CHAPTER 35 CINTA DI HOTEL ANGKER

Horror & Thriller Series 3716

Chapter 35 Cinta Di Hotel Angker.

Bus Parawisata yang di naiki AB FLOWER berjalan melewati jalan yang berliku liku menuju ke kota M..kali ini mereka bertamasya tahun baru kepantai di kota M,dan di sini mereka akan menginap di hotel tua,konon katanya udah berdiri sejak zaman Belanda.
,"aduh..lama banget..pantat aku rasanya udah nempel dah!."ama kursi,"gerutu Ana.
,"bagus..malah kamu nggak akan ganjen ganjen amat ama bule bule disana..konon katanya bule itu suka yang antik antik..pokoknya yang dipikirin nilai sejarah jadi hotel hotel tua mereka suka,"ucap Lia bikin Ana langsung berdiri
,"berarti saudara sebangsa ame ari wibowo?,"tanya Ana
senang,Lia tertawa
,"nggak lengket khan an!."seru Lia nyindir
,"ana..ana..kamu itu kalau naksir ya kira kira dong,jangan tinggi tinggi dong ngayalnya..nanti orang bilang kau bagai pungguk merindukan bulan..apalagi gosipnya ari wibowo itu dekat ame maudy kusnaedy..jangan berharap banyak tahu!."Ken yang duduk di kursi tak jauh dari mereka berdua nyeletup.
Walau Ana sama Lia suka bertengkar tapi kalau soal Ken,mereka akan langsung koalisi..nggak kalah Ama Sekutu waktu ngelawan Jepang.
,"heh..suka suka Ana,mau suka ama ari wibowo,ama ponco buwono..suka suka ana!."teriak Lia
,"lia..bilang tuh ama sahabat kamu kalau dia sama ari wibowo beda kelas,nggak seperti romeo ame juliet,"
,"emang bukan romeo juliet tapi ana dan ari,"jawab Ana ngeles.
Bukannya ngebela kekasih,Arya malah memandang mantan kekasihnya yang asyik membaca
buku,kenangan masa lalu terbayang di pelupuknya matanya..yang berubah sendu,satu pertanyaan bergelut di hatinya
,"masihkan ada aku di hatimu?."
,"kau mau sampai kapan berdiri menunggu cinta ari wibowo an..dua bulan,dua tahun apa dua puluh tahun!."teriak Ken
,"serah serah aku..tapi ada khan orang yang berdiri puluhan tahun,"ucap Ana bikin heboh anak anak di Bis yang melaju menembus kegelapan malam.
,"beneran an?."
,"tuh..nyonya meneer,berdiri sejak tahun 1919,".
Ara asyik membaca buku,dan buku besar tentang jenis jenis Dinasaurus karena kala itu lagi ngetrend jurassic park..tapi benarkah..eh..ternyata ada wajah
ganteng Rana Purbaya di balik buku itu,mereka asyik diskusi bilateral kayak negara saja.
,"rana..aku ingin kau menemuiku di hotel A,mau nggak?."tanya Ara ngarep..dia benar benar nggak ingin di tolak..maklum dia ingin menghabiskan
malam tahun baru ama Rana dan teman temannya,..tapi tiba tiba rasa bersalah bergelayut di hatinya.
Kenapa dia harus membawa bawa Rana dalam kisah
cintanya dengan Arya!."
Ara belum bisa move on dari Cowok manis itu..kalau kata anak sekarang..Ara tidak tahu apakah hatinya sanggup melihat Arya bermesraan dengan Ken,kalau
kata cita citata,sakitnya tuh di sini!."
,"ra..maafin aku..bener bener nggak bisa,oce..,"canda Rana..Ara mau merajuk tapi dia sadar harus berani menghadapi sendiri belenggu cinta Arya.Akhirnya
Ara mengangguk.
Matahari bergerak ke arah barat ketika cewek dengan bola mata bening dan lebar itu menarik napas panjang.
,"will..,"panggilnya tergagap.Cowok yang sedang asyik menyirami kembang itu tersentak.Dan dia tertegun melihat cewek berbaju kuning emas dengan rambut
yang hitam lurus di biarkan bergerai begitu saja.Hampir saja ia terpaku menatap tamu cantik yang menyapanya,kalau saja cewek itu tidak tersenyum.
,"oh,kamu.Sendiri?."
,"tidak menganggu will?."
,"tidak.Mari..,"Cowok bernama Will mencuci tangannya pada ceret penyiram bunga yang digunakan untuk menyiram bunga.
Ia mengajak tamunya ke dalam rumah.
,"seperti ada yang penting,neta."
."sedikit."
."katakan,mungkin saya bisa bantu kamu,"kata Will pelan.Arnetta hanya menarik napas panjang.
Ketika melangkah dari rumah tadi ia sudah menyusun kata di depan cowok itu.Tetapi tatkala mereka bertemu,pandangan itu begitu luruh.Dan seluruh
kata kata itu buyar seketika.
,"hei,mengapa diam?."
,"saya takut will akan marah jika saya mengatakan."
,"katakan saja,ada apa ya?."
,"kamu tahu nggak mengapa rudy bersikap seperti
tadi?."Lelaki itu menggeleng tegas,Netta menarik napas panjang. 
,"dia cemburu sama kamu will!."
,"kamu tahu siapa yang di cemburuinya?."
,"flora."
,"flora?."
,"rudy sudah lama mencintai gadis itu,"desah Arnetta.
,"tapi mengapa cemburu kepadaku?."
,"apa kamu tidak merasakan will?."
,"merasakan apa?.","perubahan flora,"
,"perubahan macam apa?."
,"flora menyukaimu will..,"
,"menyukaiku!."
,"will kau tentu merasakan perubahan yang ada pada gadis itu.selama ini flora terkenal anak paling cuek,tentu kau masih ingat saat kita sama sama masuk sekolah?."siapa yang menabrakmu waktu itu?."flora,bukan?.saat itu,ia sendiri tak sudi untuk minta maaf,ia masih biasa biasa saja.Tapi sekarang?.Will lihat,ia telah menjadi alim,pendiam dan apakah kau benar benar tak melihatnya?."
cowok bernama William ini hanya bisa melongo..dan gaya melongo ini mengingatkan pada seseorang.
Ara melangkah kaki ke halaman hotel..bersamaan dengan suara gelegar guruh di sambut petir menyambar.
,"mau ujan kayaknya..ayo lia,ana kita masuk,"ucap Ara..Di tunggu sekian detik..tak ada jawaban hanya angin yang berdesir..Ara menoleh..di sana tidak siapa siapa..cewek atu itu menghela napas
,"dasar ana ama lia..kalau rukun malah hilang tanpa pesan,"ucap Ara melangkah memasuki hotel..Tapi kenapa hatinya berdetak kencang seakan akan
dia berada di tempat lain..bulu kuduknya berdiri..Dia memandang ke sekelilingnya..hotel ini memang berarsitektur kuno karena memang bangunan dari jaman Belanda..jadi wajar sebenarnya jika Ara merasa ada pada jaman kolonial,tapi mengapa perasaannya tidak enak banget ya!."cewek ini melangkah menuju meja resepsionis..matanya..nanar menatap sesosok tubuh memakai gaun berwarna merah marun,dia sedang menulis memakai pen dari tinta yang jadul banget kayak dari masa lampau..ya terakhir Ara lihat seperti pen milik guru bahasa Indonesia pak Mulyono,yang emang udah tua kelahiran jaman Jepang jadi murid muridnya panggilnya mbah Mul.
Ara melangkah mendekati sosok itu..Dan cewek itu mendongak..dia tersenyum.Ara merasakan janggal sama senyum cewek itu tapi lumayan ramah sih.
,"baik nona,mari saya antar ke kamar anda,"
Ara mengikuti cewek muda mungkin usianya sama dengan dia tapi kok sudah bekerja,apa standart kerja di sini cuma lulusan SMP yang sama Eyang Harto di harapkan lulusan paling rendah rakyat Indonesia karena itu ada program WAJAR(WAJIB BELAJAR) 9 TAHUN.
Dinding dinding hotel ini berwarna putih bersih,di dinding banyak terpampang foto kuno hitam putih..mereka berpakaian seperti jaman kolonial,dari penampakan wajahnya seperti peranakan Belanda..cakep
cakep..ya sebelas dua belas ama Ari Wibowo dan Nicole Kidman.
Sambil berjalan,Ara melihat langit langit rumah yang tinggi,khas rumahBelanda,ditengah tengahnya tergantung petromaks,lampu yang sering di gunakan penjual nasi goreng ini terlihat aneh bagi Ara..Bukankah ada PLN tapi mengapa pakai petromaks bukan lampu Neon..tapi ya sutralah mungkin ini ciri khas hotel ini!.
Ara jadi kikuk karena cewek ini diam saja selama memandunya melewati lorong lorong hotel menuju kamar kosong yang terletak paling ujung.
Bunyi sandalnya yang bergesek dengan lantai ubin yang dingin dan berwarna hitam agak membuat Ara merinding.
Sepanjang lorong itu,berjejer pintu pintu kamar yang tertutup rapat.Ara pastikan ada selusin kamar di kiri kanannya,Ara simpulkan pasti hotel ini penghuninya banyak,tapi sayangnya tak satupun pintu terbuka,mungkin mereka sudah tidur karena kelelahan atau sedang berjalan jalan menikmati suasana malam kota M.
,"apa semua kamar ini sudah penuh,mbak?."tanya Ara.
,"tinggal satu yang isinya belum penuh,dan ini kamarnya,"jawab cewek itu dingin.
Dia memasukkan kunci lalu pintu kamar itu terbuka..Ada lampu minyak yang tergantung menempel dekat jendela yang lagi punya gorden warna hitam sama seperti ubinnya..benar benar kontras dengan warna putih dinding..sepertinya hotel ini mengusung konsep hitam putih.Terserah konsepnya apa tapi namanya jualan,sah sah aja!."
,"silakan di nikmati fasilitas hotel ini,"ucapnya menunjuk ranjang dan lemari kayu di sebelah kiri..mungkin ini tempat Ara sedang ranjang dan lemari satunya milik orang lain dan memang sudah ada yang memiliki buktinya ada seonggok baju berwarna merah marun ada di atas ranjang. Siapa yang tidur di ranjang itu,bentuk gaunnya lumayan jadul..bisik hati Ara.
,"ranjang yang satunya di pakai temanmu,"ucap cewek itu membuat Ara menarik napas lega,ternyata itu tempat Ana sama Lia,sahabat terbaiknya bagai Lupus,Boim dan Gusur.
,"kamar mandinya ada di ujung sana,lalu belok
kiri,"ucap cewek itu sambil menunjuk ke samping.
Ara mengangguk angguk tapi sedikit heran kenapa kamar mandinya nggak ada didalam kamar..Apa karena ini hotel kelas melati tapi nggak papa sih kamar ini lumayan luas dan hawanya dingin..bikin Ara ngantuk dan nggak berniat mencari kedua sahabatnya yang lagi hunting imitasinya Ari Wibowo.
Cewek itu menyerahkan kunci kamarnya,bunyi gesekan sandal cewek itu menjauh saat Ara masuk ke kamar tersebut,dia meletakkan tas ranselnya ke atas ranjang,menghampiri ranjang satunya..dia membelai gaun itu
,"ini pasti ulah ana yang ingin tampil bak noni belanda di acara tahun baru yang akan di adakan besok,"ucap Ara..tapi ada surat di atas ranjang.
Ara mengambil surat itu,kertas yang di gunakan tipis banget seperti buku kertas merang yang kini udah nggak berproduksi lagi kalah ama sinar dunia.Yang tebal dan putih tapi pastinya sedikit mahal.Dia mengambil kertas itu

Untuk William
Aku ingin Jadi Pemilik Hatimu Tapi Mengapa Kau Pilih Netta,kurang apa aku will..Kenapa?
."Dari Flora yang hanya bisa mengharap cintamu
Selamat Tinggal,Ku Tunggu Kau Di Pintu Alam Abadi.
,"singkat,padat dan jelas,"ucap Ara memandang foto hitam putih yang ternyata ada di balik baju yang secara tidak sengaja tersikap tangan Ara.
,"cantik juga..,"ucap Ara membalik foto itu dan tertulis
,"Netta,"
,"apa ini benar milik ana..apa cewek itu tidak salah orang..jangan jangan ana mau ikut lomba,biasanya lomba tahun baru khan unik unik,"
Semuanya cukup bersih, paling tidak tempat tidurnya cukup nyaman untuk di tiduri, Ara memutuskan berbaring sejenak,sekalian menunggu Ana dan Lia tiba.
Rasanya tak sampai beberapa menit, Ara sudah tertidur pulas.
Tapi segera saja terasa ada sesuatu yang membuatnya tak nyaman.Gerah memenuhi kamarnya, bertambah terus menerus.Aneh.Padahal sebelumnya sangat dingin.
Ara ingin bangun tapi karena sangat letih Ara benar-benar tak berdaya walau sekedar membalik tubuhnya.
Lebih anehnya, Ara ingin membuka mata tapi tak berhasil.Pikirannya saat itu antara sadar dan tidak.
Lalu tiba-tiba saja Ara merasa takut.Sangat takut. Ara merinding dan gemetar ketakutan. Ara meringkuk, menarik selimut hingga menutupi kepala.Ara juga merasakan keringat dinginnya merembes pelan dari sekujur tubuh.
Yang membuatnya lebih takut lagi, Ara mendengar suara serak, mirip bisikan dan erangan, memanggil-manggil namanya Suara siapa itu?Ara ingin bangun tapi tubuhnya seperti lumpuh. Bahkan untuk sekedar membuka mata Ara benar-benar tak sanggup. Namun, samar-samar dari celah matanya, Ara seperti melihat sosok putih berdiri mengambang di ujung kakinya, tinggi jangkung dan berambut panjang. Kepalanya nyaris menyentuh langit-langit kamar dan dia seolah menunduk menatapnya.Ara ketakutan dan ingin segera bangkit tapi sungguh, Ara tak berdaya.
Ara juga ingin berteriak sekencang-kencangnya,tapi suaranya hilang.Tubuhnya membeku dan gemetar,basah oleh keringat.Setelah berapa saat berjuang untuk membuka mata, yang rasanya berjam-jam, akhirnya Ara terbangun juga. Ara langsung bangkit dan memberanikan diri menatap ke tempat di mana sosok putih tadi berdiri.
Ara tak mendapatkan apa-apa. Di sana cuma ada dinding putih, sebagaimana semula.Ara juga mengamati langit-langit kamar, barangkali saja ’sesuatu’itu telah pindah dan bergelantungan di suatu tempat di atasnya.Tapi tidak.
Tak ada tanda-tanda telah terjadi sesuatu.Ara tak melihat gorden jendela bergoyang, atau mungkin daun pintu yang terbuka perlahan mengeluarkan bunyi derit panjang mengerikan. Tidak. Tidak ada.Ah, mungkin itu mimpinya saja.Toh, Ara juga sering mimpi horor seperti itu. Mungkin juga akibat kelelahan dan dalam tahap penyesuaian di tempat baru. Tapi suara bisikan itu…. Suara itu seperti nyata.Ara tak yakin itu sekedar mimpi. Dan anehnya,Ara merasa suara itu seperti berasal dari dinding-dinding di kamar hotel ini.
Ara melirik jam di samping tempat tidurnya.Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam..Ara merinding melihat bentuk jam yang jadul.malam telah larut,di mana..teman temannya,hati Ara berbisik.
Ara pun memutuskan mandi.Ara keluar kamar dengan membawa handuk dan perlengkapan mandi.Ketika Ara menoleh ke ujung lorong, Ara melihat sekelebat bayangan putih.menghilang ke tikungan kamar mandi. 
Ara hanya sempat melihat ujung kain putihnya saja. Sesaat darahnya berdesir.Apa itu?Ah, mungkin itu pengunjung hotel yang mau mandi juga. Ara meneruskan langkahnya menyusuri lorong panjang menuju kamar mandi, sambil berharap-harap dalam hati paling tidak ada salah satu kamar yang terang, menandakan ada penghuninya.Tapi perasaan Ara kian ciut ketika Ara telah sampai ke ujung lorong dan tinggal berbelok ke kamar mandi. Tak satu pun kamar yang hidup lampunya. Semuanya mati.Satu-satunya penerang di lorong itu hanyalah lampu teplok cahaya kuning rendah yang tergantung tepat di pintu kamar yang terletak di tengah.Alih-alih membuat terang, efek temaram yang dihasilkannya malah mendukung suasana horor yang menegakkan bulu kuduk.Lalu sosok yang ke kamar mandi tadi?Ara memberanikan diri berbelok ke kamar mandi. Di depannya terdapat dua kamar mandi. Yang satu terbuka dan satu lagi tertutup. Dari celah di bawahnya, Ara tahu lampu di kamar mandi itu tidak menyala.Tapi anehnya,Ara mendengar suara siraman dan percikkan air begitu gaduh.
Dia rasa seseorang di dalam itu sedang mandi habis-habisan.Dalam hati Ara berujar lega, untung ada orang.. Ara kira sendirian saja di hotel. Senang dengan perasaan itu Ara langsung masuk ke kamar mandi di sebelahnya setelah mengambil lampu teplok samping pintu.Yah, lagi-lagi lampu kuning.Ara tak suka lampu kuning.Suram. Sabun putihnya jadi berwarna kuning kusam.Ara asyik memandang sabun itu ketika dia sadari siraman-siraman air di sebelah kamar mandinya sudah tak terdengar lagi. Ara berpikiran mungkin ’dia’ sudah selesai.
Tapi Ara tak yakin berpikir begitu karena Ara tak mendengar suara pintu dibuka.
Seharusnya Ara dengar karena dia tahu pintu kamar mandi itu sudah cukup tua dan pasti berbunyi saat dibuka.
.Saat Ara kira ’dia’ benar-benar sudah keluar dari kamar mandi sebelah, tiba-tiba Ara dikagetkan oleh bunyi sesuatu yang besar dan berat jatuh berdebam diiringi bunyi benturan ke benda keras. Pikiran buruknya langsung menyergap. Siapa pun itu yang di sebelah, sepertinya baru saja terjatuh dan mungkin, kepalanya terbentur ke sudut bak, lalu pingsan—oh, Ara berharap itu tak terjadi.Tergesa gesa Ara membersihkan dan membilas tubuhnya.Setelah semuanya beres Ara keluar dan langsung menggedor pintu kamar mandi sebelah.
”Kamu tidak apa-apa?” tanyanya cemas, Ara terus menggedor pintu.Setelah beberapa kali bertanya dan tetap tidak ada jawaban,Ara benar-benar dilanda panik.
Ara rasa, siapapun di dalam, tampaknya benar-benar tak sadarkan diri.
Mungkin kepalanya bocor.Atau tulang-tulangnya patah.Dan darah membasahi lantai kamar mandi.Dalam pikirannya langsung terbayang genangan merah kental.Oh, tidak!Ketika Ara putuskan untuk menendang pintu itu, lagi-lagi terdengar suara percikkan air,Ara mengurungkan niat.
“Hei,kamu benar tak apa-apa?”Ara masih menunggu. Tapi tetap tak ada jawaban.Suara percikkan air itu malah terdengar sangat biasa, seolah sebelumnya tak terjadi apa-apa.Ara mulai kesal. Ini keterlaluan, di pikirnya.
Ara sudah setengah mati mengkhawatirkannya, dia malah terus saja menggayung air.“Jawab sedikit, dong!” rutuknya.“Kalau terjadi apa-apa, bagaimana coba?” Masih tak ada jawaban. 
Tapi suara percikkan air itu kini sudah mulai berkurang dan beberapa menit kemudian berhenti total.Tak ada lagi suara.Hening menyelubungi udara di sekitar Ara,cewek ini rasa ‘dia’ sudah selesai dan mau keluar.Ara menunggu hampir seperempat jam dan mulai merasa bosan.Tapi dia malah tak kunjung keluar. 
Pintu kamar mandi itu tak bergeming sedikitpun.Ara mulai curiga.Jangan-jangan dia memang terjatuh dan pingsan lagi.Ara rasa sekarang bukan waktunya main-main lagi.Ara benar-benar kesal bercampur cemas.Ara bangkit dari sandarannya dan menuju kamar mandi itu.Namun, baru saja berjalan beberapa langkah,Ara mendadak berhenti.terlihat pintu itu terbuka sendiri seolah seseorang baru saja berhasil membuka kuncinya.Ara menahan nafas menunggu seseorang menguaknya tapi pintu itu hanya bergoyang sedikit, memperlihatkan celah gelap di dalamnya.
Ara memberanikan diri maju beberapa langkah lagi, berusaha mengintip dari balik celah.Ara memicingkan mata, berusaha melihat fokus apa memang ada seseorang di dalamnya.Sebenarnya Ara sudah merasa takut. Jantungnya berdebar sangat kencang dan di rasakan kedua telapak tangannya dingin dan gemetaran.Tapi Ara tetap memberanikan diri membuka pintu itu lebih lebar lagi.Ara membuka pintu itu lebar-lebar seolah pintu itu terbuat dari besi panas.
Karena gelap,Ara melongok ke dalam.Samar-samar dia amati semua sudut kamar mandi itu, dan malangnya, Ara tak menemukan siapapun! Oh, ini sungguh menyebalkan! Apa Hotel ini berhantu?Ara setengah berlari kembali ke kamarnya di ujung lorong. Ara tak bisa meredam ketakutannya.Bulu kuduknya semuanya berdiri.Suasana dingin mendadak mencekam. Sepanjang lorong itu Ara sempat memperhatikan satu per satu kamar yang berderet di kiri kanan lorong.Sungguh, Ara berharap tak sendirian saat ini. Ara ingin, paling tidak, ada seseorang berada di kamarnya, siapapun. Tapi semua orang seperti pergi dari sini saja. Semua kamar itu tertutup rapat dan lampunya mati. Tak ada tanda-tanda ada orang di dalamnya.Ara sangat ketakutan hingga butuh seperempat jam untuk membuka pintu kamarnya sendiri.Kunci di tangannya licin oleh keringat dan sudah tujuh kali jatuh. Parahnya, sekarang lampu teplok kuning suram sialan di tengah lorong itu yang mendadak mati! Dan satu-satunya sumber penerangan hanya dari kamarnya.
Pintu kamarnya terbuka dan Ara tergesa masuk. Setelah merasa agak tenang, Ara mengunci pintu kamarnya dua kali. Ara memutuskan mendekam saja di kamar sampai besok pagi.
besok dia berencana mengajak pindah kedua temannya.Tempat ini benar-benar tak nyaman..Ketika Ara menggantungkan handuk ke paku yang tertancap di dinding, sudut matanya menangkap sesuatu.sebelum Ara benar-benar melihat, pikirannya langsung membawanya pada sosok putih horor dalam mimpinya tadi .Sekarang ketakutan dan kepanikan benar-benar menguasainya. Ara lemas.Ara tak punya keberanian menoleh dan memastikan apakah memang sosok itu yang sedang menatapnya dari seberang kamar.Kedua lututnya lunglai. Kakinya mati rasa.Dan parahnya, Ara kembali mendengar suara bisikan persis seperti yang terdengar dalam mimpinya itu, dan kini sedang memanggil-manggil namanya dengan jahat.Suara itu begitu dingin dan penuh dendam.Ara tak sanggup mendengarnya lebih lama lagi.Ini akan membuatnya gila ketakutan. Ara langsung memutar kunci lagi dan menghempaskan pintu kamar.Sudut matanya menangkap sekilas sosok putih itu benar-benar berdiri mengambang disudut kamarnya, dan kini seakan melayang pelan menuju ke arahnya.Ara tak sanggup membayangkan sosok itu akan melakukan apa padanya saat jarak mereka hanya beberapa senti. Oh, ini sangat mengerikan!Awalnya Ara ragu menempuh lorong gelap di depannya, seolah Ara akan menempuh jalanan kelam di tengah hutan. Tapi Ara tak punya pilihan lain. Tetap di dalam kamar sama saja bunuh diri. Meskipun ujung lorong dekat dengan kamar mandi, tapi di sana ada pintu keluar. Ara ingin keluar dari tempat ini. Secepatnya.Ara berlari seperti orang kesurupun, berteriak kencang, tanpa sandal. Dalam beberapa detik Ara sampai juga di pintu keluar di ujung lorong. Ara tak berani melirik ke kamar mandi yang gelap. Pikirannya sudah tak bersahabat.
Bayangan-bayangan horor lainnya seperti sesuatu yang lebih mengerikan lagi sedang menunggu dari kamar mandi mulai bermunculan di benaknya.Ketakutannya menjadi-jadi.Setelah berhasil keluar, Ara berharap ada mendengar teriakan histerisnya tadi. Tapi tidak.tidak ada satupun orang yang muncul! tidak muncul,apa mereka semua tidur pulas. Ah, sudahlah, yang penting Ara keluar dari tempat ini.Untung pintu depan tak dikunci.
Ara sampai ke halaman..dan dia terkejut..di halaman banyak sinyo sinyo sama noni noni Belanda lagi berdansa,banyak hiasan terbuat janur menghiasi halaman ini kalau kata orang Jawa,janur artinya daun kelapa muda.
Bagai petir menyambar saat seorang cowok berbaju hitam dan cewek bergaun hijau lumut yang berdansa mendekati Ara..dalam jarak satu meter,dia tahu cewek itu adalah Netta,cewek dalam foto itu sedang cowoknya bikin hati Ara tak menentu
,"kaukah itu di masa lampau,"ucap Ara..yang membuang muka,cemburu tahu..!."dan saat itu melalui sinar lampu petromaks yang di pasang menggantung,Ara melihat seorang cewek memandang ke arah cowok dan cewek yang kini di depannya..dengan uraian airmata dari jendela kamar hotel yang menghadap ke halaman ini,dia bergaun merah marun..Ara ingat gaun itu sepertinya gaun yang ada di ranjang tadi,apa kamar itu adalah kamar yang di tempatinya tadi?."
Ara berbalik kembali bersamaan petir menyambar,keramaian itu tiada..hujan mulai rintik rintik..membasahi tanah tempat Ara berdiri..Dan lampu neon yang di rindukan itu ada lima meter darinya berdiri gagah di sangga tiang beton bukan tiang kayu seperti lampu petromaks tadi..lampu neon ini menyinari wajah tampan seorang cowok yang membuat Ara menggumam memanggil namanya
,"william!."cowok itu tersenyum
,"aneh aja ra..kau memanggilku seperti itu!,"
,"itu nama aslimu kenapa kau mau aku panggil rana?."tanya Ara memandang Rana Purbaya yang ternyata tetap setampan dulu.
",karena aku lebih suka itu,nama will membuat ingat akan tragisnya hidup,"
,"arnetta dan flora,bagaimana kisahnya rana?."tanya Ara hati hati.
,"aku tak pernah menyadari kalau flora mencintaiku,netta sudah mewarning aku ra tapi ku anggap angin nan lalu..hingga malam ini puluhan tahun lalu,flora bunuh diri di kamar mandi dengan mengiris nadinya setelah melihat aku dan netta berdansa,"jelas Rana dengan sendu dan mata menerawang ke masa lampau.
,"karena itu kau tak mau ke hotel ini,ada kenangan masa lalu?."Rana mengangguk. 
,"kau mencintai netta?."tanya Ara dengan hati tak menentu..maklum Ara tak sanggup mendengar ada cewek lain di hati Rana,walau sampai detik ini hubungannya sama Rana nggak jelas..masih abu abu nggak mungkin ada proklamasi cinta karena jurang pemisah di antara mereka terlalu dalam..perbedaan alam di padu belenggu cinta Arya Karmapala.Kalau Anak jaman sekarang Hubungan Tanpa Status,Teman Tapi Mesra Ama belum Move On plus Galau.
,"aku tidak pernah mencintai netta ra,"
,"flora?."kali ini Rana menggeleng membuat hati Ara yang layu kini mekar kembali seperti bola bekel kecemplung minyak tanah.
Walau dia juga merasa simpati terhadap nasib yang menimpa cewek ini,mati karena cinta yang tak terbalas.
,"ra..sampai aku tiada..aku belum pernah jatuh cinta..mereka semua temanku..just friend ra,"ucap Rana lembut tapi memandang Ara tajam seakan akan dia ingin memberitahu sesuatu yang menjadi rahasia hatinya.
Kali ini Ara tersenyum manis sekali pada Rana Purbaya..hatinya berdentang lagu cinta.Masih dalam buaian cinta sebuah suara memecah konsentrasi Ara
,"ra..kenapa kau di luar..lia dan ana mencarimu,"ucap Arya yang tiba tiba ada di belakang Ara.
Cewek ini berbalik..Mereka saling berpandangan..Ada luka dan cinta di mata Ara yang di tangkap Arya..mata Ara berkaca kaca
,"darimana saja kamu ra..kau sudah hilang beberapa jam!,"bentak Arya sedikit keras..maklum dia sibuk sekali mencari Ara selain kedua sahabat karibnya.
Dia sangat mengkhawatirkan Ara..karena sampai detik ini Ara yang menempati hatinya dan sampai saat ini Ken belum bisa menggantikan Ara di hatinya.
,"bukan urusanmu!."seru Ara berlari menuju pintu hotel menabrak sebagian tubuh Arya..
Cowok ini hanya bisa menghela napas bersamaan angin menderu kencang mengibarkan rambutnya sementara Rana Purbaya memandang Arya tajam tanpa Arya menyadarinya tapi rambut cowok alam gaib tetap kaku tidak terganggu hembusan angin yang lumayan kencang ini,pakai brisk kale..!."
Petromax  atau kalau di Indonesia namanya jadi petromaks adalah merek dagang resmi, yang lalu latah dipakai secara umum untuk lampu sejenis meskipun jelas-jelas mereknya berbeda. Lampu ini disebut juga lampu tekan atau pompa yang ditemukan oleh Max Graetz pada tahun 1900. Lalu semenjak tahun 1916 dipatenkan menjadi merek dagang resmi dan beredar ke seluruh dunia. Nah, Petromax berasal dari  gabungan kata Petroleum (minyak) dan Max sang penemu.Cara kerja lampu tekan ini cukup menarik. Awalnya, kaos lampu dipanaskan dengan menggunakan spiritus, lalu tangki tertutup yang berisi minyak tanah,- sebagai bahan bakar- harus dipompa agar menghasilkan tekanan yang cukup. Panas dari  kaos lampu berfungsi untuk menguapkan minyak tanah.Tekanan udara hasil pemompaan inilah yang digunakan “meniupkan” uap minyak tanah ke arah kaos lampu agar terus berpijar.
ada dua jenis lampu petromax saat itu. Jenis pertama, bagian lampu menyatu dengan tangki minyak tanah pada bagian bawah. Di tangki itu ada tombol sebagai pompa tangan.Jenis yang kedua, bagian lampu terpisah dari tangkinya.

 

Cinta Di Hotel Angker Ara,Ana,Lia,Ken dan Arya pergi berlibur ke kota M untuk merayakan tahun baru.di dalam bis saat Ken sama Lia asyik bertengkar,Ara memohon sama Rana agar mau menemaninya di hotel karena dia takut romansa masa lalu membebaninya tapi Rana menolak,ya sudah Ara harus menghadapinya. sampai di hotel,Ara aneh dengan suasana hotel yang sepi seperti hanya Ara sendiri yang menginap,pemakaian petromaks dan saat di kamarnya dia melihat baju vintage warna merah marun,ada tulisan gundah gulana dari Flora memakai kertas merang dan foto cewek cantik bernama Netta.Ara berpikir mungkin Ana pengin mengikuti lomba tahun baru. sementara ada seorang cowok bernama Williams yang di peringatkan soal cewek bernama Flora. Di dalam kamar Ara di ganggu dedemit dan suara suara menakutkan.dia memutuskan mandi,di kamar mandi dia di teror kamar mandi sebelah yang seakan akan ada yang mandi tapi ternyata tidak ada.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience