Part 39

Family Series 5583

Pagi cerah, udara segar menghiasi suasana di desa ini.  Seperti biasa kicau burung liar masih bebas berciut saling saut menyaut.  Bertengger di dahan, pamerkan suara merdunya. Terbang kian kemari dan sesekali hinggap dan melompat kedahan satu ke dahan lainnya.

Kokok ayam tak ketinggalan, meramaikan suasana.  Kegiatan para petani menuju kesawah maupun ladang adalah hiasan khas desa.  Ada yg menggiring sapinya menuju ke sungai, ada yg memanggul cangkul menuju kesawah.

Sesekali mobil pick up mengangkut hasil bumi, siap dibawa ke pasar.  Cikar (gerobak yg ditarik dg sapi ) perlahan lewat dijalanan itu.

"Nuwun sewu, permisi".

"eeeeeee, dik Ambar, silahkan masuk". Sambut Ummi ramah.

"Ini, kiriman mak Siti, sekaligus menyampaikan  undangan kpd keluarga disini untuk ikut mendoakan dan menghadiri acara pernikahan, Mbak Ayu dan Kang Sukiran ".

"O iya, terimakasih. Terus kapan nick giliran dik Ambar? nanti kalau dik Ambar yg menikah, saya janji bakalan mbiyodo kok sampai acara pesta selesai" Kata Ummi sambil menerima bungkusan terbuat dr daun jati yg diikat dg janur.

Adat kebiasaan kampung desa ini, kalau mengundang untuk acara Pernikahan ataupun sunatan, selalu disertai bingkisan berupa nasi, lauk serta beberapa macam kue.

"Beneran ya mbak !, tp mungkin habis panen tembakau dua atau tiga bulan lagi. Kalau begitu Ambar pamit dulu ya mbak"
____

Sementara itu, pak Tjandra, Rama dan Mama Silvie, dlm perjalanan menuju rumah Ummi bersama sang supir andalan yaitu pak Tarjo.

"Semua ijin sudah kita kantongi, terus rencana pembangunannya sendiri kapan kita mulai Pa?".

"Apa gak sebaiknya kita adakan sukuran, kita undang para danatur, pejabat daerah untuk peletakan batu pertama tho Pa". Kata Mama Silvie.

"Hem, itu pasti.  Tapi persiapan seperti perataan tanah dan lain-lain itu kan sebelum peletakan batu pertama". Jawab Pak Tjandra.

"Pak, mampir ketempat biasanya.  Aku mau beli Lumpia sama Martabak kesukaan Ummi dan Jojo". Kata Mama Silvie.

"Sekalian aku belikan lumpia basah isi rebung dan ayam cincang ea Ma". Pinta Rama.

Usai membeli oleh-oleh, mrk berempat segera meluncur.   Saat mrk sampai di rumah Mama Endah.  Ummi dan Jojo duduk di amben bambu dibawah pohon mangga.  Ummi membaringkan kepala di pangkuan Jojo sambil memetik gitar, entah sudah berapa lama.

Saking asiknya mereka bernyanyi, hingga pak Tarjo membukakan pintu mobil buat Mama Silvie tak mereka sadari.

"Neng...asiiiik banget berduaan?". Teriak pak Tarjo.

Mereka berdua terperanjak dan bangun. dihampirinya Mama Silvie cipika- cipiki lalu dipeluknya erat.

"Gimana sayang?  Sudah jadi?". Bisik Mama Silvie sambil tersenyum.

"Sudah kami kebut Ma, tp belum jadi.  Atau mungkin terlalu ngebut kali, Ma ?". Jawab Ummi sambil ketawa renyah.

Sementar itu Mama Endah berjalan menghampiri Mama Silvie.  Dipeluknya Mama Silvie, didekapnya erat-erat.

"Waoooo, Cantik sekali tamannya, Jadi makin betah dech kak Rama tinggal disini ". Katanya, sambil memandang disekeliling halaman.

"Mas Jojo dan pak Somat yg ngerjain saat libur.  Biar kayak halaman rumah Papa katanya". Jawab Ummi.

"Itu di bale besar tempat apa?".

"Stodio Lukis,  Mas Jojo saat-saat dia kepingin melukis.  Akhir-akhir ini dia sering menghabiskan waktu luangnya disana". Jawab Ummi.

"Waduh!!!.. berarti waktu untuk adiknya kakak, keganggu donk ?  Terus gak ada waktu buat bikin telinga, lutut, kaki, hidung........ "

"iiiiiiiich, ya enggaklah. Yg itu sih, jalan teruuuuuuuuuuuuuus...". Jawab Ummi sambil ketawa ngakak, dan mencubit pinggul Rama, Kakaknya.

Setelah beberapa saat lamanya beristirahat, mereka membicarakan rencana kedepannya, dan diputuskan mengundang pejabat setempat, untuk peletakan batu pertama.

____

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience