Chapter 6 Bertandang Ke Sekolah Hantu
Apasih yang paling di sukai anak anak sekolah ketika libur sekolah,pastinya adalah liburan termasuk Ara bersama best friendnya,Ana dan Lia.
mereka akan pergi ke saudara Ana yang Ana setengah kenal setengah enggak.maklum katenye saudara jauh..entah jauhnya kalau di hitung,bagai jarak Malang dan Surabaya.
Kembali ke mereka bertiga..yang begitu gembira
naik kereta api menuju desa sekitar kota Malang ini.
'nama kota kok malang sih,jangan jangan nanti kita kena kemalangan,khan malang artinya sial,"omel Lia.
di antara deru suara roda kereta besi beradu relnya.
,"apalah arti sebuah nama,kata sekespere..benar apa salah?."Ana nyolot
,"auh ah gelep,aku juga kagak ngerti.Maklum bukan penggemar Roim dan Julem"Lia menimpali.
,"sudah sudah,kalian jangan ngomong yang aneh aneh,nanti bisa ketiwasan lho!."nasehat Ara.
sambil perasaan dag dig dug nyamperin Ara.
Firasatnya berkata ada yang aneh dari suasana sekitar kereta.seharusnya langit sudah menampakkan cahaya teriknya karena hari mulai siang.tapi entah mengapa sepertinya suasana kurang bergairah,jalan jalan
sekitar rel kereta api sunyi senyap.tidak terlihat petani menggarap sawah sawah dekat rel dan satu lagi tak terlihat rumah penduduk walau satu biji.
Ara melihat jam tangannya,pukul dua belas tapi aneh suasana menunjukkan seperti jam enam pagi dan seperti sinar mentari baru mulai bersinar.tak nampak tinggi seperti seharusnya,mungkin akan turun hujan.pikirnya.dia mendongak,tak terlihat awan hitam bahkan gumpalan awan putih.
,"mau kemana,nak,"sapa seorang nenek renta dalam bahasa Jawa.
,"ke desa A,'jawab Ara seadanya.
,"hati hati nak," Ara mengiyakan sambil mengangguk.
aneh kok nenek itu menyuruhnya hati hati!.
,"ada apa?,"
,"tunggu nek,ada apa memang?,"tanya Ara penasaran.
,"konon di sana tempat pejuang bersembunyi jadi tentara jepang pergi ke desa itu,"
Ara melongo,sedang Lia dan Ana tersenyum simpul.
,"dasar sinto gendeng,menyambut millenia,kok tentara jepang!,"maki Lia.
,"abad 21 kale!,"seru Ana.
,"diam kalian!,"tahu tidak..nenek setua dia pernah merasakan di jajah jepang,ada traumatis memoriam yang dia rasakan...seakan kegetiran itu masih ada walau telah lama berlalu,ngerti nggak!,'seru Ara sewot.
,"duh..segitunya,kami ngerti,"sahut Ana manja manja gichu,emang itu dia sih!,"
,"ra..ngapain kamu nggak setegas ini kalau lagi sama kak arya karmapala!,"sindir Lia.
,"kak arya maning,nggak ada sih taufik omongan lain,"solot Ana.sedang Ara hanya mendesah
Akhirnya yang di tunggu datang,mereka tiba di stasiun desa yang di maksud,stasiun kereta kecil yang masih sama persis sejak zaman Belanda hanya perbaikan sedikit tanpa merubah bentuk dan anehnya stasiun ini sepi tanpa satupun petugas.
mereka bertiga saling berpandangan.
,"ini orang orang lagi nonton film titanic di bioskop kali kok satu butir saja tidak ada!,"
,'tahu ah gelap,masak nenek nenek ikut nonton titanic,bisa kembali muda lihat muka tampan leonardo de caprio!,"Ana nganalisa nihye!.
,"sepertinya cuma kita bertiga yang turun."guman Lia lirih.
memandang Ara yang menggeleng kepala.
Mereka keluar dari stasiun menyusuri jalan jalan berbatu,seharusnya sudah beraspal.
sekelompok emak emak rempong menghampiri mereka...memberi isyarat kepada mereka bertiga agar ikut lari.
,"ada apa sih mak!,"
,"cepat lari,jepang menyerang...kalau tidak cepat lari kalian bisa jadi wanita pemuas nafsu tentara jepang,apalagi kalian cantik cantik...kesukaan mereka khan noni belanda kayak kamu," nasehat mak mak yang bodinya mbleber kayak kaleng tonikum bayer,nunjuk hidung Ana.
,"emang,tentara jepangnya ganteng kayak kotaro minami..he..he,"
emak itu memandang Ana ajaib terus ngemeng.
,"ayu ayu kok gendeng!,"terus deh melanjutkan pelariannya.
,"kalau begitu aku ardath!,"
,"aku rela di perkosa asalkan tidak hamil,maksudmu!,"sewot Lia.
,"ih..lia,aku khan cuma bercanda!,"
,"candaan yang kau inginkan!,"
sementara mereka bertengkar,Ara memandang resah sekelilingnya dan dia melihat gerombolan tentara Jepang datang ke arah mereka.
,"teman teman,emak emak itu tadi nggak bercanda!,"Tuh..teman senegaranya
kotaro minami datang!,"teriak Ara.
,"tunggu kita berpikiran positif saja,sapa tahu ini film jepang,emak emak itu mengira kita figuran,lebih baik kita akting jadi pura pura jadi cewek yang mau di perkosa tentara jepang.siapa tahu nasib kita lagi mujur bisa gantiin bela sapi perah jadi artis.Asyik khan..cium cium sikit,peluk peluk
sikit dapat duit!,"Ana cerocos,Lia jelas pasang tampang jutek.
,"tapi an,mana kameranya?,"tanya Ara melihat sekelilingnya,nggak ada tuh kamera satu cuilpun.
,"udah deh ra,kita tunggu aja tuh di balik pohon,biar ana urusan sama kotaro minami imitasi!,"seru Lia menarik tangan Ara.bersamaan tentara Jepang datang.
Ana segera berpose kayak cacing kepanasan,Tentara Jepang yang harus di akui lumayan caem berhenti.dia memandang ke sekeliling,tepat di depan Ana tapi seakan tidak melihatnya...pandangannya tetap kosong menerawang lalu berlari lagi...meninggalkan ana yang plonga plongo.
Ara tersenyum dan Lia tertawa keras,Ana sewot terus menghampiri kedua sahabatnya.
,"udah deh an,sabar..walau nggak masuk skenario,buktinya nggak di cut,jadi kamu bakal di pertimbangan untuk main film selanjutnya walau bukan soal tentara Jepang,habis mukamu nggak pantes untuk film serius,cocoknya sih film
komedi,ntar kamu di kontrak ama doyok dan kadir,"nasehat Ara.
,"iya..kamu bisa gantiin lina budiarti,"tambah Lia.
,!cakepan aku kemana mana kale!,"
,"mbak kalian dari mana?,"tanya segerombolan anak kecil.
,"dari kota T,"jawab mereka serempak.
,"di sana kalian juga mau di tangkap tentara jepang?,'tanya mereka terkejut,mengapa semua kejadian ngelantur tak sesuai rencana.
Ara memperhatikan mereka satu persatu.tidak ada satupun di antara mereka yang memakai seragam juga sepatu.pakaian mereka lusuh,rata rata membawa sebuah
benda petak berukuran sekitar 15*20 cm berbingkai kayu hias yang sudah kusam dan alat tulis menyerupai pensil.Ara terpana melihatnya.
,"adik adik hari ini belajar apa?,"tanya Lia
,"perkalian!,"seru seorang anak yang memperlihatkan benda ajaibnya kepada mereka bertiga.
,"kalian kelas berapa?,"tanya Ana.
,"kelas enam!,"
kekas enam,aneh sekali kelas segitu seharusnya bukan perkalian karena ini untuk anak kelas tiga.
sayup terdengar suara kentongan nyaring dari jauh sana.anak anak itu berhamburan entah kemana.
sampai beberapa waktu ketiga sahabat ini hanya mampu terpaku di depan halaman sekolah dengan bangunan sederhana ini.
Ara bersama Lia dan Ana melangkah ke bangunan
kelas jadul,di atas meja dekat pintu tergeletak sebuah benda yang bagian sudut kanan atas,tertulis nama," SUPARDI,"kelas enam SR dan juga tulisan tahun,"1946," benda itu lantas Ara ambil dan dimasukkan ke dalam tas.
Namun ketika hendak pergi,tasnya terasa berat sekali.Ara lantas menariknya.Rupanya tersangkut tali tasnya ke ujung meja.Akibatnya meja itu roboh.Ara biarkan meja itu berserakan,Mereka mulai ketakutan dan berlari keluar kelas,saat Ara meraih pintu kelas untuk di tutup dan.
,"Braaak...!."pintu itu terlepas.
Mereka terkejut bukan kepalang.Ara mencoba tegakkan kembali pintu itu,ternyata pintu itu tercerai berai hingga tak berbentuk pintu lagi.
Mereka menyusuri koridor menuju kantor yang ada di ujung koridor.Di luar sepi.
Kemana orang orang pergi?."ketika mereka memasuki ruang kantor,terasa udara sangat pengap dan panas.Ara menjadi gerah.
Tidak satupun guru yang mereka jumpai.Mereka memasuki ruang Kepala Sekolah yang hanya di batasi lemari arsip yang di buat sedemikian rupa agar membentuk ruangan.
Mereka lihat seorang laki laki setengah baya duduk di belakang mejanya.
,"kemana orang orang pak,kok sepi?."tanya Lia melirik kedua sahabatnya.
,"semua sudah aku pulangkan,di sini hanya kalian dan aku,"jawab Pria itu dengan suara agak berat,seperti dari alam lain.
Mereka bertiga ketakutan..segera berlari keluar..dan teror kini di mulai..ternyata mereka malah memasuki ruang Kepala Sekolah lagi tapi kali ini ruang Kepala Sekolah berantakan?.Mereka kaget ruangan ini sudah puluhan tahun tak di urus.Dalam kondisi kaget,mereka balik ke ruang
guru yang tadinya rapi kini juga berantakan.
Mereka bertiga berlari meninggalkan ruangan kantor.
Ternyata di luar hari masih sangat gelap.Mata mereka tak dapat melihat apa apa,sungguh gelap.
Dari cahaya kilat yang sesekali menyambar,mereka lihat halaman sekolah sudah di penuhi semak belukar.Mereka hampir pingsan saking terkejutnya.Tak henti hentinya mereka mengucap doa yang di ingat.
",ya tuhan di mana aku!"tolonglah hambamu yang lemah tiada daya,"ucap Ara dengan bibir bergetar.
Hujan sudah mulai turun dengan derasnya,terasa baju
mereka sudah mulai basah kuyup.Rupanya atap sekolah sudah bocor sana sini.
Mereka berlindung di sudut salah satu ruang sekolah yang agak kering tapi dindingnya sudah bolong bolong.
Meja kursi sudah tak berbentuk,berantakan.
,"gelegaarr..!."terdengar suara guntur begitu keras.
,"ra..kita harus secepatnya meninggalkan tempat ini,aku tak mau terjebak di sekolah hantu!,"seru Lia tertahan..sedang Ana hanya bisa meratap sedih.
,"ra..cari akal,aku tak mau mati di sini..cita citaku masih banyak..aku pengin ngantiin alya rohali jadi putri indonesia terus di lamar ari wibowo,"
,"an..terlalu kamu,masih ingat cowok..dasar ganjen..putri Indonesia..putri alam gaib kalee!."teriak Lia sewot.
,"sudah..sudah,lebih baik kita pergi dari tempat ini dengan bantuan kilatan petir,"ucap Ara di antara suara hembusan angin yang lamat lamat seperti suara gaduh banyak orang..ada suara yang memanggil nama nama mereka
,"teratai!."
,"cendana!."
,"Dahlia!."
tanpa pikir panjang mereka berlari dalam derasnya hujan,kilatan petir dan gemuruhnya guntur.
Kakinya mereka terasa sakit..Di tengah jalanan setapak..mereka jatuh ke tanah.
,"sudah teman..kita berhenti dulu,kita sudah jauh dari sekolah hantu itu,"usul Ana.
Lia dan Ara mengangguk..Tapi mereka saling berpandangan..ya mereka memang
di jalan setapak tengah sawah tapi teryata jalan ini menuju jalan poros yang ada sekolah hantunya.
,"ahh..!."teriak mereka histeris bersamaan terdengar suara guntur begitu keras
,"gelegaarr..!,"mereka pingsan dan tak tahu apa apa.Semua serba gelap..Entah berapa lama mereka tak sadarkan diri.
Sampai akhirnya setengah sadar,Ara mendengar namanya di panggil
,"teratai..tenanglah!."suara itu terdengar lembut menyejukkan hati..Ara ingin menjawab tapi mulutnya terasa terkunci.
Entah apa yang membuatnya demikian.Tulangnya sangat ngilu,sukar untuk di gerakkan.
Ketika sedikit memaksa,Ara kembali jatuh,tak sadarkan diri lagi.tubuhnya terasa sangat ringan yang terlihat hanya putih dan putih...
Mereka terbangun saat mendengar lantunan ayat ayat suci yang di baca oleh banyak orang.Perlahan kesadaran mereka pulih.Kata kata yang pertama terucap dari mulut mereka,"ya tuhan,masih hidupkah aku?."
,"syukur..,kalian masih hidup,Nak!."jerit seorang wanita separuh baya sambil memeluk Ana.
Setelah benar benar sadar,mereka di suruh minum teh hangat.
,"bibik sudah menunggu kamu di stasiun tapi ndak muncul muncul,padahal ibumu telepon kamu sudah berangkat dari kota T,bibik tunggu sampai kereta terakhir,di sana tidak ada kalian..aku coba telepon ibumu lagi dan bilang kalian sudah berangkat,aku tak mau membuat panik ibumu..jadi ku bilang aku hanya menggoda,kalian sedang tidur beristirahat..terus aku cari pak mukhtar..karena aku curiga kalian di
bawa penunggu sekolah hantu itu,biasanya mereka mencari korban..pendatang yang tidak kenal daerah sini dan jika tidak ditemukan kalian mungkin selamanya akan hilang jadi bagian sekolah tua itu,"ucap bibiknya Ana..Mereka bertiga bergidik ngeri.
,"untung bibikmu gerak cepat jika tidak aku tak tahu nasib kalian,jadi aku segera memanggil warga untuk menemukan kalian,"ucap seorang pria paruh baya yang tanpa kenalan mereka tahu,dia pak Mukhtar yang di ceritakan bibi Ana.
,"tapi ada yang aneh dengan kalian,biasanya korban kami temukan diareal sekolah hantu itu..tapi kalian tergeletak di jalan seberang jembatan tua,"terang pak Mukhtar.
,"jembatan tua bukankah jalan depan sekolah lumayan lebar dan bagus walau tak beraspal..ada sawahnya lagi?."tanya Lia.
,"bagaimana keadaan sekolah itu saat ada jalan lebar di
depannya?."tanya Pak Mukhtar balik sambil tersenyum.
,"hanya sekolah sederhana tapi belum rusak,"kini giliran Ara yang menjawab.
,"itu keadaan sekolah di tahun 1944 sampai 1946 sebelum di pindahkan ke dekat balai desa,"
,"ih..nakutin kita masuk mesin waktu kali kayak film film
hollywood!,"seru Ana heboh..Lia melirik sebel sedang Ara bertanya lebih lanjut
,"apa sebabnya?."
di belakang sekolah itu dulu adalah tempat terjadinya pertempuran sengit antara pasukan kita dengan pasukan Jepang,banyak nyawa melayangmdi sana..guru dan para murid sering merasakan hawa yang tidak enak pada siang hari di sana dan jika ada kegiatan malam sering di ganggu oleh penampakan pasukan jepang dalam kondisi mengenaskan..daripada tercekam
horor..desa memutuskan membangun sekolah baru di dekat balai desa,"
",bagaimana kalian bisa berada di jembatan tua?,"tanya ulang pak Mukhtar lagi.
Ara tersenyum,sedang Lia menggeleng..saat begono,tibe tibe Ana nyeletuk
,"ya..aku menyemangati teman teman agar berlari dalam kilatan petir,mulanya sih ara dan lia takut..tapi aku besarkan hati mereka,Yuk..daripada ntar kita di makan setan!,"
Pak Mukhtar tersenyum penuh arti,enggak percaya kalee sedang Lia melirik jutek.
,"ndagel lu!."
,"terimakasih kau menolongku lagi."batin Ara tersenyum simpul.
Karena penasaran akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke tempat dimana sekolah itu berada.
Dengan di temani bibiknya Ana,Pak Makmur..mereka nekat mendatangi sekolahan itu.Ternyata letaknya sangat jauh dari dari desa,mereka melewati sebuah jembatan tua dan melalui sebuah sungai kecil yang tidak terlalu dalam untuk di seberangi.lalu perjalanan menembus hutan belukar akhirnya sampailah mereka di sekolah itu.
Mereka terpesona melihat pemandangan yang ada di depannya.Sebagian atapnya sudah ada yang roboh.Kayunya sudah lapuk termakan usia.
Setelah berkeliling tempat itu,mereka memutuskan pergi..saat itu Ara melihat tasnya ada di bawah sebuah kotak yang sudah keropos di makan rayap sana sini.
Ara meraba isinya,ternyata kotak bertuliskan nama SUPARDI itu masih ada di dalam tas.
Ara mengambilnya dan menunjukkan pada bibi Ana.
,"tahukah bibik apa guna benda ini?."
,"ini namanya sabak,di gunakan untuk menulis sebagai pengganti buku tulis.saat sekolah dulu,bibik pernah menggunakan ini,"terangnya.Ara mengangguk,
,"tinggalkan sabak ini di sini,karena ini milik mereka..!,"perintah pak Makmur yang buru buru di laksanakan Ara dengan ketakutan.
Bertandang Ke Sekolah Hantu Ketiga sahabat ini pergi ke desa kecil dekat Malang dan dalam perjalanan kereta ada nenek nenek yang mengingatkan soal bahaya dan kini setelah sampai, mereka seperti melihat timeline waktu yang berbeda dengan mereka.Ketiganya bertemu tentara Jepang dan anak sekolah yang tampak jadul.Mereka sampai ke sekolah dan mendapat teror gaib yang menakutkan untung orang orang datang menolong ternyata mereka kejebak dimensi lain sebuah sekolah yang hancur pada masa penjajahan Jepang.
Share this novel