CHAPTER 44 SETAN MANTAN KEKASIH

Horror & Thriller Series 3716

Chapter 44 Setan Mirip Mantan Kekasih

Ucapan Ken terngiang di telinga Arya Karmapala 
,"kak arya..tolong lupakan ara..kini aku kekasihmu..aku merasa kalau cintamu pada ara semakin besar saat dia sudah tak ada di sampingmu," 
,"kau benar ken..aku kini sadar bahwa aku sangat mencintai ara..kepergian ara seperti membawa separuh napasku,"gumam Arya. 
Arya terus berjalan,berjalan tanpa tujuan yang pasti,hanya sekedar menuruti roda motornya,hatinya galau,pikirannya kemana mana,ia tidak ingin di ganggu 
siapapun walau itu kekasihnya sendiri. 
,"Arya,anggap saja ini ujian buat kamu menuju dewasa,sabar..lebih baik sekarang kamu tenangkan dulu hatimu nak..Ingat pesan ibu..ara hanya masa 
lalumu sedang ken adalah masa depanmu,"ucap Ibunya bijaksana.
Yang di katakan ibunya sih benar,Arya mengakuinya.Tetapi ketika mendengar ucapan tersebut dia ingin menjawab 
,"tidak semudah itu melupakan ara..dia ada di setiap detak jantungku..dia nyawa putramu bu," 
namun ia berusaha menahan diri hingga ucapan tersebut tidak pernah meluncur dari bibirnya,kecuali hanya mengiyakan ucapan ibunya itu,sebelum akhirnya 
ia pamit 
,"buk,aku pamit dulu,doakan aku segera mendapatkan ketenangan jiwaku lagi tanpa ara di sisiku,"ucap Arya pada Ibunya yang mengangguk pelan dengan 
hati hancur berkeping karena anak sangat di cintainya mengalami seperti ini. 
Malam sudah mulai mengepakkan sayapnya,tetapi Arya terus berjalan bersama motornya dengan bensin yang masih tersisa,ya berjalan tanpa tujuan yang pasti,kecuali hanya menuruti roda motornya kemana hendak membawa.
Ia baru sadar,perjalanannya sampai di mana sayup sayup terdengar gemuruh ombak di kejauhan.
Saat itulah ia berhenti dan merasa sangat lelah karena seharian ini berputar putar. 
Tetapi baru beberapa saat melepas lelah sambil bersandar pada sebuah pohon asem yang tumbuh di tepi jalan,tiba tiba mata Arya menangkap sebuah pemandangan yang membangkitkan keinginannya untuk makan.Ya agak jauh dari tempatnya berada,terlihat sebuah warung makanan yang cukup ramai pengunjungnya. 
Saat dirinya mau beranjak dari tempatnya,mendadak seorang cewek cantik berhenti tepat di depan motornya,sekuntum senyum terkembang di sudut bibir cewek itu.Arya di buat terkesima untuk sesaat lamamya,matanya nyaris tak berkedip menatap wajah cewek itu.Temaram cahaya sekeping rembulan cukup membantu penglihatannya. 
,"kak arya boleh saya minta tolong,"kata cewek itu kepada Arya tiba tiba 
,"boleh,"jawab Arya spontan. 
,"apa yang bisa saya bantu?."tanyanya kemudian 
Cewek itu mengatakan kalau dirinya baru mengalami kecelakaan.Semula Arya curiga,karena dirinya tak melihat ada tanda tanda kalau cewek itu benar 
benar mengalami kecelakaan tapi seraut wajah itu membuatnya tidak bisa berpikir jernih apalagi secara tiba tiba Arya melihat lengan kiri cewek itu berdarah darah karenanya tanpa bertanya lebih jauh Aryapun langsung 
menyuruh cewek itu duduk di boncengan motornya. 
Cewek itu sudah berada dalam posisi membonceng Arya,sepeda motor itupun sudah mulai melaju.Tetapi lagi lagi Arya merasakan keanehan.Warung makanan 
yang tadi terlihat ramai sekali itu,tiba tiba hilang dari pandangan matanya saat sepeda motor yang dikemudikannya melintas di depannya.Sekalipun 
keanehan itu benar benar di rasakan,namun Arya tidak mempertanyakan hal itu kepada cewek yang di boncengnya. 
Nyaris tidak ada pembicaraan sepanjang perjalanan mengantarkan pulang cewek yang telah membangkitkan kenangan indah masa lalunya..saat mereka bersepeda 
bersama boncengan menuju bukit pasir di kota tempat tinggal mereka saat baru jadian..kini entah keajaiban apa yang menghampiri Arya bisa membonceng 
dia lagi tanpa kedua dayangnya yang rese benar..Ana sih masih bisa di ajak berunding tapi kalau Lia udah mirip pimpinan jungta militer,apa apa harus di selesaikan dengan senjata..Cuma kalau pimpinan militer pakai bom,bayonet dan teman temannya kalau Lia senjatanya mulut bawelnya yang mirip harimau betina lagi beranak. 
Ya..cewek yang di bonceng Arya adalah Teratai tapi benarkah dia teratai?." 
Kendaraan yang di kemudikan Arya melaju normal di jalanan beraspal yang mulus,di sepanjang kiri dan kanan jalan berjajar lampu penerangan jalan.
Meski waktu belum terlalu larut malam,tetapi anehnya tidak banyak kendaraan yang lalu lalang..Bukankah jalan menuju rumah Ara lumayan Ramai,karena walau bukan termasuk kota,Desa Ara yang juga desanya ada di pinggir kota dan jalan hitamnya adalah jalan provinsi yang menghubungkan kota S(ibu kota provinsi) dengan kota M(kota yang terkenal di seantero Indonesia). 
Seolah Teratai tahu apa yang di pikirkan Arya.Tiba tiba saja,ia berkata, 
,"jangan heran Kak,kalau baru jam segini jalanan sudah sepi dari lalu lalang kendaraan,maklum..baru saja ada cewek mati bunuh diri menabrakkan tubuhnya ke truknya,pada enggak berani keluar rumah,ya di jalan hitam ini," 
,"ya,aku tadi sempat berpikir begitu,"tukas Arya 
,"lha maklum..waktu belum terlalu larut malam,namun jalanan sudah sepi dari lalu lalang kendaraan,"lanjut Arya sambil terus memacu kendaraannya dengan konsentrasi yang tetap terjaga. 
Sudah hampir satu jam melaju di jalanan yang sepi,Arya heran mengapa gerbang zebra menuju gang rumah Ara tidak terlihat..Apa dia salah jalan..Sepertinya nggak!." 
lagi lagi Arya di buat keheranan,karena Ara seperti mengerti apa yang sedang ia pikirkan 
,"aku tidak ke rumah orang tuaku tapi ke rumah paklikku,terus saja kak,nanti setelah melihat perempatan baru belok kiri,"ujar Ara tiba tiba 
,"baiklah,"kata Arya singkat. 
Setelah 1 jam lebih melaju di jalanan akhirnya sampai juga di rumah paklik Ara.
Sebuah rumah berarsitektur joglo dengan halaman yang sangat luas.Sejenak,Arya terpana menyaksikan keindahan rumah itu dengan taman bunga di halaman rumah yang tertata dengan sangat apiknya.
Arya sempat berdecak menyaksikan keindahan yang nyalang di depan matanya itu. 
,"ayolah kak,mari masuk dulu ke rumah,"ajak Ara membuyarkan lamunan Arya.
Ia merasa malu sendiri dengan apa yang telah terjadi pada dirinya.Ia merasa,betapa dirinya seperti seorang dungu yang hanya bisa terbengong bengong atas apapun yang di lihatnya.Sekuntum senyum terkembang di sudut bibir Ara,hingga membuat Arya merasa semakin salah tingkah saja. 
Setelah menjagang sepeda motor,keduanya berjalan beriringan.
Di sinilah Arya baru tahu,kalau ternyata luka pada tangan kiri Ara sangat parah.Arya panik bukan main,sekaligus merasa sangat menyesal mengapa tadi ia tidak 
memperhatikan hal itu.Jangankan memperhatikan,melihat saja tidak bisa.
Karena cidera yang sangat serius itu,tangan Ara terlihat berdarah darah bahkan darah itu masih deras mengucur,tetapi anehnya Ara sama sekali 
tidak menghiraukan atau tampak kesakitan.
,"maaf kak,karena aku baju dan celana kakak sampai berlepotan darah begini,"kata Ara tiba tiba,bersamaan dengan pandangan mata Arya yang baru sadar kalau jaket bagian belakang dan celananya sebelah kiri berlepotan darah. 
,"tetapi kakak tidak usah khawatir,nanti biar saya ganti baju dan celana kakak itu ,"lanjut Ara bersungguh sungguh. 
,"oh,tidak usah.Nanti di cuci saja sudah bersih,"tukas Arya dengan setengah gugup karena di serang rasa heran yang bertubi tubi,kini bukan hanya rasa heran saja yang menjangkitinya tetapi juga suasana kebatinan yang mendadak saja tercekam.
Terlebih setelah melihat tangan kiri Ara,yang terlihat 
terayun ayun hampir putus dengan kondisi berdarah darah.Padahal tadi ketika Ara naik ke boncengannya,Arya tidak melihat sesuatu. 
Arya mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres,yang telah terjadi pada dirinya.Kewaspadaannya menggeliat,kesadarannya mulai timbul,bahwa dirinya 
harus lebih hati hati lagi.Terbayang wajah orang tuanya terutama ibunya dan Ara yang asli karena Arya yakin yang di depannya bukan Ara karena itu Arya 
ingin segera pergi dari tempat itu. 
,"saya mohon diri saja,"kata Arya kepada Ara dengan kalimat terpatah patah. 
Mendengar ucapan Arya,sejurus tatapan mata Ara menyambar,Arya sempat menggigil ketakutan,karena pancaran mata cewek itu begitu sangat tajamnya.Seolah ada kekuatan magis di balik sorot matanya,yang berusaha menekuk dirinya.Dan ketika Arya sudah hendak berbalik langkah,tiba tiba saja dari dalam rumah paklik Ara muncul sepasang laki laki dan perempuan separoh baya. 
Dengan langkah tergopoh gopoh,mereka berusaha mencegah kepergian Arya dengan mempersilahkan masuk ke rumahnya. 
,"ayolah,masuk saja,nak arya,"kata lelaki itu,yang di perkirakan Arya sebagai paklik Ara jadi jadian. 
Arya tersentak. Kenapa dia tidak marah padanya bukankah ayah ibu Ara sampai sekarang tidak mau menyapanya setelah jalinan cinta mereka runtuh.
Sekujur tubuh Arya pun mendadak bersimbah keringat. 
Sebelum langkahnya sempat terayun berbalik,perempuan yang menyamar sebagai bulik Ara itu mendadak sontak menggelandang Arya masuk ke dalam 
rumahnya.Arya sama sekali tidak berkutik,hingga seperti seekor kerbau yang di cocok hidungnya. 
Ketiganya menggiring Arya ke sebuah ruangan yang sangat lapang,yang dinding dindingnya terbuat dari kayu yang penuh ukir ukiran,yang lantainya terbuat 
dari pualam.Baru kali ini seumur hidupnya Arya merasakan di sebuah rumah yang mewah tapi terkesan sangat eksostis dan klasik. 
,"terima kasih banyak saya ucapkan sama nak arya,yang sudah menolong keponakan saya satu satunya,"ucap lelaki yang mengaku kepada Arya sebagai 
paklik Ara itu. 
,"sama sama,pak,"kata Arya sekenanya. 
Kini ia sudah mengambil sebuah tempat duduk dan hanya di temani Paklik Ara sementara,Ara bersama buliknya seperti tidak mengindahkannya.Keduanya terus melangkah,hingga hilang dari pandangan Arya setelah masuk ke dalam sebuah ruangan. 
Baru beberapa menit duduk di sebuah kursi berukir,tiba tiba beberapa cewek muda yang hampir semuanya berwajah cantik tanpa cela,membawa makanan dan 
buah buahan untuk di suguhkan kepada Arya. 
Bukan hanya itu saja,tidak berselang lama..Tiba tiba Ara muncul dari dalam dengan membawa nampan berisi baju lengkap dengan celana panjang,untuk di 
sodorkan kepada Arya. 
,"ayolah kak arya,ganti pakaian dulu,setelah itu,kita makan makan bersama,anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih keluarga saya,yang telah berhutang pada kak arya,"kata Ara dengan sangat ramah dan bibir yang 
selalu di hiasi senyum. 
Tetapi tidak Arya dia menatap ketakutan Ara yang kini lengannya baik saja..itu tidak mungkin terjadi pada makhluk yang namanya manusia 
,"sudah..sudah,terima kasih banyak,"kata Arya berusaha menolak pemberian itu dengan menekan rasa takutnya,ia seperti tersadar bahwa kini dalam keadaan yang serba misterius karena itu dia tak sudi menikmati bermacam 
menu makanan dan buah buahan yang tersaji di hadapannya itu. 
Di luar dugaan,penolakan itu membuat para penghuni rumah Ara murka kepada Arya.
Arya di jadikan bulan bulanan,di antaranya di lempari makanan dan buah buahan yang di suguhkan kepadanya...Peristiwa itu membuat tubuhnya seperti 
terlempar dari suatu tempat membuatnya jatuh pingsan. 
Angdes warna kuning itu melaju dalam pekatnya malam..Arya Karmapala tergeletak di kursi Angdes berbantal jaket warna pink bertuliskan Teratai. 
,"di mana aku,"ucap Arya lirih memandang di sekelilingnya,ternyata dia di sebuah angdes dan pemilik seraut wajah cantik yang di rindukannya memandangnya syahdu. 
,"kau sudah siuman kak arya?."tanya cewek itu,Arya tidak menjawab..dia memandang tajam wajah cewek itu,menelisik benar benar Ara atau kembarannya.
Saat sedang bingung,suara lelaki separuh baya yang di kenalnya tertangkap di telinganya. 
,"mas arya,kau di temukan sama orang orang pingsan di pinggir pantai...katanya tempat itu tempat orang cari pesugihan,mungkin mas arya mau di jadikan tumbal," 
Pak Wiryo,ini suara supir angdes langganannya. 
,"saya nggak tahu,apa mas arya telepati sama mbak ara..jam sembilan,mbak ara menemui saya dan mencarter angdes ini untuk menjemput mas arya," 
mendengar ucapan pak Wiryo,hati Arya senang bukan kepalang..Apa mungkin masih ada ikatan hati di antara mereka hingga Ara bisa merasakan kalau dia 
dalam bahaya. 
Cowok manis ini senyum sendiri,kalau begini gagal maning gagal maning usaha melupakan mantan kekasih.

 

Setan Mirip Mantan Kekasih. Arya benar benar pusing Ken menyuruh dia melupakan Ara. karena itu dia menenangkan diri dengan berkendara malam hari sendiri,di sebuah warung dia bertemu cewek yang baru kecelakaan.dia minta di antar pulang,montor Arya mulai jalan bersamaan warung itu hilang.bukannya move on Arya semakin terjebak masa lalu karena cewek yang di boncengnya adalah Ara. jalan jalan sepi terlihat aneh kata Ara baru saja terjadi kecelakaan,Ara juga tidak mau di antar ke rumah ortunya malah ke rumah pamannya. sampai ke rumah paman Ara,Arya baru sadar mantan ceweknya ini terluka parah. Arya merasa aneh dengan sikap Ara.dia pamit pulang malah di hadang pamannya Ara untuk masuk.dia tidak marah padahal orang tuanya Ara marah besar padanya. Ara membawakan baju ganti untuknya yang kena noda darah luka Ara tapi anehnya tangannya udah sembuh kayak bukan manusia.Arya pamit dan menolak semua hidangan hingga mereka marah melempar Arya dengan barang yang ada.benarkah dia Ara?",

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience