37

Drama Completed 3255

Aku terlelap tiba-tiba sentuhan dari belakang mengejutkan aku...

Aku mengalihkan iringanku menatap wajah Shenzi...

Shenzi menggenggam tanganku...

"Kenapa? " Aku menyoal...

Shenzi balas dengan senyuman dan golongan kepala...

Dia mendekat... Hidung kami hampir bertembung...

"Kenapa? " Aku melihat wajahnya...

"Awak nak... "

"Bukan... " Dia memotong dan menggenggam tanganku dan mencium nyata dalam beberapa kali...

Dalam beberapa minit dia melihat wajahku... Dia bangun dan mencium dahiku lalu ke hidung...

Dia melihat anak mataku, bibirnya mengetap... Anak matanya melihat bibirku...

Dengan perlahan dia mencium... Aku mengendahkannya dan membiarkannya...

Malam itu adalah memori yang takkan aku lupa, walaupun aku tiada nafsu tapi demi orang yang aku cintai aku taruhkan segalanya...

Selepas percutian aku pulang dengan ceria bersama Shenzi...

Senyumannya tidak lekang dari pipi... Dia menggenggam tanganku dari awal perjalanan hingga akhir...

Hubungan kami tidak lekang malah lebih dekat... Berdasarkan drama sudah semestinya lelaki itu meninggalkan seorang gadis  selepas berikan apa yang dia mahu...

Dua minggu kemudian...

Aku asyik muntah selepas keluar dari kelas...

Hidungku makin teruk berdarah dan sekarang aku batuk terdapat gumpalan darah keluar dari mulut...

Aku makin pening dan loya lalu aku ambil keputusan untuk jumpa dengan doktor yang selalu periksaku semasa dengan Tengku...

Selepas memeriksa doktor itu akan menyoalku...

"Gugurkan? Atau biar... "

Kali ni aku tidak mahu gugurkannya...

"Tak... "

"Awak tahukan keadaan awak kritikal sekarang... " Doktor itu membebel...

"Ye... Saya tahu tapi... Saya tak nak gugurkan bayi ni... "

"Kalau awak buat operation sekalipun peluang budak ni tipis... "

"Saya lahir normal lah... " Aku menjawab...

"Kalau awak lahir normal... Awak pula mati... Peluang awak ada 0.1 peratus sahaja... Sebab awak dah... "

"Saya nak lahir normal... Asalkan anak saya hidup... " Aku lari keluar dari klinik itu...

Aku bergegas berjumpa Shenzi di sebuah restoran...

Shenzi makan dengan penuh berselera... Aku tak tahu apa yang aku nak ucapkan padanya...

Aku takut aku ditinggalkan... Sebab aku sayangkan Shenzi sangat-sangat...

Aku memegang tangannya yang sedang memotong ikan... Aku bangun dan mengambil tempat di sebelahnya... Tangannya aku letakkan diperutku...

"Jangan tinggalkan saya... " Air mataku menitis...

Shenzi tersedak... Terkejut lalu berdiri... Tangannya menempis dan memicit kepala...

Semua orang di sekeliling memerhati...

"Saya dah agak... Awak akan buat macam ni... " Air mataku menjurus keluar...

Aku mencapai beg tanganku dan keluar dari restoran... Tiba-tiba sebuah pelukan di beri dibelakangku...

"Saya takkan tinggalkan awak... " Ayat itulah yang di bisik ke telingaku...

Aku terkejut...

"Saya dah janji dengan awak... Saya akan berada di sisi awak... Dan janji saya akan menyintai awak... " Ayat itu menusuk ke jiwa... Aku tak menyangka...

Dia mengalihkan tubuhku untuk menatapnya lalu mengusap air mataku...

"Air mata awak bagaikan serpihan kaca yang menghalang jalan saya... Dan bernilai seperti berlian... "

"Saya cintakan awak... Dhia... Awaklah satu-satunya orang yang faham saya... Awaklah orang yang paling bernilai selepas nenek saya... "

Kata-katanya membuat hatiku terharu dan gembira... Rambutku dia membetulkan...

Dia melutut dan merapatkan telinganya pada perutku...

"Sayang... Papa ada kat sini... Makan dengan Mama... Jaga... Duduk dalam perut Mama jangan nak melompat nanti jenuh Papa nak lukung Mama setiap hari... "

Aku menyengih sambil menampar bahu Shenzi walaupun air mataku tak henti-henti keluar...

"Lagi satu... Bila dah keluar jangan  jadi ganas macam Mama ye... "

"Ape ni.... Dah bangun orang tengok malulah... " Aku mengesan air mata...

Shenzi bangun dan memeluk bahuku...

"Jom makan... Jangan risau ni restoran halal... Kesian Baby lapar... " Shenzi menggeletek perutku...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience