Get the app for full experience
Wajahku , tidak sentiasa terhias dengan senyuman
Bahagiaku , tidak sentiasa bisa ku zahirkan
Kecewa ku , tidak sentiasa bisa ku pendam
Tiba masanya , terpaksa juga ku luahkan
Berbicaralah aku bersama sang pena
Menarilah ia diatas kertas putih
Berguguranlah air mata bercorak membasahi kertas
Bebaslah kedukaan sari hati yg terluka
Beriringkan melodi dari Sang Tuhan
Kedinginan haba menerpa jiwa
Mendungnya awan berhias guruh
Titisan hujan ku jadikan tatapan
Awan yg cerah juga bertukar mendung
Disaat sang aaan terasa keberatan
Turunlah hujan sebagai penyelesaian
Awan , juga menangis
Melepaskan keberatan yg diraaa
Disaat ia tidak mampu bertahan lagi
Begitu juga aku , manusia biasa
Yang menangisi kepahitan juga kedukaan
Disaat aku , mencapai limitasi
Bergembiralah aku dibawah langit mendung
Menangislah aku ditemani tangisan hujan
Dan tersenyumlah aku disaat pelangi tiba
Menghiasi langit yg kembali cerah