Pada hari jumaat itu , Airis dan Ammar telah pun bergelar Suami dan isteri . Mereka bernikah di pejabat agama sahaja . Diwalikan dengan Wali Hakim . Disebabkan Airis sebatang kara agak mudah untuk Ammar miliki Airis .
Tiada majlis bertunang , majlis nikah besar- besaran , majlis belah lelaki ke , belah perempuan . Mudah dan simple .
Airis yang memakai baju kurung putih yang dibelinya untuk majlis khatam Quran diadakan di Rumah anak-anak yatim masih muat dan nampak baru disarungkan pada tubuhnya untuk majlis akad nikahnya tadi tidak dilupakan selendang putih dikenakan .
Ammar hanya memakai kemeja putih dan seluar hitam .
' Macam nak pergi kerja je .' Omel Airis .
Ketika dalam kereta mereka berdua hanya senyap dan diam tanpa kata . Tiada apa yang perlu dikatakan .
Airis membuka bicara setelah lama berdiam diri .
" Terima Kasih .. Tuan . Sebab sudi nikahi saya ." Ucap Airis ikhlas . Itulah sebaik-baik kata . Padahal semuanya berpunca dari dirinya . Dia yang menggoda Ammar .
" Hmmm .. Stop panggil Tuan lah Airis . You bukan bekerja dengan saya dah . Panggil Abang ." Arah Airis .
" Okay ." Jawab Airis .
Senyap semula .
" Kalau lepas ni saya cari kerja , Tuan ... eh .. Abang , izinkan ? " Tanya Airis sambil memandang Ammar yang sedang memandu .
" Tak boleh . Awak duduk je rumah . Nafkah nanti saya bagi ." Jawab Ammar serious .
" Ok ." Jawab Airis pendek . Haritu dia kata jangan harap perkahwinan ni jadi macam orang lain . Ni lain pula cerita . Apa-apa je lah .
Ammar berhenti di Shopping malls . Mereka berjalan beriringan . Seperti pasangan bercinta . Ammar menggenggam jari-jemari Airis . Airis hanya membiarkan .
Ammar membawa Airis ke kedai Emas . Ammar memilihkan Cincin emas yang sangat cantik untuk Airis . Airis hanya diam .
Selepas membeli cincin mereka pulang ke rumah .
Airis ingatkan Ammar ingin pulang ke rumah . Rupanya diapun turut masuk kedalam rumah . Airis menghidangkan Air untuk Ammar yang sedang ralit menonton tv .
Ammar menekan butang merah pada remote . Menjadi senyap suasana . Ammar mengarahkan Airis duduk disebelahnya .
Airis mendekati Ammar dengan debaran .
Ammar mengeluarkan bekas kecil dari poketnya dan menyerungkan cincin emas tadi pada jari manis Airis .
" Mulai harini .. Airis milik abang seorang ." Ucap Ammar pada Airis . Matanya memandang Mata Airis . Airis hanya senyum manis .
Ammar membelai pipi Airis . Ammar mendekati wajah Airis .. dekat semakin dekat .
Dengan cepat Airis berdiri mengelak dari perkara itu terjadi .
" Err .. saya nak mandi dan solat isya' .. " Cepat-cepat Airis berlari anak masuk kedalam bilik .
" Oh my Allah ... malunya . Dia tuntut benda tu ke . Dosa kalau tak buat . Jangan fikir .. jangan fikir ." Airis mencapai tuala dan baju tidur satin berlengan panjang dan berseluar panjang .
Ketika keluar dari tandas kelibat Ammar tiada . Dia faham lah tu , yang aku tak nak buat benda tu .
Selepas solat isya' , Airis menutup lampu dan terus baring di atas katilnya . Tidak pula dia ingin melihat keadaan Ammar di luar . Pandai-pandailah dia . Dulukan ini rumah dia . Baju dia masih ada dekat bilik sebelah . Dia tidur bilik sebelah lah tu .
Airis yang sudah terlelap merasakan ada tangan yang melingkar pada belakang tubuhnya yang sedang mengiring ke kiri .
" Airis .. jangan tidur ." Suara Ammar berbisik di telinga Airis . Airis diam .
" Airis .. " Panggil Ammar lagi . Airis tetap diam .
" Airis .. " Ammar tidak berputus asa .
" Hmmmm .. " Jawab Airis . Suaranya dibuat-buat mengantuk . Padahal bagai mahu tercabut jantungnya ketika itu . Suara yang menggoda tu . Oh .. please . Kuatlah wahai iman .
" Jangan tidur ya sayang .. " Pujuk Ammar . Jari Ammar sudah bermain-main dengan jari Airis .
" Nak tidur juga . " Jawab Airis lembut .
" Jangan tidur tau ... " Satu ciuman diberikan pada pipi Airis . Kemudian pada tengkuk Airis .
Airis dapat merasakan Ammar sedang membuka satu persatu butang bajunya ..
ohhh ... tidak dapat lari lagi .
Share this novel