BAB 13

Romance Completed 15523

Andre sudah menunggu. Meskipun tampak santai, lelaki itu tegang dan
kelihatan sekali sangat mencemaskan Saira,

“Bagaimana keadaanmu?” Andre menarikkan kursi bagi Saira untuk duduk,
sesuatu yang tidak pernah dilakukannya sebelumnya.

“Aku baik-baik saja.” Saira berusaha tersenyum tegar, “Tetapi perasaanku
tidak.” Lanjutnya serak.

Andre menatap Saira dan mengernyitkan keningnya, “Kau baru dua hari
menikah dan Leo sudah bersikap seperti ini. Kalau begini aku jadi
menanyakan motivasinya menikahimu.” Andre menatap Saira hati-hati,
“Apakah mungkin dia sedang berusaha menjebakmu dalam pernikahan ini
Saira?”

“Menjebakku?” Saira menatap Andre dengan bingung, “Tetapi kenapa? Demi
alasan apa?”

“Aku tidak tahu.” Andre mengangkat bahunya, “Semula aku sempat curiga
dengan sikap Leo yang mendekatimu dengan begitu intens dan cepat, bahkan
kemudian melamarmu padahal hubungan kalian baru semumur jagung.” Lelaki
itu duduk di kursi depan Saira dan menghela napas panjang, “Tetapi aku
melihat betapa kau mencintainya, dan aku berpikir bahwa kau sudah
menemukan belahan jiwamu.”

Hati Saira terasa sakit mendengar kata-kata Andre, itu sama seperti yang
dikatakan Leo kepadanya dulu sebelum menikahinya. Bahwa Saira adalah
belahan jiwanya, bahwa Leo tidak perlu berlama-lama lagi menunggu untuk
menikahinya karena dia tahu pasti dia sudah menemukan belahan jiwanya,

Tetapi tentunya seseorang tidak akan bersikap kasar dan penuh kebencian
kepada belahan jiwanya bukan?

“Aku akan mencari tahu Saira. Aku tidak rela kau diperlakukan begini
tanpa tahu alasannya.”

Saira menghela napas panjang, “Tetapi jangan berkonfrontasi dengan Leo,
Andre, dia... dia sepertinya menuduh kita menjalin affair di belakangnya.”

“Itu konyol.” Andre menghela marah, “Kalau dia tahu yang sebenarnya dia
akan malu karena pernah menuduhmu.”

Saira memalingkan muka, menahan tangisnya yang hampir tak terbendung,
“Aku mencintainya, Andre... sangat mencintai Leo, tidak pernah aku
merasakan perasaan ini sebelumnya kepada lelaki manapun...
tapi...aku...” Suara Saira serak, dia menelan ludah dengan susah payah,
menahan sesak di dadanya, sebutir air mata bergulir dari matanya, tanpa
dapat dia tahankan,

Andre menatap Saira yang menangis, lalu mendekatinya, dan berdiri di
sebelah Saira, lalu memeluk Saira yang masih duduk di kursi, tampak
begitu rapuh dan lelah dengan kesakitannya.

“Oh sayangku.. kasihan sekali dirimu, sayang.” Andre memeluk Saira, dan
Saira menumpahkan segala tangisannya di sana, di pelukan lelaki yang
sudah dikenalnya sejak kecil, yang sudah dianggapnya sebagai saudara
kandungnya sendiri.+

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience