EPILOGUE

Romance Completed 15523

Leo mengetuk pintu kamarnya dan masuk, duduk di sebelahnya, “Jadi.
Apakah kau akan pindah ke kamarku?” tanyanya pelan.+

Saira menoleh ke arah Leo, lalu tersenyum simpul, “Bukankah kau dulu
mengusirku dari sana?”

Leo mengangkat bahunya, tampak malu, “Maafkan aku... itu memang
memalukan kalau diingat lagi.” Leo menghela napas panjang, “Tidurlah
bersamaku di kamar, jadilah isteriku yang sesungguhnya.”+

Kata-kata Leo yang penuh arti itu membuat pipi Saira memerah. Dia
berdehem, berusaha menetralkan jantungnya yang berdebar.+

“Aku akan memikirkannya.” Gumamnya menggoda.+

Leo cemberut, lelaki itu menarik Saira supaya duduk di sebelahnya dan
memeluknya, “Kalau kau tidak mau pindah ke kamarku, aku yang akan pindah
ke kamarmu.”+

“Kau mau melakukannya?” Saira membelalakkan mata tak percaya akan sikap
mengalah Leo, membuat Leo tertawa,+

“Tentu saja aku mau melakukannya, aku ingin tidur sekamar dengan
isteriku.”+

Saira tersenyum malu-malu, “Aku juga ingin tidur sekamar denganmu.”+

Leo langsung mengecup bibir Saira dengan lembut, “Terimakasih sudah
membuatku merasa begitu bahagia, Saira.”+

Saira membiarkan Leo merangkulnya dengan erat, tiba-tiba pikirannya
melayang ke arah Leanna dan Andre. Hari ini sudah hampir seminggu sejak
insiden itu berlangsung dan Leo tampaknya menghindar untuk
membicarakannya, tetapi Saira sangat ingin tahu... dia mencemaskan Andre
dan Leanna. +

“Leanna baik-baik saja, psikiater sudah merawatnya, rupanya di hari-hari
tertentu, Andre mengunjunginya dan menanamkan dendam di benaknya. Kau
tahu, sejak percobaan bunuh diri itu, emosi Leanna labil karena otaknya
terganggu.”+

“Dia tidak bisa disalahkan atas semua ini.”+

Leo menghela napas panjang, “Ya, dia tidak bisa disalahkan karena dia
bahkan susah mengetahui mana yang benar dan mana yang salah dengan
kondisinya sekarang... kamilah yang salah karena kami punya pikiran dan
akal sehat, tetapi kami malahan dibutakan oleh dendam dan kebencian
membabi buta.” Leo tersenyum sedih, “Aku bahkan masih merasa malu kalau
teringat betapa saat itu aku dikuasai dendam dan mengabaikan rasa
cintaku kepadamu.”+

Saira tersenyum lembut dan menatap Leo sungguh-sungguh, “Kau tidak perlu
minta maaf Leo, aku sungguh-sungguh mengerti. Kau hanyalah seorang kakak
yang sangat mencintai adiknya.” Saira langsung memikirkan Andre,
“Begitupun Andre, dia hanya terlalu mencintai Leanna.”+

“Mencintai hingga lebih buta dari yang buta itu sendiri.” Leo menghela
napas dengan sedih, “Andre tetap harus berurusan dengan polisi Saira,
aku sudah mengatakan bahwa aku tidak menuntutnya, aku hanya meminta
jaminan supaya dia menjauh dari Leanna, dan juga darimu...tetapi pistol
yang dia miliki dibeli secara ilegal... aku tidak bisa menolongnya dalam
hal ini Saira.”+

Saira teringat dia memeluk ibu Andre yang menangis dan meminta maaf
kepadanya, ibu Andre sungguh tidak tahu apa yang ada di benak Andre, dia
juga sama terkejutnya dan tidak menyangka bahwa Andre menyimpan rencana
keji di benaknya, dia memohon kepada Saira supaya membantu Andre, Saira
sudah menyampaikan hal itu kepada Leo dan meskipun pada awalnya
keberatan, Leo akhirnya luluh dan menyetujuinya. Dia memutuskan tidak
akan menuntut Andre.+

Saira sendiri masih tidak berani menemui Andre, tatapan penuh kebencian
Andre kepadanya dulu itu masih membuatnya sedih dan bingung. Dia masih
belum siap menghadapi Andre, mungkin nanti di lain kesempatan, ketika
Andre sudah menyadari semuanya, dan Saira sudah siap menemui lelaki itu.+

Kecupan Leo di dahinya membuat Saira tersadar, dia mendongak dan
tersenyum kepada suaminya, “Bagaimana kabar kesayangan cilik kita?”
tanya Leo lembut, menunduk dan mengusap perut Saira dengan sayang,
“Menurutmu kapan dia menendang-nendang.”+

“Dia sudah menendang-nendang....beberapa malam yang lalu, kau
melewatkannya karena tidak ada disampingku kalau malam.” Jawab Saira
dengan menggoda.+

Leo mengerutkan keningnya tampak kecewa, “Kau benar-benar harus pindah
ke kamarku, atau aku yang kekamarmu, aku tidak mau tidur terpisah lagi.”
Kali ini suaranya tegas dan memaksa.+

Saira terkekeh mendengar nada arogan dalam suara Leo, membuat Leo
tersenyum malu. Lelaki itu menghela napas panjang,+

“Kuharap kau mau mendampingiku yang arogan, pemarah, kadang suka
mengatur-atur. Jika aku bersikap buruk kuharap kau mau bersabar dan
menungguku menyadari kesalahanku. Meskipun aku berjanji aku tidak akan
bersikap buruk kepadamu, tidak akan pernah.”+

Saira tersenyum, “Aku percaya, Leo... kau mencintaiku, sebesar aku
mencintaimu. Aku percaya bahwa cinta akan mengubah kita menjadi manusia
yang lebih baik. Saling melengkapi dan menyayangi satu sama lain. Aku
percaya bahwa hidup kita akan berlalu dengan bahagia.”+

Leo menghela napas panjang, tampak terharu, matanya menghangat dan penuh
cinta.“Terimakasih Saira. Aku bersumpah akan menjaga cinta dan
kepercayaanmu.”+

Senyum Saira terkembang, bahagia. Dia yakin jika mereka jujur dan tidak
saling menyimpan rahasia, mereka bisa membangun kepercayaan dalam
pernikahan kita, dan menjalani semuanya dengan ujung yang membahagiakan.+

END+

+

+

Side Story Colorful Of Love.+

+

Pesta pernikahan itu berlangsung meriah, pesta pernikahan pertama yang
menggunakan jasa dekorasi bunga dan tanaman dari rumah kaca baru milik
Saira. Dengan dibantu oleh Leo, Saira membangun kembali bisnis
tanamannya dari awal. Mereka membangun kembali kepercayaan pelanggan,
sehingga semakin lama bisnis Saira semakin maju, dan kali ini Saira
dipercaya untuk melakukan dekorasi dan menyediakan seluruh bunga dan
tanaman bagi pernikahan putera satu-satunya dari orang paling kaya di
negara ini.+

Semua didekorasi dengan warna putih bersih, permintaan dari sang calon
pengantin pria, dengan hiasan bunga lily dan anggrek putih yang
mendominasi. Suasana pernikahan penuh dengan nuansa emas dan putih yang
elegan, di dilaksanakan di salah satu hotel bintang lima, resort yang
paling mewah di sini.+

Saat ini pesta pernikahan tengah berlangsung, dengan meriah dan luar
biasa indah. Tamu-tamu kelas atas berdatangan dan Saira dengan perutnya
yang buncit di usia delapan bulan kehamilannya memandang seluruh
dekorasi dan bunga-bunga indah itu dengan perasaan bangga dan bahagia,
rasanya memang melelahkan mengatur semua dekorasi dan penataan
bunga-bunga di tempat yang tepat, tetapi ketika melihat hasilnya begitu
memuaskan... rasanya begitu membahagiakan dan memuaskan.+

Dan pasangan pengantin itu tampak begitu bahagia dengan pakaian serba
putih, Davin Jonathan putera satu-satunya dari keluarga Jonathan tampak
sangat mencintai isterinya yang dirangkulnya, begitu cantik dalam gaun
putihnya, kalau tidak salah namanya Keyna.+

Saira masih ingat jelas tentang kisah penculikan sang pengantin puteri
itu, Keyna. Dia masih ingat kekacauan setelahnya dan berita heboh yang
mengikutinya, bahwa pelaku penculikan itu adalah ibu kandung Keyna
sendiri. Dia masih mengernyit kalau mengingat kisah itu dan masih tak
habis pikir bagaimana seorang ibu bisa menculik anaknya sendiri hanya
demi uang.+

Tetapi syukurlah tampaknya Keyna bisa mengatasi semua itu, mungkin
karena dia memiliki Davin Jonathan di sampingnya, seorang lelaki yang
tampak begitu menyayangi dan siap mendukungnya kapanpun itu.+

Sebuah lengan merangkul pinggangnya dengan lembut, “Indah sekali ya.”+

Saira menoleh dan menatap Leo dalam senyum, mensyukuri bahwa dia juga
beruntung, memiliki suami yang selalu mendukungnya , “Iya, indah
sekali.” Dia merasa sangat bahagia sekarang, dalam pelukan lengan
suaminya yang mencintai dan menjaganya dengan sepenuh hatinya.+

Mereka berdua bertatapan dengan binar cinta di mata mereka.+

Saat itulah sebuah panggilan menyapa Saira, membuatnya mengalihkan
matanya dari Leo,+

Albert berdiri di sana dan tersenyum lembut, “Ketika aku melihat
dekorasi pernikahan ini, aku sudah menduga bahwa kau ada di baliknya.”
Dia menyalami Saira dan tersenyum lebar.+

Saira membalas salaman dari Albert lalu mengalihkan pandangannya ke arah
Leo, “Ini Albert dari garden cafe yang kuceritakan itu.”+

Leo tersenyum dan menyalami Albert, lalu menatap Saira dengan menggoda,
“Ini Albert dengan teh hijaunya yang katamu membuat ketagihan itu?”+

Saira dan Albert tertawa bersamaan, “Ya.. teh hijau dan filosofi tentang
‘/rahasia/’ nya.” Gumamnya menggoda.+

Albert mengangkat alisnya kepada Saira. “Jangan menceritakan hal-hal
yang membuatku malu.” Gumamnya, membuat Saira tertawa geli.+

“Albert? “ +

Seorang perempuan yang sangat cantik melambai kepada mereka, lalu
melangkah mendekat, ada lelaki luar biasa tampan yang mengikuti di
belakang mereka, dia mengenali lelaki itu, itu adalah Azka, pemilik
garden cafe dan juga beberapa jajaran hotel mewah termasuk hotel yang
digunakan sebagai tempat pernikahan pasangan Davin dan Keyna ini.+

“Kebetulan kalian ada di sini.” Albert tersenyum ramah kepada pasangan
itu, “Nyonya Sani, ini adalah Nyonya Saira yang sering saya ceritakan
itu.”+

Sani tersenyum ke arah Saira, “Aku selalu mengagumi tanaman-tanaman
darimu... cafe kami jadi begitu indah dan sesuai dengan konsep gardennya
karenamu. Dan pasti seluruh hiasan di pernikahan ini darimu juga ya.”+

Saira tersenyum menatap Sani, “Terimakasih...” dia melirik ke arah perut
Sani yang membuncit, “Apakah anda sedang hamil juga?”+

Sani tertawa dengan pipi memerah bahagia, lalu menoleh ke arah suaminya,
“Baru tiga bulan, dan kami sudah menunggunya begitu lama, Syukurlah
Tuhan memberi kami kesempatan pada akhirnya.” dia melirik perut Saira
penuh ingin tahu, “Kalau kau sudah hampir melahirkan ya?”+

Saira mengusap perutnya penuh sayang, “Sebentar lagi.” Katanya penuh
sayang, membuat Sani tersenyum dan melempar tatapan penuh arti. Tatapan
yang hanya diketahui oleh para calon ibu yang berbahagia.+

“Kalau begitu kami pergi dulu.” Azka menimpali, tersenyum lembut pada
Leo dan Saira, “Sani merasa agak lelah jadi kami memutuskan pulang cepat.”+

Saira mengangguk dan melambaikan tangannya, “Hati-hati ya, kalau sudah
di rumah, usahakan untuk meluruskan kaki biar tidak pegal.”+

“Terimakasih.” Sani ikut melambaikan tangannya sambil melangkah menjauh,
“Semoga kita bisa bertemu lagi di garden cafe.”+

“Itu pasti.” Jawab Saira, masih dalam senyuman, dia menoleh ke arah Leo
yang menatap pasangan itu juga penuh kekaguman.+

“Pasangan yang tampak begitu serasi.” Bisik Leo sambil menatap Saira.+

“Anda berdua juga tampak begitu serasi kok. Semua pasangan yang
berbahagia pasti tampak serasi dan membuat iri pasangan lainnya.” Albert
yang ternyata masih berdiri di sana menjawab dalam senyuman, matanya
menoleh ke kiri, lalu memanggil dengan bersemangat,+

“Nyonya Nessa, Tuan Kevin.” Sapanya ramah, kepada pasangan lain yang
kebetulan ada di dekat situ.+

Kali ini Leo tampaknya mengenali salah satu dari mereka, dia
menganggukkan kepalanya dan tersenyum ramah, “Hai Kevin, kau datang
bersama isteri dan anakmu?” +

Rupanya Leo berteman dengan Kevin, mereka adalah rekanan bisnis yang
beberapa kali berkerjasama.+

Kevin tersenyum, mengangguk sambil melirik sayang ke arah Nessa yang
sedang menggendong putera pertama mereka yang masih balita.+

“Dan ini pasti isterimu, Saira.” Sapa Kevin lembut, lalu tersenyum
meminta maaf, “Maafkan kami tidak bisa hadir di pernikahan kalian waktu
itu, Nessa sedang hamil besar dan persiapan melahirkan, aku tidak berani
meninggalkannya.”+

“Dan bahkan kau juga tidak berani meninggalkannya setelah anakmu lahir.”
Leo tersenyum menggoda, membuat Kevin tertawa lebar, “Kau sudah jarang
muncul di acara-acara sosial akhir-akhir ini.”+

“Anak ini benar-benar menyita seluruh hari dan kehidupanku, juga
isteriku.” Gumamnya dalam tawa, “Kau nanti pasti akan merasakan hal yang
sama kalau punya anak nanti.”+

Leo tertawa lebar, dan merangkul Saira dengan penuh kasih sayang, “Aku
harap aku akan merasakan kebahagiaan yang sama.”+

“Itu pasti.” Kevin mengedipkan matanya, “Menemukan belahan jiwa,
kemudian dianugerahi buah hati yang begitu lucu, itu adalah impian semua
laki-laki di dunia ini.”+

Mereka bercakap-cakap sejenak, lalu ketika putera Kevin mulai rewel,
Kevin dan Nessa memutuskan untuk pulang duluan, sebelumnya Nessa
menyalami Albert dan tersenyum,+

“Aku akan mampir untuk secangkir cokelat dari garden cafe.” Bisik Nessa
sambil mengedipkan mata.+

Albert tertawa mendengarnya, “Kami menunggu dengan tangan terbuka.”
Jawabnya.+

Ketika pasangan Nessa dan Kevin pergi, Saira menatap Albert dengan
menggoda,+

“Aku curiga bahwa semua pasangan bahagia di sini adalah pelangganmu.”1

Albert tersenyum lebar, “Sebagian besar, dan saya selalu bersyukur kalau
mereka semua berakhir bahagia. Anda tahu bahwa pengantin perempuan yang
di sana itu, dia juga pelanggan Garden Cafe.”+

Saira menatap Albert dengan takjub, “Jangan-jangan ada kutukan di garden
cafe, bahwa semua pelanggan akan berakhir bahagia.”+

Leo yang ada di sebelah Saira terkekeh, “Kalau begitu itu adalah kutukan
baik yang diinginkan banyak orang.” Dipeluknya Saira dengan sayang, “Ayo
sayang, ini waktunya kita pulang, kau pasti lelah berdiri sejak tadi.”+

Saira mengangguk lalu tersenyum berpamitan kepada Albert, “Semoga nanti
kita bisa bertemu lagi ya Andre, segera.”1

Andre menganggukkan kepalanya, “Sampai ketemu lagi.” Jawabnya ramah,
melambaikan tangannya ketika pasangan itu melangkah pergi.2

Pandangan matanya menyusuri pasangan itu dan kemudian senyum simpulnya
muncul. Dia teringat akan kata-kata Saira tentang kutukan kebahagiaan
Garden cafe. +

Albert selalu bahagia ketika mengetahui bahwa beberapa
perempuan-perempuan di garden cafe bisa menemui cinta sejati dan
kebahagiaan, seperti Nessa dengan cokelat panasnya, mencoba memahami
tentang arti pernikahan itu, atau Keyna dengan oreo milkshakenya,
mencoba mengerti tentang musuh dan sahabat.... juga Sani, yang mencoba
memahami tentang lelaki dan apa yang tersimpan di dalam batinnya...
sekarang dia melihat Saira, dengan pemahamannya akan rahasia dan cara
menyibak setiap lapisan rahasia itu, mencoba mencari intisari di baliknya.+

Pada akhirnya keempat perempuan itu menemukan kebahagiaan masing-masing.
Memang tidak semua pelanggan garden cafenya menemukan kebahagiaan dan
berakhir dengan /happy ending/. Karena tidak mungkin semuanya mengalami
/happy ending/, kalau itu terjadi maka keseimbangan dunia akan terganggu.+

Jika ada yang bahagia, pasti disisi lain ada yang sedih, jika ada yang
sehat pasti di sisi lain ada sakit, ada yang jahat, ada yang baik.. ada
yang hitam, ada yang putih, itulah keseimbangan dunia, saling melengkapi
dan membangun sinkronisasi yang indah.+

Albert merasa bahagia dia bisa menjadi bagian dari happy ending keempat
perempuan itu, dan dia berharap di masa mendatang, dia bisa menemui
perempuan-perempuan lain, pelanggan di garden cafe-nya yang pada
akhirnya menemukan kebahagiaan dan cinta sejatinya.+

Albert akan menunggu saat itu datang, dengan segala menu minuman spesial
dan filosofinya, disertai dengan doanya akan kebahagiaan seluruh
pasangan yang saling mencintai.

Share this novel

Jhon
2023-01-02 22:18:06 

mantap skli


NovelPlus Premium

The best ads free experience