BAB 8

Romance Completed 15523

Leo memasuki rumah mewah itu, yang terletak dipinggiran kota yang tenang
dan sepi. Sontak seorang pelayan membukakan pintu untuknya dan
membungkuk memberi hormat, Leo menatapnya tenang,+

“Bagaimana keadaannya?”

“Nona Leanna sangat baik kondisinya sekarang, tuan. Beliau bahkan bisa
meminum obatnya tanpa perlawanan seperti biasanya.”

“Apakah dia mau makan?” Leo bertanya cemas, karena dia tahu persis,
Leanna sering menjerit-jerit mencarinya dan tidak mau makan. Dia akan
melemparkan makanannya ke segala arah dan mengamuk, yang bisa
menenangkannya hanyalah Leo. Leanna kebanyakan hanya mau makan kalau
disuapi oleh Leo.

Sang pelayan menganggukkan kepalanya dengan bersemangat, “Nona sangat
tenang hari ini, beliau meminum obatnya dengan patuh dan kemudian mau
memakan sup dan nasinya ketika pelayan menyuapinya.”

Bagus, dengan langkah tergesa Leo melangkah menaiki tangga menuju lantai
atas, ke ruangan yang terletak di ujung, dengan pemandangan indah ke
arah taman yang menghijau. Leo membuka pintu dengan hati-hati, kamar itu
temaram seperti biasa. Suasana kesukaan Leanna, meskipun sebenarnya
tidak ada bedanya bagi Leanna, batin Leo dengan sedih.

Leana sedang duduk di atas kursi rodanya seperti biasanya. Termenung
menatap ke arah pemandangan balkon. Suasana sudah menggelap, tetapi
apakah Leanna merasakan perbedaannya? Leo kadang-kadang bertanya-tanya
ketika dirinya selalu menemukan Leanna sedang duduk termenung menghadap
pemandangan di arah balkon, seolah-olah perempuan itu sedang menikmati
pemandangan. Padahal Leo persis bahwa tidak ada pemandangan apapun yang
bisa dinikmati oleh Leanna dengan kedua matanya yang buta.

Dengan lembut Leo meremas pundak Leanna dan berdiri di belakangnya.

“Hai sayang, kata pelayan kau sangat baik hari ini, aku bangga padamu.”

Seulas senyum tampak hadir di bibir Leanna ketika merasakan kehadiran Leo.

“Leo? Bisiknya lemah, jemarinya dengan lembut meremas tangan Leo di
pundaknya, “Kangen.”

“Aku juga merindukanmu, Leanna, sangat, tapi kau tahu terkadang aku
harus pergi bukan? Untuk membuat hidup kita semakin baik?” Dengan lembut
Leo memutar dan berlutut di depan kursi roda Leanna, “Aku senang kau
bersikap baik hari ini, tidak memecahkan apapun dan membuat pelayan
kerepotan, kau membuatku sangat bangga.”

Ada secercah kebahagiaan di mata Leanna ketika menunduk menatap Leo yang
berlutut di bawahnya, “Aku senang membuatmu bangga.” Bisiknya lemah.

Leo menatap Leanna dengan penuh sayang dan keharuan. Leanna adalah
perempuan yang sangat cantik, dulunya. Sekarang dia begitu rapuh dan
kurus, tampak begitu lemah hingga seolah kalau Leo salah memegangnya,
Leanna akan hancur berkeping-keping.

Seperti biasanya, Leo merebahkan kepalanya di pangkuan Leanna,
membiarkan perempuan itu mengusap kepalanya, memberinya secercah
kedamaian.

Leo memejamkan matanya. Saatnya makin dekat.... saat yang dia
tunggu-tunggu sudah menjelang...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience