41

Drama Completed 3255

Yusoff kembali kepada mereka berempat...

Tiba-tiba seorang perempuan datang...

"Tengku... " Gadis itu memanggil Tengku...

Yang lain hanya melihat...

"This is Nadhia family? "

"Cousin... " Yusoff menjawab...

"Okey... Sebenarnya saya dah suruh beritahu Tengku pasal kesihatan dia tapi dia degil... Saya memang nak cadang bila awak singgah ke klinik saya nak beritahu tapi awak pula yang hilang entah ke mana... " Doktor itu mengambil dokumen dari begnya...

Tiba-tiba doktor bidan keluar membawa seorang bayi...

Shenzi terkejut...

"Congratulations... This boy... I hope you can accept what happen to you... "

Mata Shenzi memerah...

"What do you mean? "

"Doctor... Can you give that dukumen for me... " Doktor bidan itu meminta dokumen yang di pegang doktor dari klinik itu lalu dia menghulurkanya...

Doktor lelaki itu membuka sampul dokumen tiba-tiba Shenzi perasan katil yang ditolak seorang jururawat berupa seseorang yang dia kenal dan menahan...

"Siapa ni?" Shenzi memegang sisi katil lalu menatap wajah yang ditutup oleh kain biru...

"Ouh, this Is not your Wife... Your Wife have operations... " Doktor itu menerangkan sambil membelek dokumen...

Orang disekeliling menarik nafas lega...

"Nadhia have lungs cancer stage 5... I don't know how long she can life... I don't expect she can life until now... But she choose to save the baby but not her... We doing well if she gone I'm sorry, hospital doing well to save her... " Semua orang terkejut dapat tahu kanser Nadhia adalah amat kritikal...

"Red Cod! Red Cod! " Siren dari bilik pembedahan menggegarkan hospital membuatkan Shenzi makin risau...

"Can I Leave Now... Have something bad at there... " Doktor itu terus meredahkan masuk ke bilik pembedahan...

Shenzi menatap lama bayi itu tiba-tiba seorang jururawat menolaknya tapi ditahan dan Shenzi melukungnya...

"Shenzi... Kau bagi kat Yusoff... Yusoff nak azankan... "

"Aku boleh buat... "

Yusoff dan Tengku terkejut...

"Allahhu Akbar, Allahhu Akbar... " Semua orang di situ terkejut... Air mata Shenzi menitis di atas pipi bayi itu...

Selesai azan bayi itu dipulangkan kembali kepada jururawat...

"Kau.... " Tengku terbeliak...

"Aku Islam... Jangan risau... " Kata Shenzi...

Tiba-tiba doktor itu membuka pintu bilik pembedahan...

"Doctor? " Shenzi menyoal...

Doktor itu memegang bahu Shenzi...

Katil yang ditolak jururawat di selimut hingga ke muka... Air mata Shenzi mengalir...

Katil itu berhenti di hadapan Shenzi...

"I'm sorry... Your wife is not safe... Im try.. I'm sorry... " Bahu Shenzi ditepuk...

Air matanya menitis...

Shenzi membuka kain biru yang menutupi wajah Nadhia...

Yusoff menahannya...

"Kau tak boleh cium dia... Kau bukan muhrim... "

Fathia dan Syafiyah mendekat dan memberi ciuman... Fathia menahan tangisan Syafiyah sudah menangis tanpa henti...

"Beri aku masa bersendirian dengan arwah... " Shenzi berbisik kepada Yusoff lalu mereka berempat meninggalkan Shenzi...

Shenzi melutut...

"Sayang... Saya harap awak gembira di sana... Sekarang awak tak payah nak kerja kuat, awak tak payah nak menangis sorang-sorang lagi... Dan tak payah awak nak sakit hati dengan saya... " Shenzi melapkan air matanya...

"Saya dah janji yang saya akan menangis untuk awak... Jadi sekarang saya dah menangis... Saya takkan lepaskan awak... Dan Maafkan saya sebab saya langgar janji pertama, kedua dan ketiga kita..." Shenzi menarik nafas...

"Saya tak boleh lupakan awak... Awak kan bidadari saya... " Shenzi meletakkan tangan di atas perut Nadhia...

"Saya tak janji yang saya tak setia pada awak... Maafkan saya... Tapi saya berjanji saya akan cintakan awak... Tiada siapa yang boleh menjadi takhta di hati saya kecuali awak... "

"Selamat tinggal... Bidadariku... " Shenzi menutup wajah suci Nadhia dengan kain biru...

Shenzi masih tidak boleh berhenti menangis...

"Pertama berhenti menangis depan saya... "

Perjanjian itu terngiang-ngiang di telinga...

"Saya akan cuba bawa bahagia depan awak... Saya akan jaga anak kita... " Shenzi be bicara sendirian.

5 Tahun kemudian...

"Papa! Jomlah kita jumpa Mama!"

"Ha... Kejaplah Dhaniel... Papa nak ambil wudhu dulu... "

Di Perkuburan Islam, Pulau Jeju...

"Sadakhallah hula'zim... " Shenzi menutup Suruh Yasin...

"Amin... " Dhaniel menyapu mukanya dengan kedua tapak tangannya...

"Mama... Hari ni Papa bangun lewat... Mama Az kerja tak balik lagi tulah, Papa lambat Mama Az tak kejut... "

"Aish... Budak nilah... Pandai ye mengadu... " Shenzi mencubit pipi Dhaniel...

"Awak... Saya dah 2 tahun kahwin dengan Azlina... Tapi saya tetap akan sayangkan awak... Saya cuma tak nak orang di sekeliling kata saya tak terima takdir Allah... Dan ini kebaikan Dhaniel untuk merasakan kasih sayang ibu... " Shenzi memegang batu nisan...

"Azlina jaga Dhaniel baik... Tak marah... Dhaniel pun selesa... "

"Saya nak gerak dulu... Dhaniel nak makan aiskrim... Nanti saya tengok awak ye... Assalamualaikum sayang... " Shenzi berdiri dan memegang tangan Dhaniel...

Selepas Dhaniel melambai mereka pergi ke Seoul semula...

"Hargailah orang di sekeliling kita... Sama ada kawan, keluarga atau seseorang yang kita cintai... Kerana setiap langkah dia pergi meninggalkan kita... Itulah yang membuatkan kita tidak boleh menerima takdir sehingga dia pergi meninggalkan kita selamanya... "

~T A M A T~

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience