Chapter 23 Teror Sang Mata
Ketiga sahabat ini berjalan menaiki bukit yang di kanan kirinya ada pohon pohon besar yang daunnya mulai luruh,kecokelat cokelatan jatuh ke bumi,indah sekalee!."
saat seperti ini tiba tiba..Ara ingat Rana Purbaya juga Arya Karmapala lho!."aish..aish.
,"ra..lia,ayo cepat aku ingin melihat telaga itu,pasti indah kala sore hari!."seru Ana berlari lari kecil mendahului kedua sahabatnya.
Mereka sampai di tepi telaga..ya memang sore hari di tepi telaga memang pemandangan yang mempesona,berlatar belakang gunung dengan awan putih yang membentang di atasnya,di hiasi warna kuning sang mentari yang mau kembali ke peraduannya.Dan air danau memantulkan cahaya matahari jadi tampak keemasan..indah sekali!."
,"friends..bibi gue pesen kalau kita jangan pulang malem malem..ntar di makan genderuwo penunggu telaga ini!."
cerocos Lia
,"lia..Nada bicaramu sepertinya makhluk silang!."
,"kamsud lho!."
,"perpaduan pierce brosnan ama mandra,"celetuk Ana bikin Ara tersenyum simpul.
,"ya..improvisasi dikit tak mengapa..lah!."
waktu terus berlalu tapi keindahan alam di sore hari dengan angin semilir membuat ketiganya tak mau beranjak pergi.
Tapi waktu tak bisa di bohongi,sore akan berganti malam.
,"yuk..kita pergi dari sini tapi sebelumnya kita cari mawar liar dulu!,"ajak Ara di ikuti anggukan Lia tapi gelengan Ana.
,"kenapa an?."tanya mereka barengan
,"aku mau di sini dulu..kalian cari mawar dulu..nanti jemput aku di sini ya,"
,"ya udah,hati hati..kami nggak lama cuma nggak usah deket deket malam,hosip yang aku dengar nih telaga jadi tempat nongkrong para genderuwo,"
,"ah..kau lia,masak genderuwo nongkrong,gaul amat nggak kalah ama mas boy,"timpal Ana dengan muka nggak mengenakan
,"ya iyalah an..mereka itu kalau nongkrong,makannya keripik belatung,rempeyek cacing tanah ama syrup lumpur,"ucapan Lia bikin Ana bergidik ngeri
,"ar..bawa pergi nih,manusia sok usil!."perintah Ana bikin Ara tersenyum simpul.
,"dada an..moga ketemu ari wibowo bertopeng..maksud aku ada cowok pakai topeng ari wibowo setelah topengnya di buka tampangnya..eh ternyata dono warkop!."
Ana manyun semanyunnya sedang Ara segera menarik tangan Lia agar pergi dari tempat itu,kini Ana sendiri bagaikan angka satu seperti lagunya Caca
Handika yang ngehits di era 90-an,yang dulu kala lagu itu populer dengan lagu bersambung bisa di jadikan film ceritanya.Yang ama penulis dan konco
konco di juluki Lasam.
Seperti ini lagunya Caca Handika yang di mulai ama Undangan Palsu(ceweknya
nikah ama cowok lain tega mengirim undangan pakai nama palsu),di sambung Mandi Kembang(ceweknya jadi janda mau kembali ama bang Caca ampe rela mandi
kembang) di sambung Gantungan Baju(ceweknya pergi dari bang Caca lagi cuma ninggalin gantungan baju) di sambung ama Angka Satu(karena udah nggak punya
isteri,apa apa jadi sendiri) akhir cerita ngenes sengenesnya.
Dan lasam lain yang nggak kalah hits dari Poppy Mercury yang di mulai dengan Surat Undangan(ceritanya surat cintanya neng Poppy di balas ama
surat undangan ama cowoknya) di lanjut ama Terlambat Sudah(cowoknya putus ama cewek selingkuhannya,pengin kembali ame neng Poppy tapi di tolak mentah
mentah,benar benar wanita hebat jadi ingat bunda Maia,dia benar benar The Inspiring Women buat penulis ama wanita lain) terakhir antara Kau,Dia dan Aku(akhirnya neng Poppy pilih sahabat mantan cowoknya yang dulu mengantar
surat undangan dan pakai nyindir semua wanita ingin bahagia apabila kekasihnya setia).Ya begitulah contoh lasam di kala penulis muda,back to Miss Ana.
Sore hampir berganti malam,udara dingin di kawasan telaga ini terasa menusuk hingga ke sumsum tulang belakang.
Di atas ketinggian satu cahaya melesat secepat kilat menuju ke arah telaga laksana batu membara yang terjatuh dari langit.
Dengan luar biasa cepat cahaya yang bentuknya seperti sebuah mata raksasa itu mendadak berhenti diam mengambang sejarak sepuluh meter dari permukaan
air telaga yang kini berwarna hitam pekat.Melihat semua ini Ana shock.Dia ingin pergi dari situ tapi sendi sendi tubuhnya tidak bisa di gerakkan..dia mencoba berdoa sebisa mungkin sambil mau tidak mau bola matanya harus memandang peristiwa gaib yang kini ada di depannya.
Cahaya dalam bentuk mata raksasa membara terlihat berkedip kedip lalu berputar memperhatikan keadaan sekelilingnya.Hebatnya lagi,kemanapun mata
tunggal yang ukurannya lebih besar dari buah kelapa itu mengarahkan perhatiannya,maka cahaya terang kemerahan dari mata tunggal itu memancar menembus langit menjelang malam di sekelilingnya.
Setelah yakin keadaan di sekelilingnya dalam keadaan aman aman saja,sang mata kini layangkan pandangan ke sebelah timur tepi telaga.
Belum sempat sang mata berlama lama memperhatikan keadaan sebelah timur telaga,tahu tahu air telaga yang berwarna hitam yang berada di bawah sang Mata raksasa bergejolak.
Pada mulanya gejolak air di tengah telaga perlahan,kemudian gejolak itu semakin lama semakin menghebat.Kepulan asap tebal terlihat meliuk liuk membubung tinggi menuju ke arah di mana sang Mata tunggal raksasa mengapung.
Mata tunggal raksasa yang memancarkan cahaya membara bergeser lalu melesat ke sebelah timur telaga hitam ini.
Belum lagi sempat sang Mata itu mencapai tepi telaga sekonyong konyong terdengar suara seruan.
,"bagus kau telah kembali pulang.Tapi mengapa lama sekali kau berada di luar sana?padahal aku butuh cepat untuk menghimpun semua pengikut karena
besok ada upacara!.Wahai sang mata!."lekas kau masuk ke dalam ronggamu.Aku membutuhkan kehadiranmu secara utuh di singgasana keagunganku.! Kata satu
suara yang datang dari dalam dasar tengah telaga bergejolak.
Sang mata jelas saja tidak bisa menjawab karena sesungguhnya makhluk yang suka berkeliaran itu hanya sebuah mata untuk mengamati keadaan.Tanpa
anggota tubuh yang lain yaitu mulut maka memang sang Mata tak bisa bicara.
Mata itu hanya bisa mengedip sebagai pertanda dirinya memahami apa yang baru saja di ucapkan oleh suara yang datang dari balik dasar telaga.
,"lekas lakukan perintahku,kembali ke tempatmu!."Dari dasar telaga lagi lagi terdengar suara bergema.Air di seluruh penjuru telaga terus makin bergolak seolah air mendidih.
Sang mata tidak menunggu lama.Laksana kilat mata tunggal itu melesat ke sebelah timur tepi telaga.
Selagi Sang Mata melesat menghampiri raga yang telah lama di tinggalkan,Raga itu tiba tiba ada di depan Ana yang berada di timur telaga.
Pada waktu bersamaan gejolak air yang terjadi di seluruh penjuru telaga hitam berangsur mereda dan lenyap.
Tubuh Ana terasa senyap terkena udara yang luar biasa dingin.Sementara di depannya sesosok itu terbujur diam tidak bergerak terbaring dengan dua tangan di lipat ke dada.Rambut sosok itu panjang berwarna putih.
Satu mata dalam keadaan terpejam sedangkan mata di sebelahnya hanya berupa sebuah rongga kosong berwarna merah dengan pelupuk mata di bagian atas amblas ke dalam rongganya.
Siapa sosok yang terbujur di atas tanah dekat telaga?."
konon katanya ini makhluk gaib penghuni telaga ini..yang sukanya bersekutu dengan dukun jahat
yang melakukan kejahatan yang merupakan kaki tangan makhluk ini.
Matanya ini memang hebat,bisa ke luar masuk meninggalkan rongganya.
Bila telah berada di luar rongganya,maka mata itu bisa membesar seratus kali lebih besar dari ukurannya yang asli.
Sang mata itu bisa memancarkan
cahaya panas yang bisa membuat celaka.
Kini sang mata berada tak jauh dari tubuh pemiliknya.Tubuh itu sudah merasakan kehadiran sang mata.Tubuh yang tadinya dingin seperti es dan kaku
laksana batang kayu itu terlihat mulai menunjukkan tanda tanda kehidupan.
Tanpa suara tubuh diam itu mulai bergerak gerak.Seiring dengan gerakan tubuh,terdengar helaan nafas dingin bercampur uap menderu dari dua buah lubang hidungnya.
Sang mata yang ketika itu masih mengapung di atas ketinggian tampak bergoyang keras.
Satu cahaya kemerahan membersit dari sang mata lalu meluncur deras ke arah tubuh itu.Sejarak dua jengkal lagi cahaya menghantam tubuh itu,tiba tiba
saja dari bagian mata sebelah kiri yang hanya berupa rongga membersit pula cahaya yang sama.
Dua cahaya berubah melunak.Seolah terjadi pertemuan antara dua makhluk yang sudah saling mengenal satu sama lain.Kedua cahaya yang bertemu bergabung
menjadi satu.Kemudian berputar di udara sebanyak tiga kali lalu menyapu seluruh tubuh itu.Cahaya seperti membiasi seluruh tubuh itu dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.
Sapuan lembut itu membuat tubuh itu di bangunkan dari tidur panjangnya.Mata
di sebelah kanan berkedap kedip,kedua tangan yang di lipat di depan dada di rentangkan ke samping.
,"Uaaakh..!."makhluk itu menguap lebar sekaligus menatap ke atas,dia melihat cahaya merah membara di atas yang tak lain adalah mata kirinya.
,"oh..mataku..ternyata telah kembali.Dan aku tidak pernah tahu berapa lama kau telah pergi!."sekujur tubuhku mati rasa.Itu menjadi pertanda kau sudah cukup lama meninggalkan diriku.Cepat!."hei..sang mata tunggu apa
lagi!."mengapa tidak segera masuk kembali ke dalam ronggamu?!."
Setelah memerintahkan sang Mata,tubuh itu menunggu sambil membuka pelupuk matanya lebar lebar.
Matanya yang di sebelah kanan terus memperhatikan ke atas.Sang mata bergoyang goyang.Bentuknya yang besar secara perlahan namun pasti berubah
mengecil.Semakin lama mata itu menjadi bertambah kecil hingga akhirnya kembali ke ukuran semula.Lalu di ketinggian sang Mata melakukan gerakan
yang menimbulkan suara berdesis laksana seekor ular yang siap masuk ke sarangnya.
Secepat kilat sang Mata meluncur deras ke bawah,lalu
Pluk!
Blep!
sang Mata sakti ambles terbenam ke dalam rongganya
Tubuh itu mengusap mata kirinya yang terasa sepet dan pedes.
,"Eh..kurang ajar!."masih sakit saja."
setelah menunggu beberapa saat tiba tiba dia merasakan rasa sakit di bagian wajah lenyap dan berganti rasa sejuk.Rasa sejuk itu akhirnya mengalir deras ke bagian kepala sebelah belakang.
Dia sebentar mengatur nafasnya,lalu menggeliat bangkit berdiri.Kemudian tanpa menoleh dia berjalan menuju telaga,sesampainya di tepi telaga,dia
membungkukkan badan,lalu menepukkan tangannya ke permukaan telaga yang hitam sebanyak tiga kali,seiring dengan tepukan tangan,dari mulutnya terdengar ucapan.
,"penjaga yang berkuasa di telaga sebelah bawah.Aku mohon di bukakan jalan,aku ingin bertemu yang mulia !."
tubuh itu menunggu beberapa jenak lamanya.Dan penantiannya tak berlangsung lama.
Tiba tiba saja Ana mendengar seperti gerbang besi di geser membuka.
Air di tepi telaga mengeluarkan gelembung luar biasa,tersibak ke kiri dan kanan.Ana melihat beberapa undakan anak tangga serta lorong terbuka
bercahaya temaram.Seiring dengan itu dari balik lorong bercahaya terdengar suara jawaban tapi juga bernada memerintah.
,"jalan masuk telah di buka.Bergegaslah..!."terdengar suara dari dalam lorong yang terbuka.
,"hem,baiklah..!."
tubuh itu kemudian melangkah menuruni undakan anak tangga yang muncul di balik air yang tersibak.
tidak berselang lama dia telah sampai di undakan anak tangga paling bawah dan terus berjalan menelusuri sebuah lorong panjang bercahaya temaram.
Ketika dia telah mencapai pertengahan lorong terdengar suara bergemuruh di bagian atasnya.
Air telaga yang tersibak bertaut dengan sendirinya.Tangga penghubung menuju kerajaan gaib di bawah telaga telah lenyap.
Telaga kembali sunyi bersamaan tubuh Ana berdebum jatuh menghantam tanah.
Di sebuah rumah di desa S,tempat tinggal bibi Lia.
Ana menggigil sambil menyebut bola mata raksasa sementara Ara dan Lia mencoba menenangkan
,"an..lupakan semua udah berlalu..yang penting kamu selamat."ucap Ara mengelus punggung Ana.
,"udah lah an..tuh sinetron ari wibowo udah mulai,sono gi daripada nanti telat,"bujuk Lia.
Kata kata Lia memang lebih ajaib daripada Ara,tanpa banyak kata dia lempar selimut lalu berlari ke ruang keluarga rumah ini di sertai gelak tawa Ara dan Lia.
Terlambat Sudah - Poppy Mercury
Engkau datang padaku
Kala hancur hatiku
Kau harap lagi ... cinta kasihkuSeperti duluJanganlah engkau sesali
Bunga yang lepas di genggaman
Dia kan kering ... berserakan
Tertiup angin*
Bukankah dulu engkau yang minta
Perpisahan ini
Hancur hatiku disaat itu
T'rima surat undanganmu**
Kini kau datang membawa duka
Dia yang kau cinta telah berdusta
Kau ingin diriku kembali lagi
Terlambat sudah ...
Usah kau buka kembali
Legenda cinta yang telah usang
Pintu hatiku tertutup sudah
Untuk cintamu
Kembali ke * .... **...
Kini kau datang membawa duka
Dia yang kau cinta telah berdusta
Kau ingin diriku kembali lagi
Terlambat sudah ...
Teror Sang Mata Ketiga sahabat tamasya ke telaga yang terkenal angker,di sana Ana yang memisahkan diri dari sahabatnya dan di teror bola mata raksasa,untung dia selamat.
Share this novel