BAB 29

Romance Completed 15523

Leo pulang masih dengan hati berkecamuk, bingung harus berbuat apa. Di
satu sisi dia merasa harus menjalankan apa yang disebutnya sebagai
rencana balas dendam, tetapi di sisi lain, nuraninya memberontak
mengingatkannya bahwa Saira sedang mengandung anaknya.+

Dan Saira sedang menunggunya, menatapnya dengan matanya yang lebar dan
indah di ruang tamu. Entah berapa lama perempuan itu menunggunya,
bukankah dia seharusnya sudah tidur? Bukankah perempuan hamil
seharusnya tidur cepat?

Leo melirik jam tangannya, sudah hampir jam dua belas, dia kemudian
bergumam dingin kepada Saira, “Bukankah seharusnya kau sudah tidur?”

“Aku menunggumu, kita harus bicara.” Jawab Saira singkat, menatapnya
penuh tekad.

Leo mengernyit. Kalau saja dia malam ini tidak pulang dan memutuskan
menginap di rumah untuk Leanna, akankah isterinya ini menunggunya sampai
pagi?

“Kita bicara besok saja, aku lelah.”

“Apakah ada perempuan lain, Leo?”+

Leo yang sedang melangkah hendak meninggalkan ruangan tertegun, dan
kemudian menatap Saira dengan defensif, “Apa maksudmu?”

“Kau jarang pulang, kau tampak begitu membenciku, aku berpikir bahwa
mungkin...” Saira menghela napas panjang, merasakan kesakitan ketika
mengucapkan kata-kata itu, “Aku berpikir bahwa mungkin kau.. kau sudah
menemukan perempuan lain yang kaucintai, dan kau baru menyadarinya
ketika kau sudah terlanjur menikahiku, jadi kau melampiaskan rasa
frustrasimu dengan melakukan semua ini kepadaku. Aku pikir...” Saira
berdehem, “Kalau memang ada perempuan lain yang kau cintai, dan juga
mencintaimu, aku.. aku bersedia pergi dengan sukarela.” Saira
memalingkan wajahnya dengan sedih, “Aku tidak akan memaksakan suamiku
yang tidak mencintaiku untuk hidup bersamaku.”1

Leo tercenung lama, bayangan Leanna terlintas di benaknya. Memang ada
perempuan lain, meskipun tidak dalam cara seperti yang dibayangkan oleh
Saira. Leanna adalah perempuan lain itu, adik kembar kesayangannya yang
telah menanggung begitu banyak penderitaan karena keberadaan Saira.
Ayahnya yang sangat dipuja oleh Leanna, yang sangat dirindukan kasih
sayangnya oleh Leanna, ternyata memusatkan perhatiannya kepada Saira,
mengabaikan Leanna.+

Dan sekarang, Leo merasakan dorongan yang sama. Dorongan itu sebenarnya
sudah muncul dari awal, ketika dia mendekati Saira, merasakan kedekatan
yang nyaman dan perasaan hangat yang mulai bertumbuh seiring dengan
kebersamaan mereka, sejenak Leo lupa pada keinginannya untuk membalas
dendam, terlena dalam pesona Saira. Sayangnya, setiap malam ketika dia
melihat keadaan Leanna, Leo selalu disadarkan bahwa dia harus menyakiti
Saira untuk membalas dendam. Kemudian, dengan kejam, Leo membunuh
perasaan yang bertumbuh itu, menguncinya begitu dalam jauh di dalam
jiwanya yang kelam.

Tetapi setelah diketahuinya bahwa Saira sedang hamil dan mengandung
anaknya, perasaan itu perlahan menyembul kembali, menyeruak tanpa dia
sadari, membuat Leo merasa benci pada diri sendiri karena dia sadar,
kalau dia menumbuhkan rasa sayangnya pada Saira, itu sama saja dia telah
mengkhianati Leanna, melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan ayah
mereka kepada Leanna.

Tetapi Leo tidak mampu membohongi dirinya sendiri, selama ini dia
berhasil bersikap kasar kepada Saira, menyakitinya sambil menipu dirinya
sendiri bahwa dia melakukannya demi Leanna.... tertapi sedikit demi
sedikit hatinya ternyata ikut tersakiti dan pedih, seiring dengan
kepedihan yang dialami Saira.

Leo tidak mampu membuat Saira menderita lagi, Leo tidak mampu menyakiti
Saira lagi, terlebih karena sekarang di dalam tubuh Saira, darah
dagingnya telah tumbuh dan berkembang.

Leo menatap ke arah Saira yang masih mengamatinya dengan bingung dan
penuh ingin tahu.

“Tidak ada wanita lain.” Gumamnya ketus, lalu berlalu meninggalkan Saira.+

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience