BAB 35

Romance Completed 15523

Leo masih merenung di kamarnya pagi itu, dia ingin menengok Saira,
tetapi dia ragu. Semalam, mendampingi Saira melihat rumah itu terbakar,
kemudian menopang ketika Saira pingsan telah menggugah sesuatu di dalam
dirinya.

Sesuatu itu adalah rasa ingin melindungi dan menjaga
Saira dan anaknya.

Seharusnya tidak seperti ini.... Leo meremas rambutnya sendiri dengan
bingung. Seharusnya bukan seperti ini... Tetapi Leo telah kalah dengan
perasaannya sendiri.

Pada akhirnya dia harus menyerah kalah dan mengakui bahwa dia mencintai
Saira. Leo telah menipu dirinya sendiri dengan mengatakan pada hatinya
bahwa semua demi pembalasan dendamnya. Kenyataannya, dia mengejar dan
menikahi Saira karena dia mencintainya.

***

Saira berpapasan dengan Leo ketika hendak berjalan ke ruang duduk,
mereka berdiri dan bertatapan dengan canggung,+

“Bagaimana keadaanmu?” Akhirnya Leo yang memulai percakapan, menatap
Saira dari ujung kaki ke ujung kepala, menilainya.

Saira mengalihkan matanya dari tatapan Leo yang tajam, “Aku baik-baik
saja.”

Benak Saira masih dipenuhi oleh pemikiran itu, pemikiran bahwa mungkin
saja Leo adalah otak dibalik terbakarnya rumahnya. Bahwa Leo sangat
kejam dan jahat kepadanya. Pemikiran itu menyakiti hatinya lebih
daripada yang dia sangka. Karena Saira masih sangat mencintai Leo. Amat
sangat mencintai lelaki itu..

“Polisi mungkin akan datang kemari menanyakan beberapa pertanyaan, yah
karena kau adalah pemilik rumah itu, aku harap kondisimu cukup baik
untuk menerima mereka.”+

Saira menganggukkan kepalanya, “Aku baik-baik saja.” Dia merenung dengan
sedih. Apa yang akan terjadi kalau dia mengungkapkan kecurigaannya
kepada Leo ke polisi? /Akankah polisi membantunya?/+

Tetapi menilik sikap Leo yang begitu tenang itu, Saira jadi berpikir
bahwa Leo tentu sudah menyiapkan segalanya, Lelaki itu sangat pandai,
jadi dia pasti bisa mengatur agar dia tidak ketahuan sebagai dalang
kebakaran itu. Tidak ada gunanya memberitahu polisi, karena dia pasti
akan terlihat seperti orang bodoh, seorang istri yang menuduh suaminya
sendiri.+

***+

Polisi itu sudah pulang setelah mengumpulkan data-data. Tidak banyak
yang mereka tanyakan karena memang Saira sudah tidak meninggali rumah
itu setelah mereka menikah.+

Setelah mengantar kepergian polisi itu, Leo menatap Saira dengan tatapan
datar, +

“Kau boleh membangun rumah kaca di sini.”+

Saira tertegun, tidak menyangka kalimat itu akan keluar dari bibir Leo,
dia menatap mata Leo, mencari tanda-tanda bahwa Leo sedang bercanda
dengan kejam padanya, tetapi mata Leo tampak tulus menatapnya,+

“Apa?” Saira tidak bisa menahan diri untuk bertanya ulang, mencoba
meyakinkan diri sendiri bahwa Leo tidak bercanda.+

Leo berdehem seolah-olah mengucapkan kata-kata itu sangat sulit baginya, +

“Aku tahu bahwa kau sangat menyayangi tanaman-tanamanmu, dan
kehilangannya pasti akan membuatmu terpukul, aku tidak mau kau
berlarut-larut dalam kesedihan dan akan mempengaruhi kondisimu, dan juga
bayimu. Besok aku akan mengirimkan orang untuk membangun rumah kaca di
taman belakang untukmu. Taman belakang cukup luas untuk sebuah rumah
kaca. Setelah rumah kaca itu selesai dibangun, kau bisa mengisinya
dengan berbagai /varietas/ tanaman kesukaanmu.”+

Saira menatap Leo dalam-dalam dan menemukan keseriusan di sana, lelaki
itu tidak sedang bercanda rupanya, “Kau tidak perlu melakukannya
untukku.” Saira bergumam lemah meskipun perkataan Leo membuat hatinya
tersentuh.+

Leo tersenyum lembut, senyum lembut pertamanya setelah entah kapan,
Saira sudah tidak bisa mengingatnya lagi, karena setelah pernikahan
mereka, Leo hampir tidak pernah tersenyum kepadanya.+

“Aku tidak repot kok.” Lelaki itu lalu berlalu meninggalkan Saira dengan
sejuta pertanyaan berkecamuk di benaknya.+

***+

Leo tidak main-main dengan perkataannya. Keesokan harinya ketika Leo
sudah berangkat kerja dan Saira sedang duduk di taman memandangi
keindahannya dan kemudian tanpa sengata mengingat lagi akan rumah
kacanya yang hangus, membuatnya merasa sedih, beberapa pekerja tiba-tiba
datang, mereka bekerja dengan cepat dan sangat berpengalaman, sehingga
ketika tengah hari Saira mengintip lagi, seluruh pondasi dan konstruksi
rangka rumah kaca itu sudah jadi.+

Jantung Saira berdebar, karena rumah kaca itu, dilihat dari rangkanya,
jauh lebih besar daripada rumah kaca miliknya yang sudah hangus itu,
tentu saja mengingat area taman belakang Leo berkali-kali lebih luas
dari area kebun di rumahnya yang terbatas.+

Saira membayangkan dia akan mengisi rumah kaca itu dengan berbagai
Varietas yang unik, membangun lagi keindahan tanaman dan koleksi
bunganya yang hilang, memulai lagi sedikit demi sedikit...+

Tiba-tiba Saira mengernyitkan keningnya ketika menyadari sesuatu....
kalau itu benar terjadi, berarti dia harus tinggal lama di rumah Leo,
rumah kaca ini seolah menjadi pengikatnya dengan Leo.+

Apakah itu memang yang direncanakan oleh Leo? Karena itukah lelaki itu
membakar rumah kacanya? Supaya dia bisa mengingat Saira dengan rumah
kaca barunya? Supaya Saira tidak bisa pergi lagi dari rumah ini?+

Jadi itu semua bukan karena kebaikan hati Leo atau karena lelaki itu
mencemaskannya? +

Jantung Saira berdenyut kembali dengan pedih, entah sejak berapa lama,
dia mengharapkan Leo melakukan sesuatu karena lelaki itu benar-benar
mempedulikannya, bukan karena ada rencana keji di baliknya.+

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience