"Ya..." Angguk mereka.
++
1 jam telah berlalu, kamipun menghabiskan jamkos itu untuk voting kegiatan hari guru khusus untuk surprise Bu Riza. Alhasil voting paling banyak anak kelas setuju. Tapi entah mengapa selalu saja Putra-Fares-Violet yang tidak pernah setuju setiap diadakannya voting. 'Aish, punya masalah hidup apa sih mereka.' batinku kesal.
"Weh, kalian bertiga gak jawab kah?" Tanya Arsal kepada mereka, siapa tahu mereka akan berubah pikiran untuk menjawab.
"Gak!" Ketus Violet sembari memalingkan wajah kearah lain.
'A***** lah songong amat.'
"Demen amat kagak jawab, iri bilang bos..." Sindir Hania sembari terkikik geli.
"Apa lo! Bisa diem ga! Gak usah ikut campur urusan orang lain ya sukanya!" Ketus Fares yang tidak senang dengan sindiran Hania barusan.
Hania yang mendengar ucapan dari Fares hanya merespon dengan meletan lidah yang dihadapkan kearah Fares. Anak kelas yang melihat tingkah mereka berdua pun tertawa puas.
++
Skip!! (Home)
?Arga : "Hania!"
?Hania : "Ap?"
?Arga : "Lu peka gak sih?"
?Hania : "Apa sih! Gak jelas lu begoo. Kalau ngomong jan setengah-setengah!"
?Arsal : "Lu aja yang gak peka Han."
?Hania : "Gak peka apasih?"
"Die tu suka ama lu aish.": Anda
?Hania : "Wtf!?"
?Arsal : "Iye, selamat ya mbak Haniaaa."
"?." : Anda
?Arsal : "Udah tu sana dikejar cowoknya eaaa, woy bro gak usah sok diread doang deh."
Arga : "F*** kata gue teh."
Aku yang sedari tadi tertawa pun tiba-tiba berhenti karena mendengar kanjeng mami memanggil.
"Ada apa ma?" Tanyaku sembari melirik kesamping kanan yang tidak sengaja mendapati adikku menangis. 'Halah kalau gak minta main hape apa lagi, ujung-ujungnya juga hape gue yang jadi korbannya.' batinku.
"Nih adikmu minta main game, pinjemin sana hpmu." Jawab Mama sembari mengulurkan tangan meminta handphoneku.
"Halah, mesti'i looo, maaa haruskah hpku yang jadi korban?" Mohonku siapa tahu mama akan berubah pikiran.
"Udahh mana hp kamu, lagian entar sebentar lagi dia juga udah dibeliin hp sendiri." Jelas mama kepadaku.
"Ya udah nih." Ucapku sembari memberikan handphoneku kepada mama.
"Sayang, nih hpnya, jangan nangis lagi yaa" ucap mama kepada adikku sembari memberikan handphoneku kepadanya. Aku yang melihatnya hanya bisa sinis sembari mengulang ucapan mama barusan dengan mengganti semua huruf a menjadi i.
"Nduk." Panggil mama tiba-tiba yang mengharuskan aku untuk menoleh kearah mama.
"Kenapa lagi maaa?"
"Bantu mama cuci piring gih." Suruh mama padaku yang sedari tadi sibuk memasak untuk makan malam.
"Ya." Jawabku malas. 'Susah ya jadi kakak disuruh sana sini, dimarahin pula, aish.' batinku sembari sedikit mengomel sendiri.
Kring!!
Terdengar suara handphone berbunyi, yang sepertinya adalah handphone milikku yang saat ini posisinya sedang asik dibuat mainan oleh adik.
"Galang, kakak pinjem hpnya dulu gih." Mintaku sembari mengulurkan tangan untuk meminta handphone itu.
"Nih."
"...Ok thanks."
? (HANIA)
"Ya halo Han?"
"Lu lagi gak ngapa-ngapainkan?"
"Gak sih, cuman lagi cuci piring."
"Oh gitu...Ya udah deh gak jadi, sorry ganggu ya."
"F*** gak gitu jugalah, gak ganggu kok, kenapa?"
"Entar malem ketemuan bisa gak di cafe kayak biasanya?"
"Ok boleh."
"Sip! Gue tunggu nanti malem ya jam 7."
Akhirnya kami berdua pun mengakhiri telepon, dan setelah itu aku melanjutkan membantu kanjeng mami lagi.
--------
WORK
KhalilaRezqy.
WORK TITLE
BLP (Basketball Loving Powerhouse).
PLAYED BY
Zhao Lusi As Kairla.
Ding Chengxin As Leo.
Next episode 8!!
(◍•ᴗ•◍)❤
Share this novel