BAB 25

Romance Completed 15523

Ketika memasuki pesta itu, Leo masih berjalan di sampingnya, tetapi
hanya sepersekian menit, lelaki itu meninggalkannya sendirian untuk
menyalami tamu-tamunya, dan tidak mengajak Saira, seolah-olah dia malu
terlihat bersama Saira.

Saira mengamati para tamu yang mulai ramai itu dan merasa sangat malu.
Semuanya datang dengan riasan lengkap, gaun yang luar biasa elegan dan
perhiasan-perhiasan mahal yang melengkapi penampilannya. Saira tampak
seperti seorang pembantu yang salah tempat di sini.

Beberapa orang yang tidak mengenalinya sebagai isteri Leo bahkan
memandang sebelah mata padanya, yang lainnya melemparkan tatapan
mencemooh seolah dia pelayan yang tak tahu tempat.+

Saira beringsut di sudut, merasa bahwa apa yang terpapar di depannya ini
bukanlah dunianya. Semuanya terasa asing dan kejam. Tiba-tiba Saira
ingin menangis karena merasa begitu sendirian dan terasing.+

Matanya mencari-cari dimana Leo, tetapi lelaki itu tampaknya sedang
sibuk dan tak memperhatikannya, dia sedang bercakap-cakap dengan
segerombolan lelaki dan perempuan berpakaian mewah, dan tampak
tertawa-tawa... bahkan ada seorang perempuan mengenakan gaun merah
menyala yang sexy dan elegan, bergayut manja di lengan Leo dan lelaki
itu membiarkannya.+

Lalu seorang perempuan yang berjalan terburu-buru bersama pasangannya
berlalu dengan sembrono, dia menabrak Saira yang bahkan sudah berdiri di
pinggir dengan keras,+

“Aduh!” Perempuan itu berteriak marah karena dia hampir terhuyung jatuh
dan terselamatkan karena berpegangan kepada pasangannya, perempuan itu
melirik ke arah Saira dan berteriak kesal, “Jangan berdiri seperti orang
bodoh disitu, dasar pelayan bodoh!! Tempatmu seharusnya di dapur!”+

Wajah Saira pucat pasi ketika semua mata memandang kepadanya, begitupun
Leo yang sedang bercengkerama dengan teman-temannya.+

Mata Saira mulai berkaca-kaca, dan dia mengangguk untuk meminta maaf.+

“Maafkan saya.” Padahal seharusnya dia tidak perlu meminta maaf,
perempuan itulah yang menabraknya.+

“Maaf... maaf! Aku akan melaporkanmu pada pemilik rumah ini karena kau
seenaknya berkeliaran di pesta majikanmu...kau..”+

“Dialah sang majikan, Christa.” Tiba-tiba suara Leo terdengar tenang,
“Perkenalkan ini Saira isteriku.”1

Entah kapan Leo sudah melangkah dan tiba-tiba ada di sebelah Saira, lalu
mengaitkan lengannya di lengan Saira.+

Wajah perempuan yang dipanggil Christa itu tampak memucat, mulutnya
menganga, memandang Leo dan Saira berganti-ganti dengan tak percaya.+

“Isterimu...?” gumamnya tercekat.+

Leo menganggukkan kepalanya dan tersenyum datar, “Ya, isteriku. Aku
maklum kau tidak mengenalinya, di pesta pernikahan kemarin dia berdandan
dan mengenakan gaun pengantin.”

Seolah masih enggan percaya, Christa menatap Saira dengan teliti, dia
lalu menatap Leo dengan gugup,

“Oh oke. Aku benar-benar tidak tahu.” Gumamnya setengah malu, lalu dia
menganggukkan kepalanya dan menggandeng pasangannya, buru-buru berlalu.+

Saira menunggu sampai Christa dan pasangannya menjauh, lalu berbisik
lirih kepada Leo.+

“Maafkan aku Leo, aku...”

“Puas sekarang? Kalau kau memang ingin mempermalukanku, selamat. Kau
sudah berhasil.” Leo menyela kata-kara Saira dengan dingin. +

Ketika Leo hendak meninggalkan Saira, perempuan berpakaian merah menyala
itu, yang tadi bergayut dengan manja di lengan Leo, ternyata sudah
berdiri di depannya, menghalangi langkahnya.

“Jadi ini isterimu, Leo? Aku sudah sangat penasaran terhadapnya ketika
mendengar pernikahanmu yang sangat buru-buru. Kenapa kau tadi tidak
memperkenalkannya kepada kami?” seketika itu juga kumpulan teman-teman
Leo sepertinya sudah ada di sekeliling mereka.

“Saira sedang tidak enak badan, dia sebenarnya tidak berencana
menghadiri pesta ini, benar kan sayang?” Kata-kata Leo lembut dan mesra,
tetapi lelaki itu menatap Saira dengan pandangan penuh peringatan,
“Bukankah kau bilang kau ingin naik saja dan beristirahat?”

Saira menganggukkan kepalanya dengan sedih, “Baik, Leo, aku akan
beristirahat di atas.”

“Hati-hati ya.” Leo berbicara dengan kelembutan yang sama, yang dulu
pernah dipakainya untuk menipu Saira, tetapi kali ini bedanya Saira
sudah tahu kalau itu semua palsu.

Dengan perasaan malu dan terhina, Saira melangkah menaiki tangga menuju
kamarnya. Dia telah diusir dari pesta milik suaminya sendiri.

Telinganya mendengar tawa gembira yang menyakitkan, dan ketika dia
melirik dari sudut matanya, tampak Leo sudah berbicara sambil tertawa
lagi dengan beberapa orang yang mengelilinginya, perempuan cantik
berbaju merah itu sudah kembali menggayut manja di lengannya.+

Saira menghela napas sedih dan mempercepat langkah memasuki kamarnya.
Dibantingnya tubuhnya ke atas ranjang, dan seperti kebiasaannya
akhir-akhir ini, Saira menangis dengan penuh kepedihan. +

Diluar sana pesta berlangsung meriah, penuh musik yang ceria dan
percakapan yang penuh canda. Di dalam sini, di kamarnya, Saira terisak
penuh air mata, sendirian dan tidak punya siapa-siapa.+

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience