27

Drama Completed 3255

Aku meletakkan talam itu di meja sisi lalu mengejut Shenzi...

Aku menggoncangkan bahunya tiba-tiba tanganku ditarik sehingga wajahku merapat ke mukanya...

Dia memegang pipiku makin rapat wajahnya mendekat... Muka aku merona merah...

"Am... Shenzi..." Aku bersuara tapi dia ketawa...

Matanya memandangku dengan penuh hawa nafsu tiba-tiba tubuhku ditarik sehingga terbaring di sebelahnya...

Dia memegang kedua-dua lenganku, mata kami bertentangan mukanya merapat, matanya memandang bibirku, mulutnya terbuka sedikit...

Dia nak cium akukah? Muka aku merah... Aku menjauhkan mukaku.

"Shenzi... Awak mabuk lagikah?" Aku memanggil namanya...

"Aku mabuk cinta kau... Walaupun ini mimpi aku dapat rasa yang aku di alam sebenar..." Shenzi menatap mataku...

Hatiku berdegup kencang... Aku rasa tergoda dengan pandangannya...

"Shenzi... Ni bukan mimpi... " Gugup sungguh...

Tiba-tiba pintuku dibuka kuat sehingga Shenzi berlari menyorokkan dirinya...

"Ouh... Sorry! Sorry! " Seorang pelajar lelaki sekolah tinggi membuka pintu bilikku...

Thanks... Thanks Marco! Aku berterima kasih pada Marco kerana memasuki bilikku walaupun aku sudah melarangnya...

Aku bangun dari baringanku lalu memandang pintu...

"A... Pasal tadi... Saya boleh lupakan... Awak boleh makan dulu... Saya keluar ya... Maafkan saya... "

Aku keluar dari bilik itu... Mukaku panas seperti baru kena sepak... Bila aku teringatkan balik aku ketawa kecil...

"Ar... Kenapa hati aku berdegup kencang ni... Huhh... Malunya!" Aku berlari menutup muka kearah dapur...

Aku membekalkan bubur lobak kepada Shenzi... Aku membuat bubur itu dengan malu dan sengih-menyengih...

Aku menunggunya di luar pintu bilik itu...

Dia keluar dengan rambut yang belum dikeringkan...

"Kenapa tak lap rambut tu sampai kering? Awak tu baru saja minum alkohol, saya pegang tubuh awak semalam pun panas... Nanti awak kena selesema susah pulak... " Aku membebel...

Aku menarik tangannya yang terkaku seketika ke bangku dan tuala yang tergantung ditarik...

Rambutnya aku keringkan... Dia menatap lama wajahku tiba-tiba tangannya di letakkan pada potongan pinggangku, aku menempis...

"Jangan sentuh saya sebarangan... " Kataku tegas sambil menggosok rambutnya...

Dia meletakkan lagi aku menempis dan dia buat lagi...

"Ish! Janganlah! " Aku sedikit menjerit...

"Okey, okey, okey, saya tak buat dah... " Dia memandangku dengan senyuman manis...

Aku menggosok rambutnya tiba-tiba dia menggeletek pinggangku...

"Argh! Stop It!" Aku menolaknya tiba-tiba tanganku ditarik dan pinggangku dipeluk...

Aku menolak perlahan tubuhnya yang sedang duduk...

"Listen..." Tiba-tiba dia berdiri memegang tanganku... Aku terkejut dengan sikapnya...

"Dhia... Saya pernah cakap yang Saya sayang Seonkyu pada awak... " Aku membuat riak wajah tidak tahu apa-apa...

"Tengoklah tu... Saya tahu awak sedar masa tu... " Shenzi membuat muka menyampahnya..

"Shenzi... Lepaskan tangan saya... " Aku menarik tanganku tapi dia memegang erat...

"Tak! Listen to me!"

"Lepaskan saya! Sekarang saya kena kerja! " Aku menengking...

"Dengar dulu apa yang saya nak cakap! " Shenzi mencengkam tanganku...

"Kenapa?! Awak nak kahwin dengan Seonkyu?! Awak tak dak perasaan dekat Seonkyu?! Awak... "

"Ya! Saya cintakan awak! "

Shenzi menjerit padaku... Hatiku berdegup kencang...

"Huh?! "

"Saya cintakan awak... Saya baru sedar yang saya tak boleh hidup tanpa awak... " Shenzi memegang tanganku...

"Huh?! "

"Terpulanglah pada awak... Saya rela bertepuk sebelah tangan dari saya pendam semua ni... " Shenzi melepaskan tanganku dan berlalu pergi...

Dub, dap, dup, dap,

Jantungku berdetak sehingga aku boleh dengar... Sudah semestinya mukaku merah...

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience