1

Romance Series 17281

Airis melihat sekeliling rumah anak-anak yatim At-tazkiyah dengan penuh rasa sayu . Esok dia akan meninggalkan tempat itu . Kerana esok tahun baru dan ulang tahun kelahiran Airis yang ke 18 tahun . Maka dengan rasminya Airis harus meninggalkan tempat itu selamanya .

Disinilah tempat untuk berteduh setelah kematian ibu , ayah dan abangnya meninggal dunia pada satu tragedi kebakaran dirumahnya pada 10 tahun yang dulu . Terlalu menyayat hati jika Airis mengingatinya .

Pada suatu petang yang redup , Airis meminta kebenaran ibunya untuk bermain bersama kawan-kawan di taman permainan berhampiran .

" Ibu , Airis nak main dengan kawan-kawan tau ibu ." Airis meminta izin pada ibunya yang sedang memasak sup ketam untuk makan malam nanti .

" okay ... tapi balik cepat tau . " Puan Ain memberi keizinan pada anak kecilnya .

" Lagi satu ibu .. Airis nak pinjam kain batik dan kain pelekat ayah ." Pinta Airis .

" Nak buat apa ? " Tanya Puan Ain pelik .

" Farah dengan Asyraf cakap harini main pondok-pondok . Airis jadi ibu dan Asyraf jadi ayah . Boleh ya ibu .. "

" Yelah .. pergi ambik dekat ampaian . "

" Terima Kasih Ibu .. " Airis menyalami ibunya dan memeluk ibunya . Itulah rutin yang akan dibuat jika berpisah untuk ke sekolah ataupun bermain .

Airis pergi berlalu dari dapur dan duduk di sebelah abangnya yang sedang menonton tv .

" Abang .. jom main dekat taman ." Airis mengajak abangnya bermain bersama . Tapi di tolak ajakannya .

" Tak nak lah .. sekejap lagi cerita Shin chan , lepas shin chan Doraemon ." Mata Ammar masih tetap melihat screen television .

" Nantikan ada ulangan .. " Pujuk Airis lagi .

" Ini bukan Astro lah .. ni tv7 . Dah-dah pergilah sana main . Kawan Airis dah bagi salam dah tu ." Ammar menolak lembut bahu adiknya lembut . Mengganggu konsentrasi menonton cerita yang sedang terlayar .

" Sekejap - sekejap .. " Airis memegang bahu abangnya pula .

" Apa lagi Airis .. " Tanya Ammar dan melihat mata Airis .

" Airis nak pinjam ... pinjam ... pinjam ...." kata Airis takut-takut .

" Pinjam apa ? " Tanya Ammar ..

" cermin mata abang ... boleh ? adik nak main pondok-pondok . " Pinta Airis sambil mengerdipkan matanya berulang kali .

" Ambillah dekat atas meja . Pinjam kejap dan jaga elok-elok . Pecah , Airis ganti dengan duit raya Airis eh . " Ammar memberi kebenaran dan peringatan . Matanya disepetkan .

" Terima kasih abang .. " sebelum Airis berdiri dengan laju terus mencium pipi abangnya dan menghulurkan salam pada abangnya . Salam disambut . Tangan abangnya dicium .

" Eii , cium-cium . dah pergi cepat . Hati - hati Airis .. kalau jatuh bangun sendiri . " Kata Ammar sambil menyapu pipi yang dicium oleh Airis tadi . Airis mencebikkan bibir . Cium sikit pun tak boleh .

Airis memakai cermin mata abangnya .

Airis keluar dari rumah itu dan manunggang basikalnya , tidak dilupakan kain batik dan kain pelekat diampaian dicapai dan beriringan bersama Farah dan Asyraf pergi ke taman permainan .

Sedang seronok bermain bersama-sama . Tiba-tiba rakannya bersuara . Sekejap lagi siang akan melabuhkan tirai . Teringat pasanan ibu pulang awal .

" Jom balik . " Airis mengajak kawannya balik tangan sibuk memasukkan kain-kain yang dilipat ke dalam bakul . Cermin mata elok dipakainya .

" Jom !! " Serentak suara Farah dan Asyraf .

" Airis , tengok tu .. " Airis melihat keatas dimana jari Farah menunjuk . Terdapat Asap hitam berada di udara . Bila diamati asap itu seperti dari arah ke rumahnya .

" Ada kebakaran lah .. " Suara Asyraf pula .

" Jom tengok .... " Airis dan rakan-rakannya Asyraf dan Farah menaiki basikal masing-masing menuju ke arah asap hitam itu .

Semakin dekat mereka bertiga menghampiri asap itu semakin mereka memandang sesama sendiri . Asap itu datang dari arah jalan sebelah kanan .. dimana rumah mereka bertiga .

Ketika sudah sampai dihadapan kebakaran itu mereka bertiga sudah meraung .

" Ibu ... abang .... " Airis mahu berlari masuk ke dalam api yang sedang marak itu . Belum sempat kakinya menghampiri , badannya dipeluk . Apabila dia berpaling wajah ayahnya menyapa .

" Ayah ...... " Airis memeluk erat tubuh ayahnya .

" Airis duduk sini diam-diam " Tuan Malik mencium ubun-ubun anaknya .

" Ayah nak pergi mana ? " Tanya Airis cemas bersama juraian air mata .

" Ayah nak selamatkan Ibu dan abang . " Jawab Tuan Malik .

" Ayah ... " hanya panggilan itu dapat disuarakan ketika melihat Tuan Malik masuk kedalam api yang sedang marak .

sudah lima minit lamanya Tuan Malik di dalam . Suasana yang hingar-bingar dengan kekalutan jiran-jiran yang membantu memadamkan api sambil menunggu bantuan dari pihak bomba . Tiba-tiba ada letupan besar . 'Debbommm' makin besar api dihadapannya mujur Airis sudah jauh dari kebakaran itu .

" Ayah !!! " Airis memanggil ayahnya yang tidak muncul tiba .

" Ayah !!! ... " masih tiada sahutan .

" Ibu !!! ... " begitu juga . Tiada sahutan .

" Abang !!! ... " juga sama . hanya bunyi api yang rakus memakan mangsanya . Air mata yang sedia keluar semakin lebat berjuraian .

Airis menangis semahunya .. Ya Allah , selamatkan mereka . Airis terus terduduk dibawah pokok manggis . Azan maghrib berkumandang , bomba hadir menyelamatkan mangsa dan Airis menangis sehingga pengsan .

Tiga rumah yang terbakar itu telah meragut 7 nyawa . Ayah , Ibu dan abangnya . Ayah dan ibu kepada Farah . Nenek dan adik kecil kepada Asyraf .

Airis melihat kubur-kubur yang dihuni oleh keluarganya . Air matanya berjuraian lagi .

" Ibu .... Airis rindu ibu . Airis lapar , Airis tak makan lagi . " Adu Airis .

" Abang .... kenapa abang tak ikut Airis pergi taman . kalau tak Airis masih ada abang . "

" Ayah .... kenapa ayah masuk dalam api , kenapa Airis lupa nak halang ayah . " Airis menangis semahu-mahunya . Tiba-tiba ada tangan yang mengurut lembut belakangnya .

" Sabar dik ... Allah sayang orang-orang yang sabar . " Airis masih menangis lagi .

" Adik ingatkan .. dekat sekolah ada belajar rukun iman ? " Tanya akak bertudung merah jambu itu .

Airis anggukkan kepalanya .

" Apa dia , akak nak dengar . "

" 1 , beriman kepada Allah . 2 , beriman kepada malaikat . 3 , beriman kepada kitab . 4 , beriman kepada Rasul . 5 , beriman kepada hari kiamat . 6 , beriman kepada qada' dan qadar Allah ." Jawab Airis dengan lancar .

" Bagusnya adik ni .. okay , akak nak tanya , apa maksud beriman pada qada dan qadar Allah tu ? "
Airis hanya menjongketkan bahunya tanda tidak tahu .

" Maksud dia adalah terima segala ketentuan dari Allah dengan berlapang dada . Bahagia ataupun sedih kita kena terima ." Terang akak bertudung merah jambu itu lagi .

Airis menganggukkan kepalanya tanda faham dengan keterangan tadi .

" Dan ... kita tidak boleh tanya Allah .. kenapa macam ni , kenapa macam tu . kalau macam ni , kalau macam tu . Itu semua tak boleh dan kita kena terima ." Sambungnya lagi .

" Tapi , Airis sedih sangat . " Airis menangis lagi .

" Airis tahu tak , kalau kita mati apa yang kita akan bawa dalam kubur ? " Airis menggelengkan kepalanya .

“ Rasulullah bersabda ,

apabila mati seseorang anak adam itu .. maka akan terhenti segala amalanya kecuali 3 perkara iaitu sedakah jariah, ilmu yang memberi guna, doa anak – anak yang soleh .

jadi , Airis kena rajin bersedekah , punyai ilmu agama yang kukuh dan sampaikan pada orang lain dan jadi anak yang baik pada ibu dan ayah . jika airis buat semuanya tadi .. maka , insyaAllah mudahlah urusan ibu dan ayah Airis di kubur . "

Airis menganggukkan kepalanya . Tanda faham .

" okay , jadi ... jom ikut akak . Kita pindah pergi dari sini jumpa kawan-kawan . "

Airis dan Farah ditempatkan di Rumah anak-anak yatim . Asyraf pula duduk semula di rumah ayah dan ibunya . Asyraf berada dikampung ini hanya sementara kerana cuti sekolah dan dijaga oleh neneknya .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience