5

Romance Series 17281

Hari yang dijanjikan telah tiba . Airis dan Ammar duduk berdua menghirup udara segar petang itu . Peralatan lengkap untuk melukis semuanya sudah dibeli tadi .

Ammar yang sedang membaca buku bersedia u tuk dilukis oleh Airis . Ammar yang duduk di rumput yang hijau berlatar belakangkan Tasik Putrajaya sambil membaca buku . Sungguh kacak .

1 jam selepas itu terhasillah lukisan cantik dan nampak sangat hidup itu . Airis bersuara .

" Okay .. finished ." Ucap Airis pada Ammar yang jauh lebih kurang 15 langkah dari dia .

" Serious ?? .. " Ammar mendongak memandang Airis . Ammar berdiri sambil membetulkan tulang belakangnya yang lenguh kerana lama duduk melunjur kaki begitu .

Ammar menghampiri Airis yang sedang menyusun dan menyimpan peralatan lukisan , Kanvas , water colour dan colour pencils .

Ammar memandang lukisan tersebut dengan takjub . Matanya seakan-akan tidak percaya itu sebuah lukisan .

" Hebatnya .... sangat real . You're very talented . " Puji Ammar ikhlas . Matanya masih melihat lukisan yang sudah siap tu .

" Thank You sir ... I am glad to hear that . " Airis tersenyum melihat Ammar yang tersenyum melihat lukisan dia .

" So , memang nak jadi orang seni ke ni ? " Tanya Ammar pandangan tertumpu pada Airis pula . Peralatan semua sudah siap disimpan didalam beg . Mereka berdua duduk di rumput yang hijau bersama . Lukisan tadi masih dipegang oleh Ammar . Berborak dahulu sambil menunggu lukisan itu kering .

" Macam gitu lah kononnya . Tapi , lukisan Airis kena diasah lagi ." Airis merendah diri .

" Dah cantik macam ni still tak puas hati lagi ? . Ini lukisan yang paling cantik pernah saya tengok depan mata sendiri . Ni dah tahap profesional . Sayang kalau tak di tengahkan ." Puji Ammar lagi . Airis hanya tersenyum dengan pujian Ammar .

" Bukan tak puas hati .. sebenarnya tak tahu macam mana cara nak ketengahkan lukisan Airis . Airis adalab cita-cita nak puat pameran lukisan sendiri . But , in my dreams je lah . " Airis ketawa sendiri seperti perlekehkan angan-angan mak jeninnya .

" Tiada yang mustahil kalau kita berusaha Airis . Nanti saya mintak tolong kenalan saya . Dia pun pelukis tapi dia stay Turkey sekarang .. jarang dia balik sini . Apa-apa pun saya cuba tolong ketengahkan lukisan awak ni . " Ammar memberi cadangan dan harapan pada Airis .

" Really , thank you Tuan ."

" InsyaAllah .. anything for you ."

Selepas 2 bulan berlalu makin rapat hubungan antara Airis dan Ammar . Sudah nampak bibit-bibit cinta antara mereka . Airis yang cool dan lemah-lembut kadang gila-gila dia datang . Semakin Ammar ingin memiliki Airis .

Pada pandangan Airis pula , Ammar yang baik dan caring sangat membuatkan Airis merasa selamat .

Lagi sebulan sahaja Airis akan bekerja disini . Baru 3 kali Airis hangout dengan Farah . Itupun kerana Farah yang selalu tidak free . Farah yang semakin kurus dipenglihatan Airis . Bila ditanya ..

" Kenapa kau nampak kurus ?" Tanya Airis risau .

" Aku diet lah .. aku turun 5kg . " Jawab Farah sambil tersengih .

" Tak payah lah kurus sangat . Kau nampak macam sakit . " Suara risau tidak dapat dilindungi.

" Hahahaha .. don't worry . " Dalih Farah . Farah yang mula membuat kemoterapi . Banyak effect dari kemo tersebut . Kurang selera makan . Rambut gugur . Badan terasa tidak bermaya . Akhirnya Airis membuat keputusan untuk tidak teruskan kemo tersebut .

Farah ingin menyimpan duitnya untuk belajar bukan lagi untuk perubatan penyakitnya .

Mati itu pasti . Bila-bila boleh mati .

Airis mendengar teleponnya berbunyi tanda panggilan masuk .

" Assalamualaikum .. " Suara disana agak lemah .

" Waalaikumsalam .. Farah , kau kenapa ?" Tanya Airis cemas .

" Aku .. aku .. dekat rumah . Boleh datang rumah . Tolong jaga aku sekejap . " Memandang harini hari sabtu Airis terus bersetuju . Luluh hatinya mendengar suara Farah .

" Aku balik .. sekejap lagi aku sampai ."

Airis terus menghubungi Ammar untuk menghantarnya pulang ke rumah Farah .

" Sabarlah .. kita dalam perjalanan dah kan ." Ucap Ammar pada Airis yang sedang kalut disebelah pemandu .

" Dia jarang sakit . Tapi selalunya kalau dia sakit terus teruk . Bila nak sampai ni , jalan jem pula .. bila boleh sampai ni ? " Tanya Airis cemas .

" setengah jam lagi sampai ." Ammar memberi tahu . Dikerling Airis yang sedang cuba menghubungi seseorang .

" Shima tak angkat call pula ... time susah ni lah selalu sangat kawan tak free ." Airis membebel sendiri .

" Cuba call Farid .. kot lah dia boleh tolong . " Ammar memberi idea pada Airis . Cadangan itu diterima cepat-cepat Airis mendail number telepon Boss Farid .

Panggilan disambut .

" Assalamualaikum Boss . Ni Airis . Airis nak mintak tolong ni . Urgent ." Kata Airis laju dan cemas .

" Waalakumsalam . Minta tolong apa ?" Suara Farid juga terkejut dengan suara cemas itu .

" Boss tolong pergi rumah Farah . Tengokkan keadaan dia . Tadi dia call minta tolong . Airis call balik dia tak angkat . " Terang Airis pada Boss Farid .

" Ok .. ok " Terus telepon dimatikan .

" Boss Fradi tahukan rumah Farah ? " Airis bertanya pada Ammar disebelah .

" Tahu rasanya . Sebab kitorang dah 3 kali pergi rumah Farah masa raya haritu ." Jawab Ammar .

Ketika sampai di bangunan cepat-cepat Airis menuju menaiki tangga . Lift lambat . Ammar pun mengikut jejak langkah Airis .

Ketika sampai di rumah , Farah tidak kelihatan . Ammar dan Airis berpandangan .

Ammar mendail nombor Farid .

" Wehh Farid . Mana Farah ? " Tanya Ammar mengah .

" Dia dalam ICU . Blood comes out everywhere .. aku takut Ammar . Dia sangat kritikal Ammar . Aku dekat KPJ sekarang . Datanglah sini ." Ucap Farid sayu .

Ketika mereka berdua sampai terus Farid memeluk Ammar . Farid menceritakan keadaan Farah ketika ia sampai ke rumah itu . Farah tidak sedarkan diri .. Hidung dan mulutnya penuh dengan darah . Dia perlukan pembedahan .. dan Farid telah pun menandatangani izin pembedahan itu berlaku . Farah bukan sahaja menghidap Leukimia tapi juga Barah otak . Jika pembedahan berjaya sekalipun kemungkinan besar Farah akan koma untuk sementara waktu .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience