BAB 31

Hari bersilih hari,kini tibalah masanya Malissa keluar melanjutkan pelajaran.Perasaannya bercampur baur kini.Sebelah hati kata seronok,sebelah hati lagi kata rindu.Benar,dia telah keliru!

"Sayang,"Marzuki memanggil Malissa yang sedang termenung jauh.Dia pun melihat suaminya.Seketika perasaan gundah terus menghilang.

"Nanti kalau ada apa-apa,sayang call je abang ye,"kata Marzuki,lembut.Malissa menggangguk.Entah kenapa dia terasa ingin menangis.Cuba dia menguatkan perasaannya namun apakan daya,tangisan itu sudah terlihat di mata.

"Aww sayang jangan nangis,"kata Marzuki dan menggosok-gosok lengan isterinya.Sungguh,dia juga sedih apabila Malissa perlu pergi melanjutkan pelajaran namun apakan nasib,itu adalah impian isterinya.

Malissa menunduk,menyandarkan kepalanya di bahu suaminya sambil matanya melihat tasik yang luas terbentang di depan mata.Dia perlu kuat!

"I'm gonna miss you,"kata Malissa,cuba menahan esakannya.Dia tidak pernah tinggal berjauhan dengan keluarganya.Sewaktu di sekolah,tidak pernah ibu dan ayahnya meninggalkan dia berjauhan.Kini,dia perlu berjauhan dengan mereka tambahan pula dengan suaminya!Bagaimanakah mungkin dia boleh hidup bersendirian.

"Sayang jangan risau ye..In Shaa Allah,abang akan usaha lebih so kita boleh jumpa dua bulan sekali.Okay?"Malissa mengangguk.

"Cantik tasik ni,"kata Malissa,cuba menenangkan hatinya yang kusut dengan mengubah topik perbualan.

"Betul,cantik sangat,"kata Marzuki.Tangannya tidak lepas daripada lengan isterinya.Sungguh,sosok ini akan dia rindukan!

(malamnya)

Malissa tersenyum memandang kawan-kawan rumahnya.Kekok.Itu yang dia rasa.Tetapi,bolehkah dia bertahan?Mungkin..

Tiba-tiba,telefonnya berbunyi.YEAY,panggilan daripada suami tercinta.Dia pun terus mengangkat nombor tersebut.

"Hello,"

"Sayang,abang dah sampai rumah,"

"Alhamdulillah.Baguslah,"

"Okay kat sana?"

"Okayy,boleh nampak KLCC dari sini,"

"Waww,iyee??Nanti tangkap gambar,bagi dekat abang ye,"

"Okayy,"

"Dah mandi ke??"

"Dah.."

"Mandi,ambil wudu dulu,jangan lupa bersihkan katil tu..Lepastu baca doa yang abang ajar tu,"

"Baik boss,"

"HAHAHA,bagusnya isteri saya ni,"

"Heheheh biasaa~"keadaan menjadi senyap seketika.Masing-masing tidak tahu apa yang perlu dikatakan.Kaku.Hati rindukan pandangan,badan rindukan sentuhan dan minda rindukan ciuman.

"Sayang,"

"Hmm?"

"I miss you already,"

"Me too,"

"Allah will make sure that you will be successful in your life and achieve all the things that you want.I will always pray for you sayang.I will always say your name and pray for you,"

"Thank you abang.Sayang hargai sangat-sangat,"Marzuki tersenyum.Mendengar suara Malissa dari dalam talian tidak pernah cukup untuknya!Dia perlukan isterinya di depan mata!

Malissa mengetap giginya.Jangan menangis Malissa,please..

"Abang,"

"Ye sayang?"

"Sayang letak dulu ye.."

"Okay sayang.Selamat malam sayang.Sayang abang tidur elok-elok ye.Sayang abang jangan lupa baca doa ye.Sayang abang usaha sungguh-sungguh ye,"

Malissa tersenyum malu mendengar suara Marzuki dari talian.Entah bagaimanalah dia boleh bertahan jika sudah begini?

"Baiklah abang.Pape roger okayy~"

"HAHAHAH yes ma'am,"

"Assalammualaikum abang,"

"Waalaikummussalam sayang,"talian pun dimatikan.Suara isterinya masih terngiang-ngiang di telinganya."Ouh sayang,abang rindu sayang,"kata Marzuki,memejamkan matanya.Berharap agar dia boleh lena tanpa pelukan isterinya di sisi.

Adakah ini cinta?
Terasa sakit pabila engkau tiada,
Adakah ini jiwa?
Terasa hilang bersama wangian yang engkau guna,
Adakah ini gila?
Terasa dunia gelap dihapus cahaya,
Adakah ini sementara?
Lenyapnya angin di padang sahara,
Akulah manusia yang sesat di gurun,
Dan engkaulah tiupan yang datang menyejuk,
Kehadiran engkau membawa cahaya di pintu yang tutup,
Kehilangan engkau memberi seribu asbab mengapa dunia bisa hancur,
Bukankah ini yang dikatakan lara?
Pabila cinta akhirnya membara?
Bukankah ini dikatakan dusta?
Pabila fikiran mula lantang menyebut nama?
Sentuhan engkau masih setia,
Ciuman engkau masih dirasa,
Ouh Malissa isteriku yang tercinta,
Engkaulah salah satu sebab aku anggukkan untuk dunia. - Marzuki