CHAPTER 38 KALAP KALA PETANG

Horror & Thriller Series 3716

Chapter 38 Kalap Kala Petang 

Rumah nenek Lia ini udaranya memang segar,maklum rumahnya ada di antara pepohonan dan jauh dari jalan raya,di desa lagi.Lia sama Ara asyik makan 
ubi jalar sedang Ana cuma pasang tampang sebel 
,"ngapain an,kamu nggak mau makan..lagi sakit hati apa sakit gigi..kalau sakit hati kayaknya nggak mungkin,tadi aku baca trubus,kayaknya ari wibowo masih jomblo,"ucap Lia sambil mengunyah ubi. 
,"trubus..kamu pikir ari wibowo nama bunga langka kalimantan yang dilindungi pemerintah!,"semprot Ana,sedang Ara hanya tersenyum simpul. 
,"terus kenapa nggak mau makan..ubi jalarnya masih hangat lho an?."tanya Ara 
,"ih..ogah,seumur umur aku nggak mau makan ubi jalar,biasanya sih wafle yang diolesi cokelat..makan ubi jalar,ntar di kira aku warga ethiopia yang kelaparan," 
,"jadi nih ceritanya si bule celup mau makan seperti nenek moyangnya yang masih satu rumpun ama pangeran charles!."tambah Lia 
,"yes ai no bukan yes kothes anake beyes!." 
,"cobalah dulu an,ubi jalar itu enak,lha wong kotaro minami aja suka ubi,padahal produk jepang lho an?." 
,"yang bener lia,kotaro minami,satria baja hitam RX yang imut habis itu..tapi ari wibowo tetap kegantengannya masih di atasnya dan lebih jantan,"mendengar kata jantan,Ara dan Lia kompak bilang 
,"jantan...ayam jago kale!."Ana mau jawab lagi tapi mulutnya langsung di tutup ama ubi jalar sama Lia. 
Mata Ana membelalak lalu mulai mengunyah..enak juga!," buktinya kini Ana menjadi lahap makannya,mengalahkan kedua sahabatnya,membuat Ara dan Lia tertawa lepas. 
,"lia..bener kalau kotaro minami suka ubi jalar..apa itu yang bikin kulitnya putih?."tanya Ara sambil berbisik 
,"aduh ara..dia itu ras mongoloid satu rumpun ama jacky chan..kotaro memang suka ubi..ubi bawang merah!." 
,"itu umbi lia bukan ubi," 
Pukul lima sore,Ketiga cewek ini sudah di atas sepeda federalnya 
,"lia..bener nggak mau nginap saja nduk,ini sudah petang?."tanya neneknya Lia lembut,tapi Lia menggeleng 
,"besok harus berangkat pagi nek,Hari senin ada upacara bendera kalau berangkat dari sini nanti kami takut telat.".
Ara,Lia dan Ana segera berpamitan dan memutar sepeda untuk pulang kerumah.Tetapi alangkah 
terkejutnya neneknya karena ketiga cewek dan sepedanya sudah menghilang dari pandangan saat mereka memutar sepedanya. 
Padahal baru satu menit yang lalu mereka berpamitan.Seketika tengkuk si nenek terasa berat dan merinding.Apalagi kemudian dia mencium bau wangi 
bunga.Segera dia pergi dengan wajah ketakutan dan seribu pertanyaan. 
Namun sesaat kemudian si nenek lekas menguasai keadaan dan berdoa kepada tuhan agar cucu dan temannya selamat. 
Sesampainya di depan pabrik tepung tapioka,Ara berhenti lalu memandang langit. 
,"bukankah tadi udah pukul lima,kita udah berjalan setengah jam,matahari masih di situ saja?," 
,"kamu benar ra..seharusnya udah tenggelam,waktu sepertinya berhenti,"ucap Lia yang ikut ikutan berhenti di susul Ana. 
,"aduh..kalian psikopat..panik amat sih..lihat langit cerah..wajar jika sudah petang gini masih terang,soal jam..emang ada yang ngejamin kalau 
tuh jam waktunya benar siapa tahu kecepatan!,"seru Ana 
,"kamu bener juga an..,"ucap Ara..sedang Lia sebel karena Ana yang selalu di bulinya tumben hari ini pinter,apa lagi kesurupan arwah profesor.Tapi Lia tersenyum sinis 
,"ana..panik itu bukan psikopat tapi paranoid..mulanya baca baca,jangan tulalit!,"Ana memonyongkan bibirnya 
,sebeul ah!." 
,"udah..udah,jangan bertengkar,kita harus melanjutkan perjalanan,sebentar lagi malam,"ucap Ara menengahi kedua sahabatnya yang mulai panas. 
Ketiganya mengayuh sepedanya sekuat tenaga,agar cepat sampai rumah. 
Saat seperti ini tiba tiba kabut menutupi mata mereka sehingga menganggu pandangan dan makin kesini kabut semakin tebal. 
,"ra..apa yang terjadi?."teriak Lia panik 
,"aku juga tidak tahu lia..apa kita ke dimensi lain..atau ini yang dinamakan orang dulu dengan kata kalap,"ucap Ara.
mendengar ini Ana langsung merengek 
,"ara..lia,aku belum mau mati,aku masih jomblo,cita citaku juga banyak!," 
,"susan..susan,besok gedhe mau jadi apa!."ledek Lia. 
,"sudah..sudah kalian,lebih baik kita berdoa,dan menunggu kabut ini reda!,"seru Ara dan mata Ara terbelalak karena dalam naungan kabut tebal,dia melihat ada buaya besar berwarna hitam legam,berjalan perlahan diatas aspal.Ara mencoba tidak histeris agar tidak membuat kedua sahabatnya panik. 
Ara sedang berpikir mencari jalan lain untuk menghindari buaya tersebut,tapi jalan lain tidak ada...Hanya berbekal doa..Ara memberanikan diri untuk melewati buaya itu bersama Lia dan Ana dengan menuntun sepedanya.
Untunglah buaya itu tidak terganggu sehingga Ara dan teman temannya bisa lewat dengan selamat. 
Namun masalah tidak berhenti sampai disitu. 
Tidak berapa lama kemudian langit tampak menghitam.Mendung tebal menggayut 
di angkasa di selingi sambaran kilat dan gemuruh petir,segera mereka memakai jas hujan yang sudah di siapkan di tas masing masing. 
Dan memasang tas plastik besar pada tas ranselnya untuk melindungi barang barang yang mereka bawa.
Benar saja,tidak berapa lama kemudian hujan turun 
dengan derasnya.Cuaca bertambah buruk karena hujan yang lebat membuat mereka susah bergerak seolah olah tetap berada di tempat sama. 
Kini mereka hanya bisa berdoa agar terhindar dari hal hal yang tidak di inginkan. 
Tidak lama setelah itu,hujan mendadak reda.Langit cerah tanpa secuil awanpun. 
Petir pun sudah lama tak terdengar. 
Membuat semakin bersemangat mengayuh sepeda sehingga tidak menyadari jika mereka sudah melewati rumah Ara.
Untung Ana berteriak memberitahu.,"kita putar sepeda saja!,"perintah Ara pada kedua sahabatnya riang. 
Setelah sepeda berputar,kembali mereka mengayuh lagi.
Namun anehnya,meski sudah mereka mengayuh dengan sekuat tenaga,rumah Ara yang mereka tuju 
semakin menjauh,bukannya maju,sepertinya sepeda mereka malah mundur.Ara benar benar merasa ada yang tidak beres,tapi apa itu?."setelah mengucap doa berkali kali dan seketika kayuhan mereka menjadi enteng.
Namun kembali mereka di buat bingung karena jalan di depan mereka mendadak bercabang..yang satunya jalan halus dengan rumah Ara di sampingnya dan yang 
satunya hutan. 
,"seperti kita harus ke kiri,"ucap Ara yang tiba tiba hatinya merasa mantap ke kiri.,
"apa kamu tidak lihat..di depan sana hutan?."sergah Lia kesal. 
Namun tak urung jalan itu juga yang di ambil karena Ara percaya kata hatinya. 
Ara menabrakkan sepedanya pada rimbunan pohon yang ada di depannya. 
Di ikuti kedua temannya,Ternyata mereka tidak menabrak apapun dari jalan yang mereka pilih kali ini justru mengantar mereka sampai ke rumah Ara. 
Kembali mereka di buat terkejut karena ternyata saat itu sudah malam,bukan lagi sore seperti tadi. 
Bagaimana perubahan dari sore ke malam hanya dalam hitungan menit?."tanya hati masing masing. 
,"sudahlah teman teman,kita nggak usah mikir apa yang terjadi,yang penting kita selamat,"ucap Ara di sambut anggukan kedua temannya.
Sedang Ara langsung tersenyum simpul,dia berharap Rana Purbaya menemuinya dan akan jadi bahasan topik yang menarik dengan Rana kejadian hari ini.
pasti jadi..malam senin yang romantis bersama Rana Purbaya.

 

Kalap Kala Petang Ara,Lia dan Ana pulang dari rumah nenek Lia.baru saja mengayuh sepedanya ketiganya hilang.membuat nenek Lia hanya bisa berdoa untuk keselamatan cucunya. Sepanjang jalan AB Flower di teror hal hal aneh,waktu seakan berhenti tetap sore,kabut tebal ,buaya besar yang menghadang jalannya,hujan yang tiba tiba datang seakan berada di dimensi lain.terakhir mereka harus memilih antara hutan dan jalan mulus.Ara mengikuti kata hatinya yang lebih memilih menerobos hutan.dan ternyata pilihannya tepat,dia berada depan rumahnya dan hari sudah malam tidak lagi sore.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience