak terduga yg akan kalian rasakan berdua".  Lanjutnya..

"Dulu, saat Mama menikah. Dan malam itu jg,  Mama mengijinkan Papamu untuk......".  Saat Mama menceritakan kenangannya, Ummi sedikit agak malu mendengarnya.  Itulah sebabnya dia berdiri dan ingin meninggalkan mrk berdua.  Agar Mama dpt  bercerita dan suaminya bisa mendengar. Ummi tau bahwa Mama sedang memberikan nasehat kpd suaminya lewat cerita.

"Ummi, disini saja. Jangan pergi". Pinta Mama.

"Kami berdua terbiasa berbicara terbuka dan apa adanya.  Apalagi sekarang ini Ummi telah menjadi Bagian dr keluarga ini". Lanjutnya, sambil memegang tangan Ummi.

Mamapun melanjutkan kisahnya.

"Seperti sehabis mandi, begitulah mama menyiapkan dan merelakan diri, agar Papamu, Membuka almari yg Mama punya ".

Diceritakan semua. Mulai dari A sampai Z, kemudian dari Z menuju ke A.  Begitulah Mama menceritakan  kenangan itu.  Begitu juga malam berikutnya.  Tanpa diSENSOR sedikitpun. 

Mama Endah jg menceritakan, bagaimana Harus ekstra hati-hatinya pertama membuka lemari yg Mama punya.

Tak ubahnya mengajari saat pertama kali pegang pensil, cara membuat garis, bulatan, segitiga, gambar bendera, angka satu, hingga membuat huruf ABC. Begitu jg Mama mengajarkan membuka almari kpd anak semata wayangnya.

"Maafkan, Pipi ya tayank.  Pipi gak bermaksud menyakiti Mimi.  Pipi anggap apa yg telah Pipi lakukan adalah bentuk kasih yg tulus".  Kata si Jo.

" Trimakasih Ma.  Mama telah membuka kebodohan Jo selama ini.  Dan Jo berjanji akan melakukan apa yg telah Mama sarankan.."

"Maafkan Pipi ya Tayank".   Dipeluknya Ummi dan Mamanya.m

"Mimi jg Minta maaf, Mimi memang tak pernah meminta.  Dan Selama ini Mimi hanya menunggu.  Mimi kira itu jalan terbaik yg bisa Mimi lakukan"

"Ya sudah.. Kalian berdua gak ada yg salah.  Sudah sana..."

Ummi jadi tersipu malu, mendengar apa yg dikatakan Mama.

"Sudaaaaah, sanaaaaaa... dah siang kok ini.  Almarinya bisa dibuka, inget pesan Mama. PELAN-PELAN" Pintanya sambil tersenyum.

Mrk berduapun masuk ke kamar.  Ummi menoleh ke Mama dg wajah merah merona, dan Mama memberi isyarat dg tangannya, agar Ummi segera masuk.

"Seratus tujuh puluh sembilan hari....?" Tanya Mama dlm hati sambil tersenyum sendiri.

Seperti orang tua yg menunggu anaknya dihari pertama masuk Sekolah Taman Kanak-kanak.  Mama menunggu kabar sukses mrk berdua dg penuh kecemasan.
_____

"Horrrrrrre...!!!!  Maaaaaaaa, Jojo sudah bisa menerbangkan layang-layaaaaaaaaaaaang... Jojo Hebaaaaat Maaaaaa....".

Teriak si Jo, saat layang-layang sudah tinggi melayang...

Mak Ijah (Panggilan Mama Endah saat itu ) Tertawa riang, ikut bersorak sorai dan ikut berteriaaaak..
"Horeeeeee... Jojoku HEBAT... Sudah bisa memerbangkan layang-layaaaaaaaaaaaang!!".

"Mama aaaaaaa juga Hebaaaaaaat.... sudah sukses ngajarin Jojo  jd Hebaaaaaaat".

"Nanti kita rayakan dg bakar ayam, sambel lombok ijo, kulup daun singkong dan daun kenikir" 

"Siiiiiiiiip, Jojo setujuuuuuu...".

"Anak Mama memang hebat"

"Mama juga..."
Dekapan Jojo dr belakang, disertai ciuman yg ditekan gemes
Membuat Mama Endah terbuyar dari lamunannya.

"Ma..".

"Ya... sayang.."

"Makasih, ya....".  Diciumnya pipi Mama sekali lagi dg tekanan yg lebih kencang.

"Aduuuuuuuh.  Sakiiit tauuuu!!!".

"Mama, inget gak, waktu kita berkunjung ke rumah Opa dulu?"

"Iya, kenapa?".

"Dulu waktu Jojo naik bus !"

"Heeee'emm" .

"Waktu Jojo mau muntah, Mama menyuruh untuk menahan, hingga sampai tujuan.  Dan Mama bilang.  Malu, masak baru naik sudah muntah?".

"Heeeee'eeemm.  Mama inget !".

"Jojo mampu menahan untuk gak muntah, sampai turun di  terminal.  Dan Mama belikan Jojo hadiah kan ?"

"Iya, Mama belikan Jojo sate kambing kan ?!".  Jawab Mama.

"Barusan tadi Jojo mampu menahan untuk tidak muntah hingga berhenti di tiga terminal.  Setelah itu baru Jojo gak bisa nahan....dan . akhirnya.... Jojo kasihan sama Ummi jd belepotan muntahnya Jojo.   Semoga dia gak marah ya Ma "

"Ma... berarti Jojo berhasil membuka almari dg sukses... kan Ma ?"

"Waaaaaooooooooo".  Kata Mama,  sambil menutup mulutnya yg melongo dg kedua tangannya.

"Inget ya, jangan bilang siapapun... ini rahasia kita bertiga" Lanjut Mama.

******BERSAMBUNG.......

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience