BAB 42

Romance Completed 15523

Mereka memasuki rumah besar berpagar tinggi itu. Saira menatap rumah itu
dan mengaguminya, bangunannya serupa bangunan kolonial belanda yang
terawat dan mewah. Dan tamannya, taman depan yang menghampar luas itu
sangat indah dan terawat. Saira melirik Andre, kalau memang Andre yang
bertanggung jawab merawat taman ini, dia pasti merawatnya dengan sepenuh
hati karena tamannya benar-benar luar biasa indahnya.1

“Ayo.” Andre setengah mendahuluinya masuk ke rumah itu. Saira mengikuti
dengan pelan di belakangnya, waspada. Benaknya berkecamuk. /Seperti
apakah perempuan bernama Leanna itu? Apa reaksinya ketika melihat
Saira?/ Apakah dia akan marah dan melukai Saira? Ataukah dia akan sedih
dan menangis seperti reaksi Saira pertama kali ketika mengetahui
keberadaan Leanna? Apakah Leanna sudah mengetahui tentang Saira sejak
lama? Atau dia sama seperti Saira? Tidak mengetahui keberadaan satu
sama lain?

Saira terlalu sibuk dengan pikirannya sehingga tidak menyadari betapa
nyamannya Andre bergerak di rumah itu, seolah-olah lelaki itu sudah
biasa menaiki tangga dan melangkah ke ujung lorong, menuju sebuah kamar
yang pintunya setengah terbuka.+

Harusnya Saira merasa ragu karena bukankah Andre hanya ditugaskan
mengurus taman di rumah ini? Kenapa dia sepertinya dengan mudahnya
memasuki isi rumah, bahkan sampai menaiki tangga menuju area pribadi
pemiliknya?+

Andre membuka pintu dan senyumnya tampak aneh ketika menatap Saira, dia
mempersilahkan Saira memasuki kamar itu,+

“Silahkan Saira, temuilah Leanna.”+

Apakah Leanna sudah menunggunya? Dia mengernyit menatap Andre, tetapi
lelaki itu memasang ekspresi tidak terbaca.+

Saira melangkah masuk dan tertegun.+

***+

Leo menginjak gasnya kuat-kuat, mengumpat-umpat ketika kemacetan
menghalanginya, dengan panik dia memutar balik, mencari jalan lain lewat
jalur-jalur alternatif, dia harus bisa segera mencapai rumah pinggiran
kotanya sebelum terlambat. Sebelum Saira terluka!+

Leo melakukan penyelidikan singkat tadi mengenai Andre. Dan
penyelidiknya mengatakan bahwa Andre dulu sangat akrab dengan Leanna
sebelum kejadian percobaan bunuh diri itu.+

Bahkan penyelidiknya mempunyai dugaan kuat, bahwa Andre adalah ayah dari
bayi yang sempat dikandung oleh Leanna!10

***+

Perempuan itu duduk di sebuah kursi roda di sudut, tatapannya tampak
kosong. Tetapi selain itu dia luar biasa cantiknya. Rambutnya panjang
terurai dan kulitnya putih bening, dia tampak seperti seorang peri yang
muncul dari negeeri khayalan, begitu halus dan rapuh...+

Saira memang menduga bahwa kekasih Leo secantik ini, tetapi dia tidak
menduga bahwa Leanna duduk di kursi roda dan.... /buta?/ Menilik dari
mata kosongnya, perempuan itu buta. /Oh astaga/, teganya Leo
menikahinya, menghamilinya dan mengkhianati perempuan ini?+

Andre berdiri di belakangnya, dan mengunci pintu kamar itu tanpa
sepengetahuan Saira. Dia lalu berjalan melewati Saira menuju ke arah
Leanna.+

Leanna yang menyadari kedatangan Andre yang mendekatinya langsung
tersenyum dan mengulurkan tangannya,+

“Andre,” senyumnya lembut. Dan Andre menyambut uluran tangan itu, lalu
mengecup jemari yang rapuh itu dengan penuh sayang,+

Sementara itu Saira mengamati kejadian di depannya itu dengan terkejut.
Dia memandang Leanna dan Andre berganti ganti dengan pertanyaan
berkecamuk di dadanya. Andre mengenal Leanna? Dan kenapa bahasa tubuh
mereka berdua selayaknya sepasang kekasih?+

“Aku datang membawa dia untukmu, sayangku...seperti janjiku kepadamu.”
Andre menatap Saira dengan kejam, “Dia ada di depanmu, perempuan yang
membunuh anak kita, yang membunuh cahaya indah di matamu...”1

Saira menatap Andre dengan bingung, tatapan Andre yang penuh kebencian
kepadanya membuatnya memundurkan langkahnya secara /reflek,/+

“Apa maksudnya ini Andre?”+

Andre tersenyum sinis kepadanya, dia berdiri di sebelah Leanna dan
dengan sayang meremas pundak perempuan itu, “Kasihan sekali Saira yang
ternyata tidak tahu apa-apa.” Andre menunduk lembut dan menatap Leanna,
“Kita jelaskan saja kepadanya sayang?”+

Leanna menganggukkan kepalanya,+

“Kau adalah anak yang dilahirkan tanpa ayah... dan kau merenggut ayah
Leanna, membuatnya menderita.”+

“Aku tidak mengerti maksudmu.” Saira merasa bingung dan tiba-tiba merasa
takut, Andre yang ada di depannya tampak aneh, dia sangat berbeda dengan
Andre yang dikenalnya sejak kecil, Andre yang baik dan seperti kakak
baginya, apa yang terjadi? Dan Andre bilang kepada Leanna ‘/anak kita’/?
bukankah Andre seorang gay?+

“Mungkin aku tidak perlu menjelaskan panjang lebar kepadamu, yang pasti
aku membawamu kemari untuk membalaskan dendam Leanna... dendam kami
berdua... kau adalah pembunuh cahaya hidup kami, kau membunuh calon anak
kami dan juga membunuh cahaya di mata Leanna...” Andre mengeluarkan
pistol di tangannya dan menodongkannya kepada Saira, “Aku akan membuatmu
terjun dari balkon ini, dan kehilangan bayimu... sama seperti yang
terjadi kepada Leanna...”+

“/Oh Tuhan!/ Andre! Apa yang kau pikirkan?” Saira mundur ketakutan
karena todongan pistol itu sekaligus akan kata-kata Andre.+

Ketika dia hendak memikirkan cara menyelamatkan dirinya dan bayinya,
pintu kamar itu digedor dengan kuat,+

“Andre!! Apapun rencanamu, lepaskan Saira! Aku membawa polisi di luar,
mereka sudah mengepung rumah ini, kau tak akan bisa lolos!”+

Itu suara Leo, ada kecemasan dan kepanikan di dalamnya, dia menggedor-
gedor pintu itu sekuat tenaganya, Andre melirik ke arah pintu dan
tersenyum sinis, menatap ke arah Leanna,+

“Dengarkan itu Leanna, kakakmu yang pengecut dan pengkhianat.... dia
meninggalkanmu demi perempuan ini, sama seperti ayahmu..dia juga harus
mendapatkan ganjarannya.”+

Saira tertegun. Semua terjawab sudah. Andre bilang bahwa Leo adalah
kakak Leanna. Jadi Leo tidak pernah menduaka dirinya, /tidak pernah ada
perempuan lain/. Semua ini adalah manipulasi Andre untuk membawanya ke
rumah ini. Hati Saira terasa nyeri memikirkan semua tuduhan-tuduhannya
kepada Leo. +

Dia bersalah kepada Leo... /akankah dia mempunyai kesempatan untuk
meminta maaf kepada Leo?/ Diliriknya pistol yang masih diacungkan oleh
Andre kepadanya, dan merasa ragu.+

Sementara itu ekspresi Leanna tampak berubah, dia mengenali suara Leo
yang sedang berteriak-teriak di luar pintu, “Leo...? kakak....?” dia
tampak bingung dan menggapai-gapai, tetapi Andre memegang tangannya dan
bergumam tegas, “Kau harus kuat Leanna, dia pengkhianat, dia bilang akan
membalaskan dendam demi dirimu, tetapi kemudian dia jatuh cinta kepada
Saira dan tidak bisa menahannya...”+

Leo jatuh cinta kepadanya?+

Saira merasakan rasa bersalah menghujamnya.... +

“Kita harus membunuh Saira demi dendam anak kita, Leanna...” Andre terus
bergumam untuk membunuh keraguan Leanna, ketika Leanna tampak tenang dan
tidak panik lagi mendengar suara gedoran Leo di luar, Andre menatap
dingin ke arah Saira, “Kau... melangkah ke sana.”+

Saira mengikuti arah kepala Andre menoleh dan tiba-tiba gemetar, Andre
menyuruhnya melangkah ke balkon.. apakah lelaki itu akan melaksanakan
ancamannya untuk menyuruhnya terjun dari balkon? /Setega itukah Andre
kepadanya?/+

“Kau tidak benar-benar akan menyuruhku terjun bukan Andre?” Saira
menatap Andre ragu dan ketakutan.+

“Tentu saja aku akan melakukannya, aku bisa membalasmu dan Leo... kalian
berdua harus menanggung penderitaan, sama seperti yang kami tanggung...”
Ande menggerakkan pistolnya dan menyuruh Saira melangkah ke arah balkon,
Saira melirik ke arah suara berdebum di pintu, tahu bahwa Leo dan
beberapa polisi mencoba mendobrak pintu, dan dia berharap semoga Leo
tidak terlambat.+

Saira melangkah ke balkon dengan jantung berdebar, dia menghela napas
ketika Andre terus menodongkan pistolnya dan menyuruhnya sampai ke
pinggir. Andre tampaknya terpusat pada Saira dan tidak terpengaruh
dengan suara dobrakan-dobrakan di pintu, dia menoleh ke arah Leanna dan
tersenyum, +

“Sayang kau tidak bisa melihatnya Leanna, saat-saat kemenangan kita
tetapi aku akan menceritakan kepadamu bagaimana Saira melompat dan
kehilangan bayinya, sama sepertimu...”+

Tiba-tiba terdengar suara dentuman keras dan pintu itu didobrak dengan
kencang sampai terjatuh. Leo berdiri di sana terengah-engah dengan
beberapa polisi di belakangnya.+

“Lepaskan isteriku, Andre!” Leo berseru dengan suara keras bercampur
kecemasan, dia melangkah maju, tapi Andre melirik ke arahnya dengan benci,+

“Tahan!+

Kalau kau maju sedikit lagi, aku akan menembakmu!” serunya, menodongkan
pistolnya ke arah Leo.+

Leo menatap Saira yang berdiri di balkon dengan cemas, kecemasan murni
dari seorang lelaki yang mencintai. /Kenapa Saira tidak menyadarinya?/+

“Tembak saja aku kalau itu memuaskanmu, tetapi jangan lukai Saira.”+

Andre tertawa, “Tidak melukai Saira? Dia adalah tujuanku selama ini. Aku
mencintai Leanna kau tahu? Aku mengenalnya ketika dia mencari-cari
informasi tentang Saira. Aku yang memeluknya ketika dia menangis sedih
ketika menyadari bahwa ayahnya lebih memilih Saira daripada dirinya....
sementara kau sebagai kakaknya malahan sibuk dengan urusanmu sendiri.
Aku adalah ayah dari anak yang dikandung Leanna...dan karena
ketidakbecusanmu menjaga Leanna/, kau membuat kami kehilangan calon buah
hati kami!/”, napas Andre terengah, “Sekarang kami akan membalaskan
dendam kepada kalian!”+

Leo mengalihkan tatapannya kepada Leanna yang tampak bingung, dia tahu
adiknya itu tidak bisa berpikir dengan sempurna dan Andre sedang
memanfaatkan kelabilannya, +

“Kalau kau mau membalas dendam, balas dendamlah kepadaku.... aku yang
bersalah.” Ditatapnya Andre dengan tajam, “Kau bukan? Yang membakar
rumah dan rumah kaca Saira?”+

Saira tersentak kaget, jadi Andre pelakuknya? Bukan Leo?+

Andre sendiri tertawa keras mendengarkan kata-kata Leo, “Ya, aku yang
melakukannya, karena dari Saira aku tahu bahwa kau mulai lembek, lemah
dan mulai mengkhianati rencana balas dendammu... aku melakukannya supaya
Saira menuduhmu sebagai pelakunya.”+

Leo tampak jijik, tetapi dia lalu menatap Andre setengah membujuk,
“Lepaskan Saira oke? Aku yakin bahwa Leanna juga tidak menginginkan
semua ini... benar kan Leanna?”+

Rupanya strategi Leo untuk menarik Leanna berhasil, perempuan itu tampak
goyah lagi,+

“Kakak...?”+

“Aku disini sayang..” Leo menjawab lembut, “Kau tidak menginginkan semua
ini kan sayang? Kau tidak menginginkan pembalasan sekejam ini kan Leanna?”+

“Diam!” Andre menghardik dengan marah, “Jangan coba-coba mempengaruhi
Leanna! Kau juga mengkhianatinya seperti yang lain! Kau tidak tahu apa
yang diinginkan Leanna, akulah yang paling tahu!”+

“Aku kakak Leanna, akulah yang bisa menjaganya!”+

“Akulah penjaga sejati Leanna, karena aku satu-satnya yang tidak
mengkhianatinya!” Andre menodongkan pistplnya dengan mengancam ketika
melihat gerakan maju Leo, “Jangan maju lagi, aku akan menembakmu!”+

“Kau tidak akan bisa, kalau kau menembakku polisi dibelakang akan
menembakmu juga dan membunuhmu!” Leo tetap menerjang maju, +

Membuat Saira menjerit, dan Leanna tampak bingung.+

Andre sendiri tidak mengira bahwa Leo akan maju dan menerjangnya, dia
dengan reflek menarik pelatuknya dan menembak.+

Suara tembakan keras terdengar, diiringi dengan tubuh Leo yang rubuh.
Para polisi di belakang langsung menembak tangan Andre, membuat pistol
itu terjatuh dari tangannya.+

Saira menjerit keras, begitupun Leanna yang berteriak-teriak histeris.+

Semua kejadian berlangsung begitu cepat setelahnya, semuanya tampak
kacau balau dan membuat Saira seketika itu juga kehilangan kesadarannya.+

***+

Ketika Saira membuka matanya, dia sudah berada di rumah sakit, ruangan
itu serba putih dan bau obat, dia meraba perutnya dan langsung terduduk
dengan cemas.+

Sebuah tangan kuat menahannya,+

“Tenang, Saira. Bayimu tidak apa-apa..”+

Saira menoleh dan melihat Leo menahannya dengan sebelah tangannya,
lelaki itu tampak pucat, dan sebelah ada perban di lengannya, rupanya
tembakan Andre mengenai lengannya.+

Leo mengikuti tatapan Saira ke lengannya dan meringis, “Tidak fatal kok,
hanya menyerempet lengan...”+

Saira menatap Leo dengan cemas, “Andre? Leanna?”+

“Andre tertembak tangannya juga, oleh polisi. Dia sekarang di rawat
dalam penjagaan polisi. Leanna baik-baik saja, dia di dalam bimbingan
psikiaternya.”+

Saira memikirkan tentang ibu dan adik-adik Andre dan tiba-tiba merasa
cemas, “Bagaimana dengan keluarga Andre?”+

“Polisi sudah menginformasikannya kepada mereka, mereka sekarang ada di
kantor polisi.”+

“Mereka pasti bingung...” Saira meringis sedih.+

“Sama bingungnya seperti dirimu kan Saira? Aku juga tidak menyangka, aku
terlambat mendapatkan informasi, maafkan aku seandainya aku lebih
teliti, pasti insiden ini tidak akan terjadi.”+

Saira menghela napas panjang, “Kau tidak pernah percaya bahwa Andre
adalah seorang gay, dan kau benar.”+

Leo mengangkat bahunya dan tersenyum, “Biasanya seorang lelaki mempunyai
insting tersendiri mengenai hal itu.”+

Saira menatap Leo dengan bingung, “Maukah kau menjelaskan semuanya
kepadaku, kumohon? Semua ini... semua ini terlalu membingungkan untukku,
aku tidak mengerti apa yang terjadi...”+

Leo menggenggam tangan Saira menatapnya dengan lembut, “Aku mau...
berbaringlah.”+

Dengan segera Saira mengikuti permintaan untuk berbaring, matanya masih
menatap Leo dengan penuh rasa ingin tahu,+

“Aku akan menjelaskan semuanya kepadamu, dari awal... tetapi sebelumnya
kuharap kau mau mendengarkanku..”+

“Mendengarkan apa?”+

“Bahwa aku mencintaimu, Saira. Dengan sepenuh hatiku, perasaan ini
muncul di luar kendaliku, aku mencintaimu begitu saja. Bahkan di saat
aku sedang berusaha bersikap kasar kepadamu, jauh di dalam hatiku aku
tetap mencintaimu.”+

Saira tertegun ,menatap Leo dan menyadari bahwa laki-laki itu tulus. Leo
meremas jemari Saira dan meringis sedih, “Kelakuan kasarku di awal
pernikahan kita memang sangat keterlaluan... aku harap, setelah
mendengarkan penjelasan ini.. kau.. setidaknya kau bisa mempertimbangkan
untuk memaafkanku, memberi kesempatan kepadaku untuk memperbaiki
semuanya, memulai semuanya dari awal...”+

Lalu kisah itupun mengalir dari bibir Leo, semua kebenaran itu, semua
rahasia itu, semuanya terkuak satu demi satu, lapis demi lapis hingga
menyisakan satu pengertian yang mendalam.+

***+

“Begitulah kisahnya.” Leo mengakhiri kisahnya, “Aku memang mendekatimu
karena dendam tersembunyi, tetapi aku tanpa sadar sudah mencintaimu.
Bayi di kandunganmu... itu menyadarkanku bahwa aku amat sangat
mencintaimu dan tidak bisa hidup tanpamu, aku mohon Saira, berilah aku
kesempatan, aku akan menebus semuanya, aku akan menjagamu dan anak
kita.” Leo menatap Saira dengan ragu, “Apakah setelah semua perlakukan
jahatku itu... kau.. kau masih menyimpan setidaknya sedikit cinta
untukku?” +

Saira tertegun, mencoba menelaah semua kisah yang diceritakan Leo dengan
sedalam mungkin. Semua terasa mengejutkan, kenyataan tentang ayah
kandungnya, kisah cinta ibunya dan juga kisah Leanna yang
menyedihkan.... pantas saja Leo menuduhnya bertanggung jawab, sama
seperti Andre.... /ah ya Tuhan/, Andre pasti sangat mencintai Leanna dan
calon anaknya. +

Saira menatap Leo, sebenarnya dalam hatinya ingin sekali mempermainkan
perasaan lelaki ini, berpura-pura sudah tidak mencintainya lagi,
mengingat betapa kejamnya kelakuan lelaki itu di awal-awal pernikahannya
dulu, tetapi rupanya perasaan cintanya terlalu besar kepada Leo. Cinta
itu tetap ada, bahkan di masa-masa perlakukan terburuk Leo kepadanya.+

“Kau sangat kejam kepadaku dulu.”+

“Aku memang bersalah.” Leo meringis pedih, “Aku memang keterlaluan.”+

“Kata-katamu juga kasar.”+

“Itupun aku mengakuinya, maafkan aku Saira.”+

“Kau membuatmu menangis setiap malam.”2

“Maafkan aku..” Leo tampak tersiksa, “Aku tidak pernah menikmati
tangisanmu, hatiku terasa pedih mendengarnya, tetapi saat itu aku tidak
sadar bahwa dendam tidak ada gunanya, bahwa kau sebenarnya tidak
bersalah.”+

“Kau menyakitiku.”+

“Tidak akan kulakukan lagi, aku bersumpah. Kalau kau memberiku
kesempatan, aku akan berusaha sepenuh hati agar kau tidak tersakiti
sedikitpun.”+

Saira menggeleng, “Tidak.”+

“Tidak?” Leo tampak cemas luar biasa, “Kau tidak mau memberiku
kesempatan lagi?”+

Saira menghela napas panjang, “Aku memang tersakiti sedemikian rupa tapi
tidak..aku tidak apa-apa...” tiba-tiba dadanya terasa sesak dan air mata
menetes dari sudut matanya, “Tetapi aku mencintaimu Leo... sepenuh
hatiku, dan perasaan itu selalu ada.”+

“/Oh Tuhan/.” Leo menggunakan jemarinya untuk mengusap sudut mata Saira,
menyingkirkan air matanya, “Maafkan aku Saira, maafkan aku.” Ketika
Saira tidak menolak, Leo merengkuh Saira ke dalam pelukannya dengan
sebelah tangannya yang tidak terluka. “Aku mencintaimu, Saira, aku
mencintaimu..”+

Saira membalas pelukan Leo, menenggelamkan wajahnya ke dalam pelukan
lelaki itu, lelaki yang sangat dicintainya. /Ah ya Tuhan/... dia sangat
bersyukur karena jalannya seperti ini. Dulu dia memang sempat menderita
dan bingung, mempertanyakan jalan Tuhan kepadanya. Tetapi ternyata
mereka diberi ujung yang indah.+

Jemari Leo menyentuh lembut perutnya dan mengusapnya, “Dia akan menjadi
cahaya dalam kehidupan kita, anak kita... semoga aku bisa menjaga kalian
berdua.”+

“Kau sudah menjaga kami berdua.” Suara Saira serak oleh tangis, “Aku
yakin kedepannyapun kau bisa menjaga kami berdua.”+

Leo mengangkat dagu Saira, lalu mengecup bibirnya lembut, “Maafkan aku
atas kekasaran dan sikap jahatku kepadamu, maafkan aku atas semua
rahasia yang kusembunyikan kepadamu. Maafkan aku atas kelakuan
burukku.... dan terimakasih karena masih mencintaiku, bahkan di saat aku
begitu sulit untuk dicintai.”+

Saira tersenyum kepada Leo, menatap mata Lelaki itu yang berkaca-kaca.
Harapannya terkembang luas, akan masa depannya bersama Leo dan anak-anak
mereka nanti. Dia percaya bahwa mereka bisa menyelesaikan semua
permasalahan ini, meluruskan semua dendam, memaafkan semua kesalahan dan
membangun hidup mereka bersama.+

Saira percaya bahwa dia akan berbahagia bersama Leo, dan juga bersama
buah cinta mereka yang akan lahir nanti+

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience