13

Romance Series 17281

Pada hari jumaat itu , Airis dan Ammar telah pun bergelar Suami dan isteri . Mereka bernikah di pejabat agama sahaja . Diwalikan dengan Wali Hakim . Disebabkan Airis sebatang kara agak mudah untuk Ammar miliki Airis .

Tiada majlis bertunang , majlis nikah besar- besaran , majlis belah lelaki ke , belah perempuan . Mudah dan simple .

Airis yang memakai baju kurung putih yang dibelinya untuk majlis khatam Quran diadakan di Rumah anak-anak yatim masih muat dan nampak baru disarungkan pada tubuhnya untuk majlis akad nikahnya tadi tidak dilupakan selendang putih dikenakan .

Ammar hanya memakai kemeja putih dan seluar hitam .

' Macam nak pergi kerja je .' Omel Airis .

Ketika dalam kereta mereka berdua hanya senyap dan diam tanpa kata . Tiada apa yang perlu dikatakan .

Airis membuka bicara setelah lama berdiam diri .

" Terima Kasih .. Tuan . Sebab sudi nikahi saya ." Ucap Airis ikhlas . Itulah sebaik-baik kata . Padahal semuanya berpunca dari dirinya . Dia yang menggoda Ammar .

" Hmmm .. Stop panggil Tuan lah Airis . You bukan bekerja dengan saya dah . Panggil Abang ." Arah Airis .

" Okay ." Jawab Airis .

Senyap semula .

" Kalau lepas ni saya cari kerja , Tuan ... eh .. Abang , izinkan ? " Tanya Airis sambil memandang Ammar yang sedang memandu .

" Tak boleh . Awak duduk je rumah . Nafkah nanti saya bagi ." Jawab Ammar serious .

" Ok ." Jawab Airis pendek . Haritu dia kata jangan harap perkahwinan ni jadi macam orang lain . Ni lain pula cerita . Apa-apa je lah .

Ammar berhenti di Shopping malls . Mereka berjalan beriringan . Seperti pasangan bercinta . Ammar menggenggam jari-jemari Airis . Airis hanya membiarkan .

Ammar membawa Airis ke kedai Emas . Ammar memilihkan Cincin emas yang sangat cantik untuk Airis . Airis hanya diam .

Selepas membeli cincin mereka pulang ke rumah .

Airis ingatkan Ammar ingin pulang ke rumah . Rupanya diapun turut masuk kedalam rumah . Airis menghidangkan Air untuk Ammar yang sedang ralit menonton tv .

Ammar menekan butang merah pada remote . Menjadi senyap suasana . Ammar mengarahkan Airis duduk disebelahnya .

Airis mendekati Ammar dengan debaran .

Ammar mengeluarkan bekas kecil dari poketnya dan menyerungkan cincin emas tadi pada jari manis Airis .

" Mulai harini .. Airis milik abang seorang ." Ucap Ammar pada Airis . Matanya memandang Mata Airis . Airis hanya senyum manis .

Ammar membelai pipi Airis . Ammar mendekati wajah Airis .. dekat semakin dekat .

Dengan cepat Airis berdiri mengelak dari perkara itu terjadi .

" Err .. saya nak mandi dan solat isya' .. " Cepat-cepat Airis berlari anak masuk kedalam bilik .

" Oh my Allah ... malunya . Dia tuntut benda tu ke . Dosa kalau tak buat . Jangan fikir .. jangan fikir ." Airis mencapai tuala dan baju tidur satin berlengan panjang dan berseluar panjang .

Ketika keluar dari tandas kelibat Ammar tiada . Dia faham lah tu , yang aku tak nak buat benda tu .

Selepas solat isya' , Airis menutup lampu dan terus baring di atas katilnya . Tidak pula dia ingin melihat keadaan Ammar di luar . Pandai-pandailah dia . Dulukan ini rumah dia . Baju dia masih ada dekat bilik sebelah . Dia tidur bilik sebelah lah tu .

Airis yang sudah terlelap merasakan ada tangan yang melingkar pada belakang tubuhnya yang sedang mengiring ke kiri .

" Airis .. jangan tidur ." Suara Ammar berbisik di telinga Airis . Airis diam .

" Airis .. " Panggil Ammar lagi . Airis tetap diam .

" Airis .. " Ammar tidak berputus asa .

" Hmmmm .. " Jawab Airis . Suaranya dibuat-buat mengantuk . Padahal bagai mahu tercabut jantungnya ketika itu . Suara yang menggoda tu . Oh .. please . Kuatlah wahai iman .

" Jangan tidur ya sayang .. " Pujuk Ammar . Jari Ammar sudah bermain-main dengan jari Airis .

" Nak tidur juga . " Jawab Airis lembut .

" Jangan tidur tau ... " Satu ciuman diberikan pada pipi Airis . Kemudian pada tengkuk Airis .
Airis dapat merasakan Ammar sedang membuka satu persatu butang bajunya ..

ohhh ... tidak dapat lari lagi .

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience