CHAPTER 24 PENARI TAYUB DARI ALAM GAIB

Horror & Thriller Series 3716

Chapter 24 Penari Tayub Dari Alam Gaib.

Tanpa Ana sadari setelah turun dari angkutan umum tubuhnya basah di guyur derasnya air hujan. Walaupun hujan terus membasahi dirinya Ana tetap melangkah dengan tegap, terus berjalan tanpa memikirkan air hujan yang terus turun. Ana berdoa agar dapat tumpangan sehingga lebih cepat sampai ke rumah sahabat ibunya yang bernama bu Ratih yang memang lumayan cukup jauh dari tempat pemberhentian angkutan umum. Biasanya di samping perjalanan banyak tukang ojek yang mangkal 
." Pada kemana tukang ojek? Biasanya banyak, mungkin mereka sedang mengantar penumpang." Kata Ana dalam hati.Karena tubuhnya sudah basah kuyup oleh air 
hujan. Tidak berpikir panjang Ana memutuskan untuk berteduh di tempat pangkalan ojek 
." Kebetulan di sana ada pangkalan ojek jadi untuk sementara, aku tidak apa apa berteduh di sini dulu. Mungkin sebentar lagi tukang ojek sudah ada yang datang." Pekik Ana dalam hati. 
Setelah sekian lama Ana mulai resah karena tubuh Ana sudak tidak kuat menahan dingin
." Mana hujannya belum reda.di sini nggak ada telepon koin pasti bu ratih khawatir." Pikirnya bingung. 
Di dalam keadaan melamun, tiba – tiba di kejahuan Ana melihat seorang wanita berparas cantik dan juga ayu berjalan dengan menggunakan payung melangkah ketempat Ana berteduh. Sesaat Ana merasa lega melihat kedatangan seorang wanita." Setidaknya aku tidak lagi sendirian. Paling nggak ada teman yang bisa di ajak bicara sambil menunggu ojek." 
Setelah wanita itu tiba dan berteduh di samping Ana langsung menyapanya 
." Kakak, sedang menunggu tukang ojek juga, ya?" 
Wanita di samping Ana tersenyum sambil menjawab. 
" Iya."" Aku juga menunggu. Tapi dari tadi tukang ojeknya belum juga datang." Sahut Ana. 
Walaupun baru pertama melihat dan berkenalan Ana merasa mulai akrab. 
Sepertinya Ana merasa sudah mengenal wanita ini. Kemudian Ana bertanya kembali 
." Apakah kakak tidak takut pulang sendirian di larut malam dan hujan deras seperti ini."
" Kakak sudah terbiasa pulang malam dan menghadapi hujan deras seperti ini." Jawab wanita cantik itu sambil tersenyum.Sesaat Ana merasakan menghirup sesuatu yang wangi. Ana pikir aroma itu berasal dari wanita yang berdiri di sampingnya. Ana pun merasa terhipnotis karena sama sekali tidak sadar jam sudah menunjukan pukul 10:00 malam. Ketika menyadarinya Ana mulai gelisah. Memandang wajah Ana yang gelisah wanita itu berbicara 
." Kakak dulu ya, dik. Kakak pikir tukang ojek tidak mangkal di karenakan hujan jadi rasanya tidak mungkin di tunggu lagi." Kata wanita itu.Melihat Ana diam saja, wanita berwajah ayu itu bertanya lagi. " 
",Rumahnya dimana? Ayo sekalian pulang sama kakak kebetulan kakak ada payung. ,Nggak baik anak gadis malam – malam sendirian di sini." Ajaknya.
Ana hanya mematung mendengar tawarannya namun tanpa pikir panjang Ana berjalan dalam satu payung dengan wanita cantik yang baru Ana kenal satu jam lalu 
." Kakak selalu pulang larut malam, ya? 
"" Benar, karena pekerjaan kakak seorang penari." Jawabnya lembut 
." Pantas busana yang di kenakannya seperti seorang penari." Kata Ana dalam hati 
,"besok malam di desa ini ada acara bersih desa..jadi kamu bisa datang,kakak akan nari di acara itu..dan di sana banyak cowok datang ama makanan gratis,"beritahu dia bikin mata Ana bling bling.. 
,"cowok..cowok desa,ogah ah..baunya sih bukan parfum casablanca tapi minyak nyong nyong,tapi makanan gratis..lha ini baru enak!," 
,"oke kak..ana usahain besok malam datang..tapi tempatnya mana?," 
,oh..tempatnya dekat rumah kakak kok..pokoknya kamu nanti belok kekiri seperti kakak..kalau ada suara tayuban ya di situ tempatnya," 
Tidak lama kemudian mereka sampai di persimpangan jalan, satunya lurus dan jalan satunya lagi mengarah ke kanan. Ana mengambil jalur lurus sedangkan wanita berwajah ayu itu mengambil arah belok ke kiri." Dik, kita berpisah 
sampai dini saja ya." Kata wanita itu.
Belum sempat mengucapkan rasa terima 
kasih wanita yang menurut Ana sedikit misterius itu mempercepat langkah kakinya dan Ana pun mengambil inisiatif yang sama mempercepat langkah kakinya supaya lekas sampai ke rumah bu Ratih sahabat ibunya. 
.Malam telah larut,jam yang sama seperti kemarin...Ana sudah sampai ke sana..dia celingukan..tapi terus berjalan..sebenarnya dia mau mengajak Lia kalau Ara 
masih berada di rumah neneknya..kalau Lia..dia ogah di sindir Lia..Abad Millenium nonton Tayub..oalah..malu dong ama mbakyu Dona alias Maddona 
penyanyi Amerika Serikat Yang dulu terkenal karena membintangi Film Evita Peron yang merupakan first lady Argentina dan konon dialah The Real President. 
Ana mendengar suara gamelan di tabuh dan suara merdu seorang sinden..Ana tersenyum..dia mencoba mencari jalan yang di lewati kakak penari..tapi kok 
nggak ada..yang ada hanya ladang ketela sama jalan setapak yang kecil..bukan jalan lebar walau hanya jalan berbatu bukan jalan aspal seperti yang kini di pijak Ana. 
Cewek satu ini bergidik ngeri...dia mau berlari pergi ketika ada suara bel montor berbunyi.Cewek ini berbalik,seorang pria melepas helmnya. 
,"pak irwan!."pekik Ana senang..dia ketakutan. 
,"mau kemana kamu?."tanya Irwan turun dari Montor mendekati Ana. 
,"itu pak..ada suara pagelaran tayub untuk bersih desa." 
,"bersih desa..hari ini,tidak ada na..aku orang sini,"terang Irwan 
,"tapi suara itu pak?." 
,"ayo..ikut bapak!."nanti aku jelaskan!."perintah Irwan..sambil memberi isyarat agar Ana naik ke motornya. 
Sebenarnya Ana sedikit nggak enak jika kepergok bu Arini karena pak Irwan mengajaknya makan bakso..Nanti di pikir ada apa..apa..,dia godain pak Irwan 
tapi terpaksa karena selain dapat makan gratis,dia benar benar penasaran sama wanita itu juga biar ada yang ngantar pulang.Jam segini angkutan umum sudah jarang. 
,"wanita yang kau lihat adalah nyai watini..penari tayub terkenal zaman Belanda dulu,yang mati karena kereta kudanya jatuh ke kali di belakang ladang ketela pohon,"jelas pak Irwan ,Ana mengangguk. 
,"ceritanya lengkapnya sih gini an..jadi ndengerin!." 
Dulu dekat kali itu ada sebuah desa bernama kali anget dan hari ini mereka tampak sibuk menyiapkan uborampe untuk acara desa malam hari nanti. 
,"benar yang menjadi penari tayub nanti malam adalah yu watini,kang Madi?."tanya Manto sama Kang Madi yang sibuk memotong bambu.
Mendengar pertanyaan itu kang Madi yang sibuk memotong bambu tampak menoleh dengan antusias.. 
,"tentu di..kalau bukan nyai watini mana mungkin aku serajin ini..buat modal nyawer nanti malam," 
,"makanya aku heran,akang kok jadi serajin ini," 
,"eh..nyai watini seorang penari tayub yang terkenal di wilayah ini,goyangannya sih biasa,tapi entah kenapa selalu membuat berdegup siapapun yang melihat ayunan pantatnya.Belum lagi suaranya kalau lagi nembang," 
,"bikin kang madi melek merem,"ujar Manto sambil tertawa. 
,"sampai kemanapun nyai watini pentas,di situ kang madi selalu setia hadir,"ucap Kang Madi,Manto hanya tersenyum tipis. 
,"aku sendiri juga heran,di daerah ini juga banyak penari tayub,bukan hanya puluhan bahkan ratusan.Tapi entah kenapa tidak ada yang seperti nyai watini,"ucap Kang Madi lagi. 
Sementara itu rombongan tayub milik Kang Marlim sudah bersiap siap menuju desa Kalianget.Nyi Watini sendiri selaku primadona telah bersiap siap.Namun tatkala rombongan itu bersiap akan berangkat tampak sebuah kereta kuda yang 
berhenti di depan rumah.Tidak lama kemudian seseorang laki laki tua turun dari kereta kuda tersebut. 
Kang Marlim yang melihat kehadiran lelaki,tampak tergopoh gopoh itu segera menyambutnya. 
,"rombongan nyai watini?."tanyanya seraya melirik ke arah nyai Watini yang duduk di depan sebelah kusir. 
,"ya,ada apa pak?."ujar Kang Marlim balik bertanya. 
,"saya dari kalianget bermaksud menjemput rombongan nyai watini,"terang pria yang memperkenalkan diri sebagai mbah Ratno itu,Kang Marlim mengiyakan apa yang di ucapkan oleh Mbah Ratno. 
Ia tidak heran kalau pihak desa menyuruh orang untuk menjemput rombongannya,sebab acara bersih desa ini merupakan acara yang penting bagi warga desa dan sulit untuk di tinggalkan.Karena itu mereka tidak menginginkan acara tersebut gagal. 
Dengan gagalnya acara bersih desa akan menyebabkan desa yang bersangkutan akan terkena bencana akibat kemarahan danyang desa setempat. 
Kereta yang di tumpangi oleh rombongan Kang Marlim sebanyak dua kereta dan satu pedati berisi gamelan itu pun mengikuti kereta yang di tumpangi mbah 
Ratno menuju desa Kalianget.Dengan perlahan kereta tersebut. Mulai menembus keremangan malam yang mulai datang.Sesaat kemudian kereta yang mereka tumpangi mulai memasuki jalan desa yang menurun.Kang Marlim 
menoleh ke belakang dan berusaha melihat pedati yang membawa peralatan gamelan di belakang.Ia tidak melihat,namun merasa yakin kalau kusir pedati 
belakang mengetahui jalan yang menuju ke desa kalianget dan tidak akan tersesat di jalan. 
Namun Kang Marlim dan rombongannya yang mulai memasuki desa tidak merasa heran dengan pemandangan yang ada,mereka merasa memasuki desa Kalianget yang kini tampak hingar bingar.
Tampak jalanan desa di hiasi dengan janur 
yang melengkung serta anak kecil yang berlarian ke sana kemari karena gembiranya.
Acara bersih desa ini rupanya di rayakan mereka dengan meriahnya oleh segenap warga desa. 
Kini kereta yang di tumpangi rombongan nyai Watini telah sampai di tempat acara pentas tayub.
Sementara Kang Marlim tampak kebingungan menunggu pedati dan kereta satunya yang tertinggal.
Melihat kebingungan Kang Marlim dengan 
serta merta mbah Ratno mengamit Kang Marlim 
,"mari,kang marlim tidak perlu khawatir untuk gamelan,kita sudah mempersiapkan gamelan serta penabuh gamelan dari warga,"ucap mbah Ratno itu 
di selingi sayup sayup suara gending yang mulai berkumandang di tengah pentas.Ia lalu mempersiapkan rombongan untuk segera naik ke pentas yang 
telah di siapkan.Ia sendiri langsung menggandeng nyai Watini,sang primadona di kawasan ini. 
Tak berapa lama beberapa penari tayub mulai beraksi di atas panggung,sementara nyai Watini sendiri mengikuti mbah Ratno ke dalam rumah besar yang ada di samping panggung.Dengan heran nyai Watini memasuki rumah 
tersebut bersama mbah Ratno.Tampak di dalam rumah kelihatan beberapa laki laki berwajah seram sedang duduk mengelilingi sosok yang bertubuh gemuk dan 
duduk di kursi yang ada di tengah ruangan. 
,"duduk nyai,"mbah Ratno mempersilahkan nyai Watini untuk duduk.Semua laki laki yang ada di dalam ruangan itu matanya tertuju pada Nyai Watini yang 
berwajah cantik.Dengan tersipu Nyai Watini duduk.
,"kamu ingat sama aku wati?."tegur laki laki bertubuh gemuk itu pada Nyai Watini yang ada di hadapannya. 
Mendengar pertanyaan itu Nyai Watini tidak menjawab hanya menatap ke arah laki laki tersebut. 
,"kalau kamu tidak ingat aku,tentu kamu ingat ki buaya putih,"bentak laki laki tersebut. 
Belum habis bentakan yang membuat tubuh sintal Nyai Watini itu menggigil ia semakin terkejut manakala melihat pria tersebut berubah menjadi laki laki 
yang berkepala buaya putih,tampak mulutnya menganga dan mendesis desis mengeluarkan lidahnya. 
Nyai Watini semakin pucat bahkan sampai terkencing kencing manakala melihat para pria yang ada di sekitarnya berubah semua menjadi lelaki yang berkepala buaya putih. 
,"kamu pasti ingat aku,aku buaya putih,raja buaya kali ini yang kamu puja dengan mengorbankan anakmu agar menjadi wadalmu untuk memperoleh kecantikan yang sekarang kamu miliki,"ucap Buaya Putih. 
Mendengar ucapan itu nyai Watini hanya tertunduk lesu dan mengingat lima tahun yang lalu.Sewaktu dia belum menjadi penari tayub yang terkenal seperti saat ini.
Waktu itu ia hanya penari tayub biasa yang di tinggal minggat oleh suaminya yang tidak bertanggung jawab serta anak yang baru berumur satu tahun. 
di tengah keputusasaannya ia memutuskan untuk melakukan ritual di sungai ini.Sampai akhirnya ia bertemu dengan buaya gaib yang merupakan penunggu sungai ini. 
Raja buaya yang bernama Buaya Putih itu bersedia membantunya untuk menjadi cantik dan merupakan idola bagi masyarakat yang gemar akan tayub.Namun 
untuk itu Buaya Putih meminta tumbal anak dari Nyai Watini.Selain itu ia juga meminta tumbal nyawa orang setiap tahunnya sebagai persembahan bagi Buaya Putih.
Namun entah kenapa,kali ini Nyai Watini tidak tega untuk mengorbankan kang Paijo,calon suaminya. 
Ia benar benar mencintai pemuda tersebut dan tidak rela kalau memberikan tubuh kang Paijo menjadi santapan Buaya Putih.Namun rupanya tindakannya tersebut membuat Buaya putih marah dan memanggil Nyai Watini beserta rombongannya masuk ke kerajaan lelembut miliknya. 
Mendengar ucapan Buaya putih itu Nyai Watini terdiam.Ia hanya mengangguk waktu Mbah Ratno yang kini telah berubah menjadi manusia lagi menggamitnya untuk memasuki panggung pentas.Dengan lemas Nyai Watini mengikuti mbah Ratno.Ia berusaha menolak waktu Mbah Ratno menyodorkan segelas minuman yang
berwarna merah darah ke arahnya.Namun 
cengkraman tangan mbah Ratno yang kuat akhirnya membuatnya harus menenggak 
minuman yang ternyata berupa darah segar itu. 
Sesaat setelah minum,Nyai Watini mulai bergerak lincah di atas panggung.Suaranya nyaring merdu menembangkan tembang tembang yang memikat banyak orang di bawah panggung.Belum lagi kerling matanya tampak begitu liar menggoda para pria untuk mengajaknya menari bersama. 
Melihat itu penonton pun bersorak riang dan bau minuman keras tampak keluar dari mulut para lelaki itu. 
Sementara itu warga desa Kalianget tampak kebingungan menunggu kedatangan kang Marlim yang belum datang.Sebab yang datang hanya para penabuh gamelan yang ada di rombongan kereta belakang.Sementara para penari tayub termasuk nyai Watini tidak tampak.Namun kecemasan mereka berubah menjadi kegemparan 
manakala mendengar berita yangmenghebohkan,rombongan kereta kang Marlim yang mengangkut Nyai Watini beserta penari tayub lainnya tenggelam di kali. 
Beberapa waktu kemudian dari arah kali sering terdengar suara gamelan serta suara merdu Nyai watini seolah olah dari dalam sungai.Rombongan kang marlim 
ikut menjadi korban karena perbuatan Nyai Watini yang bersekutu dengan lelembut. 
,"itu ceritanya an..karena itu jika ada suara gamelan dari kali itu..mereka tidak ambil pusing karena nyai watini lagi pentas tayub di alam lelembut," Ana bergidik ngeri 
,"cerita itu bisa di percaya kebenarannya pak?." 
,"katanya sih..cerita ini dari mulut ke mulut..karena nggak ada wartawan yang mau di kirim ke alam lelembut buat wawancara," ucap Pak Irwan 
,"bener juga pak..bapak benar benar guru sejarah terbaik..tidak hanya sejarah alam nyata..sejarah alam gaib juga menguasai,"mendengar itu pak Irwan nyengir kuda.

 

Penari Tayub Dari Alam Gaib. Ana bertemu cewek penari yang mengajaknya menonton acaranya besok malam namun dia hanya mendengar suara gamelan tanpa orangnya,saat bingung untung ketemu Irwan yang menjelaskan bahwa itu penari tayub yang sedang konser di alam lelembut dulu sih Nyi Watini memang pernah hidup namun bersekutu dengan siluman buaya putih yang memberikan kecantikan dan ketenaran dan dia di bawa ke alam lelembut karena tidak bisa memberi tumbal.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience