CHAPTER 45 PADANG ES ABADI(FINAL CHAPTER SESION 1)

Horror & Thriller Series 3716

Chapter 45 Padang Es Abadi(Final Chapter Sesion 1)

Ara menguap kembali,dia sebenarnya udah ngantuk,tapi Ara merasa gelisah,apa yang membuatnya gelisah..Dia tidak tahu,tapi malam ini entahlah..ada perasaan yang tidak dia mengerti. 
Dia membuka jendela,tiba tiba..seekor kucing hitam menyerbu masuk. 
,"huaaa..!."Ara hanya bisa bengong saat makhluk setengah kelaparan itu berlompatan kasar ke bawah tempat tidur,seprai langsung kusut saat si kucing bangkit dari sana. 
,"Oh,ayo,Pus..Pus..tidak..,"Ara mengikuti hewan kurus kering ini,lalu berjongkok dan mengintip ke bawah ujung seprai yang menjuntai,dua mata kuning yang bulat di liputi kemarahan membalas pandangannya.Tampaknya hewan ini terdesak di antara lapisan atas kasur dan menggelinding lebih dalam ke sebuah ruang yang tidak cukup lebar untuk di jangkau tangan Ara. 
,"ayo,pus,Kau benar benar tidak boleh di sini."Ara berusaha meraih ke celah sempit itu,namun si kucing mendesis dan mengerutkan diri lebih dalam lagi,dengan tubuh yang di tempel ke dinding 
,"aku serius,keluarlah,"sekali lagi,si kucing membalas kata katanya dengan menjulurkan lidah merah muda dan taring setajam jarum
,"Bagus.Baiklah," 
Ara memang tak mau ada kucing asing dalam tempat tidurnya,tapi dia tidak berniat untuk menarik tempat tidur lalu menyelinap ke ruang sempit dan di sambut oleh kucing yang ketakutan dengan gigi taring tajamnya. 
Bersamaan bunyi jam dindingnya yang berdentang 12 x,terdengar meongnya kucing,tiba tiba Ara merasa ada benda mengkilat yang nempel di lehernya 
,"jangan berteriak,atau kau akan mati dalam hitungan detik,"kata suara lelaki,suara itu berjenis bariton,nadanya berat saat memerintah Ara.Jantung Ara berdetak kencang,nyalinya spontan kecut,rasa takut,cemas,gelisah membuncah secara berbarengan.Jangan jangan dia manusia jelmaan kucing 
tadi,Bergerinjang hebat menyentrum sekujur tubuhnya. 
,"aku akan diam,tapi tolong jangan lukai aku,"pinta Ara mengalah,menyerah dan berjanji untuk tidak akan melawan. 
Ara mencoba menenangkan dirinya,dia harus menyelamatkan keluarganya,dia tidak dapat membayangkan jika keluarganya mati bersimbah darah,membayangkan ini jantungnya berdetak hebat dan bulu kuduknya merinding.
Tiba tiba dia membawa Ara terbang ke atap,dari atap rumah bisa melompat ke rumah rumah lain hal itu yang akan di lakukannya. 
Karena takut di bunuh olehnya,Ara ikut ketika dia melompat ke rumah lain dan terus berlari menjauh dari keramaian. 
Mereka melompat dari satu rumah ke rumah lain,sementara pisau belatinya masih tetap mengancam leher Ara,pisau itu tetap di genggam manusia kucing 
dan jadi senjata untuk menahan perlawanan Ara,maksudnya,bila sewaktu waktu 
Ara melakukan perlawanan,dia akan menghabisinya.Maka itu,Ara tak akan melakukan perlawanan karena Ara ingin selamat. 
Dengan ketrampilan yang memukau,lelaki itu sangat lincah melompat dari satu rumah ke rumah lain.Ara pun begitu,mau tidak mau harus mengikuti kelincahannya berlari di atap rumah,jika tidak,Ara akan tergelincir dan 
jatuh dari ketinggian. 
Begitu sampai di rumah tingkat tiga di ujung timur,dia mengajak Ara terjun ke empang ikan lele,airnya cukup dalam tetapi banyak tonggak yang sangat membahayakan. 
,"bahaya,bahaya,jangan terjun ke empang itu,kita bisa mati berdua!."teriak Ara. 
,"Ah tahu apa kau,ayo terjun,jika tidak mau saya bunuh kamu,"bentaknya pula. 
Dengan memejamkan mata,akhirnya Ara ikut saja terjun ke empang.Badan Ara tiba tiba ringan bagai kapas,sebelumnya lelaki itu mencium cincin bermata putih berkilau yang di pakainya di jari manis hitam legam,Luar biasa,terjun dari ketinggian lebih sepuluh meter itu,tubuh terasa melayang layang bagaikan layang layang,lalu tanpa sadar sudah terjun ke empang. 
Begitu masuk empang lelaki itu menarik tangannya untuk keluar empang dan Ara terkejut kini atmosfer berubah,mereka berada di hutan yang di penuhi 
pohon yang tertutup es dan tanah yang di pijak berupa es,tapi anehnya sungai yang melintasi tanah es ini mengalir seperti sungai di daerah tropis pada umumnya.
Lelaki itu terus membawa Ara melewati pinggir sungai itu sampai mereka mendapati danau berwarna biru yang di kelilingi hiasan hiasan indah dari es,lelaki itu terus membawa Ara melayang,kini mereka di danau berair hitam yang di kelilingi pohon pohon tertutup es..mereka terus melayang ke hutan dengan pohon pohon di tutupi es tapi hutan ini di sinari matahari berwarna merah tapi anehnya esnya tidak mencair,ini membuat Ara heran,tapi rupanya lelaki itu tidak membiarkan Ara mengagumi keindahan ini karena dia terus membawa Ara melayang menyusuri hutan ini dan berhenti di sebuah rumah yang atapnya di tutupi es dengan pohon pohon di depannya yang di tutupi es..Di sini memang masih di depan sungai tapi ada jembatan melengkung yang indah.Ara memandang dunia alam gaib ini takjub 
,"kita tunggu rana purbaya di sini,"ucapnya keras bersamaan dengan kini lelaki di depannya berubah menjadi lelaki tampan berpakaian putih,rambutnya sebahu..tangannya memakai kaus tangan dari kulit warna putih dan memegang bola dari es,Siapa Dia?." 
bersamaan dengan tangan memegang bahu Ara,dia terkejut lalu menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya Ara..ternyata dia Rana Purbaya. 
,"keparat kau rana purbaya,jangan dekati gadis itu sebelum kau melawanku!." 
Rana tersenyum,sambil memandang pada lelaki berpakaian putih sekilas,lalu dengan santai dia menjawab 
,"aku hendak membawa ara dari sini..!." 
melihat ini lelaki berbaju putih marah bukan main. 
Dia pun melompat maju mendekati Rana sambil menghantamkan jotosan keras ke wajah Rana. 
Tanpa di duga,tahu tahu dari samping menderu angin deras menyambar dan memotong gerakannya,selagi si tampan ini terkesiap kaget,satu tendangan telah mendarat di rusuk kirinya. 
Pangeran Es jatuh terbanting.Amarahnya sudah memuncak dan kini benar benar meledak,dia kemudian bangkit berdiri sambil mengusap dadanya,Rana tetap 
tegak berdiri di tempatnya dengan wajah dan sorot mata dingin. 
,"sudahlah..biar aku bawa ara pergi dari sini,cukup sekian," 
,"enak saja..tak akan ku biarkan kau keluar dari padang es abadi ini,rana purbaya!."teriaknya keras. 
,"pangeran es..kau menganggap serius kekalahanmu tempo hari di adu kekuatan gunung W kemarin,itu hanya olahraga," 
,"tidak penguasa padang bulan,aku tak akan mengalah darimu..karena ini harga diri padang es abadi!."bertarunglah sekali lagi denganku,jika kau berhasil menang,bawalah putri bulanmu!."putusnya membuat Ara menatap tajam Rana Purbaya. 
,"siapakah kau?."jika arwah,kenapa seakan akan Rana adalah orang yang di segani di alam gaib,seorang penguasa tapi Ara juga pernah melihat masa lalu Rana sebagai William di kota M pada sebuah hotel tua peninggalan Belanda,Rana benar benar misterius boynya
tapi ketampanan wajahnya,kelembutan sikapnya juga kebaikan budinya membuat Ara tak bisa 
jauh darinya,seakan menutup mata atas semua keanehan pada si ganteng ini. 
Selesai dengan ucapannya,Pangeran Es berturut turut menghantam dengan pukulan yang entah Ara nggak ngerti cuma seketika itu juga cahaya merah 
kebiruan berkiblat menghantam Rana.Hawa panas seperti neraka menghantam Rana dan Ara. 
Laksana kilat,Rana mengajak Ara memutar tubuhnya dan menghadang cahaya itu dengan pedang berwarna kuning keemasan,yang tiba tiba muncul di 
tangannya.tapi rupanya usahanya sia sia,hantaman cahaya biru itu terlalu kuat untuk di lawan pedang kuning keemasan,sebelum sesuatu yang sangat 
mengerikan terjadi pada mereka,Rana terpaksa mengajak Ara menjatuhkan diri bergulingan menjauh. 
,"byaaar!." 
Cahaya biru kemerahan menderu sejengkal di atas tubuhnya dan terus bergulung lalu meledak setelah menghantam batu besar. 
Sementara itu Rana Purbaya,menyerang dengan pukulan yang segera di dorongkan kedua tangan ke arah pangeran Es,serangkum hawa dingin di sertai 
kilatan cahaya putih melesat dari telapak tangan Rana,ketika kilatan cahaya putih beradu keras dengan cahaya biru kemerahan yang di lepaskan pangeran Es,terjadi bentrokan hebat yang di sertai dentuman menggeledek. 
Pangeran Es terjungkal ke belakang,sekujur tubuhnya seperti di siram timah mendidih.Wajah,kepala serta ke dua tangannya mengepulkan asap. 
Sementara tidak jauh di depannya masih tegak berdiri Rana Purbaya melihat lawan yang dapat di buatnya terjatuh. 
,"maaf..pangeran es,lebih baik kita teruskan pertarungan kita di pertemuan resmi,tunggulah saatnya..lebih baik aku permisi dulu,biar aku bawa ara pergi dari sini,"ucap Rana Purbaya lembut bersamaan dia memegang tangan Ara mengajaknya melayang di udara,Ara menoleh melihat pangeran Es,dia masih duduk memegang dadanya,mata mereka berpandangan..Pangeran itu ganteng sekali..nggak kalah ganteng sama Rana Purbaya. 
Kini Ara dan Rana sampai ke jembatan yang tadi dia lihat,Rana membawanya turun..dia memegang tangan Ara,bersama bersama mereka menyusuri jembatan 
yang di bawahnya sungainya airnya berwarna biru,Ara memandang gunung biru keputihan yang ada di samping Ara,gunung itu pastinya di penuhi pohon yang tertutup salju. 
Mata Ara mulai terasa buram,karena butir butir es menatap mukanya,dia berteriak bersamaan tubuhnya keluar dari alam gaib dan dia di sambut danau yang di penuhi bunga teratai berwarna merah muda sementara semburat kuning ada di langit timur,tanda sang Mentari mau muncul dengan indahnya. 
,"rana..ini bukankah danau di desa M,mengapa bukan ke rumahku?."tanya Ara 
,"iya,aku ingin mengajakmu menikmati keindahan ini,cukup lima menit saja,setelah itu aku akan mengantarmu kerumahmu,"ucap Rana penuh arti,Ara 
tidak bisa berkata apa apa hanya tersenyum manis sekalee!."
Namun tiba tiba kepala Ara berkunang kunang,dia ingat mustika anting wulan dari warung gaib gunung Wilis yang memiliki tiga permata,Ada tiga cowok yang singgah di hidupnya.Ada Rana Purbaya,Arya Karmapala lalu siapa D?",Ara akan menunggu D dan berharap dia manusia dan yang pasti bukan cowok yang mengkhianati cintanya.

                      

 

Padang Es Abadi (Final Chapter Sesion 1) Ada kucing masuk kamar Ara dan berubah menjadi cowok hitam legam yang membawa lari Ara melewati atap atap dan jatuh ke empang namun malah membawa Ara ke daerah bersalju,di sana cowok itu berubah jadi cowok tampan berbaju putih,Rana datang terlibat pertengkaran dengan cowok tampan itu dan Ara mulai ragu benarkah Rana adalah Arwah?",tapi Ara pernah melihatnya sebagai William.tapi kini di depannya seakan dia melihat pertarungan dua pangeran,Rana menang.Akhirnya Ara bisa keluar dari Padang Es Abadi.  

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience