Part 29

Family Series 5583

"mbak, kopi tiga... kental manis.."

"buk.. nasi campur, es teh manis"

"mbak, rokok.  Kopi satu"

"Buk, pisang goreng dua, es teh, tahu isi.  Sama nasi campur, berapa semua?"

"Dua puluh tiga, ambil pisang goreng lagi satu biar pas dua puluh lima". Jawab Atun.

Lumayan juga ramainya.
Apalagi pagi sebelum masuk kerja dan waktu istirahat.  Atun bisa kualahan ngelayani pembeli.  Warung memang buka sampai jam lima, dan hanya buka 5 hari dlm seminggu.  Jd selebihnya bisa dimanfaatkan untuk berkumpul dg keluarga.

Masakan yg dijual jg gak banyak macam.  Sup, nasi campur, Rawon dan Soto.

Apalagi, saat ini.  Ada tukang bangunan. Jadi pembelinya lumayan banyak.  Belum lagi Para supir yg lagi antri, menunggu giliran mengambil beras. Biasanya mrk  Nganfas (pedagang keliling yg melayani warung, atau  melayani grosir berskala kecil.)

Beruntung, warung yg dibangun tidak terlalu kecil.  4 x 10 m.  Sedang terasnya jauh lebih lebar.  Yaitu 6x10m.  Jadi  para supir bisa nongkrong  sampai puas, tp tidak sampai mengganggu pembeli yg lain.

Dibawa pohon rindang jg disediakan meja kursi.  untuk santai.  Baik yg belanja, atau sekedar beristirahat menunggu giliran.

Melihat warung yg digagasnya, benar-benar membuahkan hasil, Jojo sangat senang.  Menurutnya.  Memberikan alat memancing jauh lebih berarti daripada memberikan ikan. 

*******

Pak Darjan dan bu Karmi Orang tua Atun, sekaligus mertua Sugeng siang itu datang menjenguk anaknya.

Sari, Mirna dan Imron cucunya diajak juga.

Sari tamat SMP tahun ini. Mirna masih duduk dibangku kelas 6 dan Imron masih belum genap setahun. Imron inilah yg lahir melalui oprasi, krn ada kelainan di rahim ibunya. Sehingga menghabiskan dana yg tidak sedikit. Disamping itu,  Ummi meminta penanganan serta.
perawatan medis serba vip.  Buat Ummi keselamatan Ibu dan anak jauh lebih berharga dibanding materi.

Sore itu, sehabis menutup warung.  Pak Darjan beserta istri anak dan cucunya. Melihat bangunan rumah yg hampir selesai, namun dalamnya sudah penuh dg perabotan.  Kamar sudah lengkap terisi.  spring bed, Almari pakaian, kaca rias dan tv 29 inc.  Dua kamar lainnya juga sama.  Hanya bedanya  meja belajar sebagai ganti kaca rias.

"Dapur bersih, dilengkapi dg rak yg menempel didinding.  Kok bisa gak jatuh ya?". Katan Mirna heran.

"Lha ini ..Rak berjajar  kok cuma untuk tempat perlengkapan dapur?. diatasnya ada kompor gas.  Waaaoooo.  yg sebelah pojok ini pasti pake nyuci piring". Tambahnya.

"Itu kan kayak di tipi yg di pilem senetron lah ndok". Jawab mak Karmi.

"mbok ya jangan keliatan ndesani gitu tho.  Biar gak dikira kita ini orang kampung.  Cukup heran dalam hati wae laaaah".
Kata pak Darjan sedikit ketus.

Atun dan Sugeng cuma ketawa, melihat kedua anaknya, terheran-heran.

"Kita akan tinggal disini ndok.  Tapi kamu harus rajin bantu emakmu. Kita harus bekerja sama, saling membantu.  Sehingga pekerjaan akan terasa ringan". Kata Sugeng.

"Beeeeeeres boss". Serentak mereka berdua menjawab.

"Bapak janji.  Tahun depan pasti Sari bisa masuk SMA. Kan sekarang emak, bpk sudah punya kerjaan terap.  Bahkan bpk janji, kalau kamu SMA nanti tak belikan sepeda motor.  Biar bisa pulang cepet, terus mbantu emakmu".

"Amiiiiiiin". Jawab Sari.

"Untuk Mirna, kamu sementara  sama mbah Karmi.  Nanti kalau, masuk SMP baru tinggal sama bpk".

"Waaaaaaaaaaaaaaaaa?!". Kata Mirna sedikit kecewa.

"Tapi kalau liburan kan bisa nginep sini. Terus sabtu sore sama minggu bisa tinggal sisini.  Nanti dijemput sama bpk".

"Naaaah... ituuuu, baruuuuu Mirna setuju".

******

Matahari tlah resmi terbenam,  Malam masih malu menebar pesonanya. 

Pak Darjan, istri menantu, anak dan cucunya berjalan menuju rumah Mama Endah.

Sementara mrk bertiga asik bernyanyi.  Ummi yg bermain gitar.

Hari kian bergulir
Semakin dekat dirimu di hatiku
Meskipun tak terucapkan
Ku merasakan dalamnya cintaku

..., "Ayooo Mama yg lanjuti". Kata Ummi

Jangan berhenti mencintaiku
Meski mentari berhenti bersinar
Jangan berubah sedikitpun
Di dalam cintamu ku temukan bahagia

"Ummi.. ayo lanjut" Kata Mama

Jalan mungkin berliku
Tak kan lelah bila di sampingmu
Semakin ku mengenalmu
Jelas terlihat pintu masa depan

"Ayo. Pipi Lanjuuut ". Kata Ummi

Jangan berhenti mencintaiku
Meski mentari berhenti bersinar
Jangan berubah sedikitpun
Di dalam cintamu ku temukan bahagiaaaaa.....

"Ayo kita sama-samaa" Kata Mama.

Jangan berhenti mencintaiku
Meski mentari berhenti bersinar
Jangan berubah sedikitpun
Di dalam cintamu ku temukan bahagiaaaaaaaaa.....

Jangan berhenti mencintaiku
Meski mentari berhenti bersinar
Jangan berubah sedikitpun
Di dalam cintamu ku temukan bahagiaaaaaaaaa.....

Jangan berhenti mencintaiku
Meski mentari berhenti bersinar
Jangan berubah sedikitpun
Di dalam cintamu ku temukan bahagiaaaaaaaaa.....

"Kulo nuwuuuuun..... permisiii.." Kata Atun.

"aaaaaaaiiiis... monggo pinarak.... Silahkan masuk". Jawab Ummi.  Sambil meletakkan gitarnya.

"Maaf, heeeemmm.  Jadi mengganggu ya?".

"Nggak kok mbak, kami lagi nyantai niiich". Kata Ummi.

"Ayo, masuk. Kok bengong.  Aduh Cantik bingit, siapa namanya?" Tanya Mama Endah, sambil menyalami Sari dan Mirna.

"Mirna"...

"Sari"....

"Ayo silahkan duduk" Lanjutnya.

********Bersambung..

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience