PROLOGUE

Romance Completed 15523

“Hai.” Ketika lelaki itu mendekatinya, Saira menatapnya dengan bingung,
lelaki itu tidak seharusnya berada di sini. Dengan setelan serba hitam,
rambut yang disisir rapi ke belakang dan penampilan yang luar biasa
elegan, dia seharusnya berada di luar sana bersama para tamu yang
berkelas itu. Tetapi entah tersesat atau bagaimana lelaki itu bisa
menemukan jalannya kemari, di ruangan belakang dekat gudang tempat Saira
membereskan pot-pot bunga dan berbagai macam tanaman serta beberapa
karung tanah bersama pegawainya untuk dinaikkan ke dalam truk pick up
mereka.+

“Apakah anda tersesat?” Saira bertanya pelan, lalu menepiskan tanah dari
bajunya. Dia mengangkat beberapa pupuk tadi dan itu mengenai pakaiannya,
penampilannya pasti sangat bau dan berantakan tetapi lelaki itu
tampaknya tidak peduli. Dia mengembangkan senyuman yang luar biasa manis.+

“Aku sengaja ke bagian belakang untuk mencari siapa di balik tanaman
indah yang membuat pesta ala taman terbuka untuk perusahaanku berhasil."+

Perusahaanku? Oke. Jadi lelaki ini adalah pemilik perusahaan yang
kebetulan menyewa mereka untuk menyediakan stok tanaman bagi dekorator
taman terkenal yang mendekor pesta mewah ala taman terbuka milik
perusahaan itu.+

“Saya menyediakan tanaman sesuai spesifikasi yang diminta oleh dekorator
anda, dan dia mempunyai standar yang tinggi dalam menentukan jenis
tanaman apa yang harusdipasangnya di depan. Keindahan dekorasi pesta di
depan murni karena tangan emas dekorator anda.” Saira tersenyum merendah.

Sementara lelaki itu mengernyitkan matanya tampak tidak setuju. “Tidak,
dekoratorku tidak akan berhasil kalau kau tidak menyediakan tanaman
berkelas tinggi. Aku bahkan masih terkagum-kagum akan keindahan varietas
anggrek berwarna warni yang menghiasi bagian depan taman.”+

“Anggrek memang salah satu produk andalan rumah kaca kami.” Mata Saira
berbinar, matanya memang selalu berbinar kalau membicarakan tentang
bunga anggrek. Dia menumbuhkan tanaman itu dan merawatnya dengan
tangannya sendiri, seperti seorang ibu yang menunggu dengan penuh kasih
sang bayi tumbuh berkembang dan menjadi remaja yang cantik jelita.+

“Dan yang pasti dirawat dengan sepenuh hati.” Lelaki itu melemparkan
tatapan memuji yang membuat pipi Saira memerah. Lalu dia mengulurkan
tangannya, “Kenalkan, aku Axel Leonard, pemilik Green Enterprises.
Teman-temanku memanggilku Leo.”3

Saira menyambut uluran tangan lelaki itu, terpesona. “Saira Paramadina.”
Jawabnya dengan suara pelan dan ragu.1

Lelaki itu tampak ingin berkata-kata, tetapi kemudian salah satu
pegawainya muncul di belakangnya. Dari percakapan mereka, Saira
mendengar bahwa ada tamu penting yang sudah datang di pesta di depan.
Lelaki itu lalu melemparkan tatapan penuh permintaan maaf kepada Saira,+

“Maafkan aku, sebenarnya aku masih ingin bercakap-cakap denganmu,
mungkin nanti di lain kesempatan.” Dia melemparkan senyuman yang sopan
lalu membalikkan badan dan meninggalkan Saira.+

Tanpa sadar Saira menghela napas panjang, aura lelaki itu tampak begitu
mengintimidasi dan membuatnya tanpa sadar menahan napas dengan jantung
berdebar. Dia lelaki yang tampan dan yang pasti luar biasa kaya. Green
Enterprises adalah perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit
yang cukup terkenal, mereka juga sudah mengembangkan diri menjadi
penghasil produk-produk kemasan yang berbahan kelapa sawit.+

“Saira, sudah semua?” rekan kerjanya sekaligus sahabatnya, Andre
membangunkannya dari lamunannya, “Kalau semua sudah beres, kita bisa
pulang sekarang.”+

“Sudah beres semua.” Jawab Saira cepat, lalu mengibaskan kembali kotoran
tanah dan pupuk dari bajunya, dan naik ke kursi penumpang mobil pick up
mereka. Andre menyusul kemudian dan menjalankan mobilnya, pulang ke
rumah Saira.+

Rumah Saira adalah rumah mungil yang terletak di pinggiran kota yang
dingin dan berbukit, tetapi memiliki halaman yang sangat luas. Di tempat
itu, Saira melanjutkan merawat dan mengembangkan seluruh tanaman yang
ada di rumah kaca warisan mamanya. Rumah kaca itu besar, dengan berbagai
macam varietas tanaman dan bunga hias yang indah. Anggrek adalah jenis
yang paling banyak di sana, karena anggrek adalah bunga kesukaan mamanya.+

Setelah lulus kuliah di bidang pertanian yang mendukung hobinya merawat
tanaman dan bercocok tanam, Saira fokus untuk mengembangkan bisnis rumah
kacanya. Semula memang berat, karena mamanya dulu kebanyakan hanya
menjual tanaman anggrek dan tanaman hias hasil dari rumah kacanya,
kepada sahabat-sahabatnya. Tetapi sejak mamanya meninggal, Saira
berusaha mengembangkannya, dengan dibantu Andre, sahabatnya sejak kecil
yang memiliki bakat di bidang pemasaran. Mereka menawarkan pasokan
tanaman ekslusif dan berkualitas ke semua pihak. Pada akhirnya ada
beberapa hotel besar, rumah makan, dan butik-butik terkenal yang
menerima pasokan tetap mereka setiap saat untuk menghias tempat mereka
dan juga selalu mengambil tanaman dari mereka untuk taman-taman yang ada
di sana.+

Bisnis Saira berkembang bukan hanya karena menjual tanaman hasil rumah
kacanya, tetapi juga memasok bunga-bungaaan yang indah untuk hiasan
hotel. Selain itu Saira juga menerima tender untuk memasok tanaman bagi
/event-event/ tertentu, seperti untuk dekorasi pernikahan, pesta, dan
sebagainya. Dan sekarang dia dan Andre sudah bisa menggaji beberapa
pegawai untuk membantu mereka.+

Seperti sekarang, mereka menerima tender untuk memasok tanaman yang
dipesan oleh dekorator tanaman ternama untuk menghias acara pesta
eksklusif bertema taman terbuka yang diadakan oleh Green Enterprises.+

Tak disangkanya sang pemilik perusahaan sendiri yang menemuinya karena
kagum pada tanaman yang dihasilkan oleh rumah kacanya. Pipi Saira terasa
memerah ketika membayangkan senyum Leo, tetapi kemudian dia menepuk
pipinya, berusaha menyadarkan dirinya. Leo memuji tanamannya, bukan
memuji dirinya, dia mengingatkan dirinya sendiri dalam hati.+

***+

“Halo lagi Saira.”+

Hampir saja Saira terlonjak dan menjatuhkan pot tanaman yang sedang
dipegangnya. Dia menoleh dan ternganga melihat Leo berdiri di sana, di
pintu masuk rumah kacanya.+

Lelaki itu masih tampak tidak cocok karena dia masih memakai jas hitam
yang elegan dan menempel pas ditubuhnya, seolah dijahit khusus untuknya.+

/Apa yang dilakukan pria itu di sini?/+

“Aku tadi di depan dan menemui.... kekasihmu dan dia bilang aku bisa
menemuimu di sini. Ada tawaran bisnis yang ingin kutawarkan kepadamu.”+

“Andre bukan kekasihku.” Saira langsung membetulkan kata-kata Leo,
membuat lelaki itu mengangkat alisnya penuh arti, “Dan kalau masalah
penawaran bisnis, anda bisa membicarakan dengan Andre.” Itu memang
betul, kalau menyangkut tender dan sebagainya semua diatur oleh Andre,
Saira hanya bertugas sesuai dengan hasratnya, menyediakan tanaman yang
indah dan berkualitas, menikmati setiap saat yang bisa dihabiskannya di
rumah kaca ini.+

“Aku sudah membicarakan draft awal kesepakatan bisnis dengan Andre,
tetapi aku tetap ingin menemuimu. Karena kata Andre kalau menyangkut
tanaman kau yang paling ahli.”+

“Boleh saja, anda ingin membahas tanaman apa?”+

“Bisakah kita membicarakan sambil makan malam? Makan malam informal
saja, kau dan aku membicarakan secara santai tentang bisnis kita dan
pemilihan makanan.”4

Pada akhirnya Saira menerima tawaran itu, dan tidak disangka pertemuan
itu membawa mereka ke pertemuan-pertemuan berikutnya yang membuat mereka
berdua semakin dekat.+

***+

“Aku sangat senang menghabiskan waktu denganmu.” Leo menatap Saira
dengan lembut, ketika mereka makan malam bersama di akhir pekan.+

Sudah hampir tiga bulan mereka berhubungan, sejak pembicaraan masalah
bisnis yang berlanjut dengan tender kontrak selama lima tahun dari
seluruh cabang perusahaan Leo. Dimana seluruh dekorasi kantor mereka dan
taman mereka di pasok oleh rumah kaca Saira, mereka menjadi sangat dekat.+

Bisa dikatakan hampir setiap hari sepulang kerja, selarut apapun Leo
selalu mampir dan kemudian mereka makan malam bersama. Mereka sangat
cocok dalam semua pembicaraan, baik menyangkut hal-hal serius seperti
masalah politik negara ini, sampai ke hal santai seperti film dan musik.
Setiap saat mereka bersama sangat menyenangkan dan terasa begitu cepat.
Ketika mereka berpisah, Saira sudah langsung merindukan saat pertemuan
mereka selanjutnya.+

Semula Saira tidak pernah berpikir bahwa Leo memiliki perasaan lebih
kepadanya, dia mengira Leo benar-benar tertarik kepada tanaman hasil
rumah kacanya dan kesepakatan bisnis mereka. Tetapi kemudian Andre
menggodanya, mengatakan bahwa kalau Leo tertarik dengan kesepakatan
bisnis, dia bisa saja mengirim salah satu pegawai atau sekertarisnya
untuk mengaturnya, tidak usah datang sendiri, apalagi sampai mengajak
Saira makan malam hampir setiap hari.+

Sekarang sudah tiga bulan mereka berkenalan, dan mereka sudah sangat
dekat dan mengenal satu sama lain. Seperti halnya Saira, Leo juga sudah
tidak mempunyai ayah. Tetapi ibu Saira meninggal karena sakit, enam
bulan yang lalu, sedangkan Leo masih memiliki seorang ibu yang katanya
tinggal di pinggiran kota di rumah besar milik keluarga mereka. Leo
sendiri memiliki sebuah rumah di kompleks mewah di tengah kota.+

Malam ini, entah kenapa Leo tampak misterius, lelaki itu banyak berdiam
diri dan tidak penuh canda seperti biasanya. Dan ketika mereka sampai di
rumah makan, Leo telah mengatur sebuah makan malam resmi yang mewah,
tidak seperti makan malam santai yang biasanya mereka lakukan setiap
malam.+

Dan sekarang lelaki itu menatap dirinya dengan tatapan mata serius dan
penuh harap. Suaranya ketika berkata-kata terdengar serak dan lembut.+

“Aku mencintaimu Saira, kau mungkin tidak percaya cinta pada pandangan
pertama, tetapi aku merasakannya. Semakin lama kita melewatkan waktu
bersama, aku semakin merasa yakin. Aku ingin menjagamu Saira, aku ingin
menghabiskan hidupku denganmu, menjadi tua bersamamu.” Lelaki itu
mengeluarkan kotak hitam dari saku jasnya dan kemudian membukanya di
depan Saira yang ternganga kaget, “Saira Paramadina, aku mencintaimu,
maukah kau memberiku kehormatan dengan menikahiku?”+

Mata Saira membelalak kaget melihat cincin berlian yang berkilauan itu.
Dia mengalihkan tatapan matanya ke arah Leo, melihat keseriusan yang
terpancar di sana.+

“Astaga Leo, apakah kau serius?”+

Leo menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lembut, “Aku mencintaimu,
Saira.”+

“Tetapi kita.... kita belum saling mengenal lama...”+

“Tidak perlu waktu lama untuk mengenali cinta sejatimu.” Jawab Leo
mantap, “Kalau kau menerima lamaran ini, kau akan membuatku menjadi pria
paling bahagia di dunia.”

Saira menelan ludah, perasaannya bergejolak, dia juga mencintai Leo
tentu saja, kebersamaan mereka telah menumbuhkan benih-benih cinta yang
makin lama makin kuat, dan lamaran Leo ini benar-benar membuat dirinya
sungguh bahagia.

Tiba-tiba matanya terasa panas, air mata bahagia berdesakan menyeruak di
sudut matanya, Saira menelan ludahnya lalu menghela napas panjang,
mengambil keputusan terpenting dalam kehidupannya,

“Ya. Leo... aku mau menikah denganmu.”

Lelaki itu memejamkan matanya dengan penuh kelegaan, lalu mengecup
jemari Saira lembut,+

“Terima kasih Saira.” Bisik Leo serak, penuh cinta.

Perempuan itu duduk di kursi roda, dengan mata kosong, dalam kegelapan
kamar yang temaram. Suasana kamar itu lengang, dan mewah.

Lalu pintu terbuka dan seorang lelaki memasuki kamar, dengan lembut
lelaki itu berlutut di depan kursi roda perempuan itu. Dan dengan lelah
meletakkan kepalanya di pangkuan si perempuan, memejamkan matanya dan
tidak mengucapkan apa-apa.+

Jemari perempuan itu bergerak, membelai kepala lelaki itu, meskipun
matanya tetap kosong menatap ke depan.

Suasana begitu sakral dan syahdu.... suasana kedekatan yang agung dan
penuh kasih sayang.+

“Cintalah yang membuatku mempertanyakanmu. Seberapa jauhkah kau akan
berkorban, atas nama cinta?”

Share this novel

Ardi
2023-02-28 23:30:59 

cerita nya bagua


NovelPlus Premium

The best ads free experience