Ningsih sambil menangis tersedu sedu menceritakan keluhan peristiwa yang terjadi kepada dirinya , selama Sang DewiWulan dan Raden Angga Jayana tidak berada di benteng pertahanan " ; Sore itu pada saat Ningsih sedang membereskan kamar Bapak Gatot Sangsoko, Ia melakukan pekerjaan itu karena ingat pesan dari DewiWulan pada saat belum berangkat kepergian meninggalkan benteng pertahanan mengatakan harus melayani segala keperluan Bapak Gatot.sore hari itu Bapak Gatot pulang,Ningsih telah menyediakan makanan diatas meja didalam kamarnya.Gatotpun tahu Ningsih berbuat itu karena pesan tugas dari Sang Dewiwulan,saat itu Gatot juga mendengar apa yang diperintahkan DewiWulan kepada Ningsih, setelah ia memakan hidangan yang di sediakan pada saat Ningsih mau keluar kamar Gatot memanggilnya"Ningsih kemari tolong aku yang sudah lelah bekerja sepanjang hari,pijikkan badanku yang pegal.Ningsih menghampirinya dan mulai menijit punggung Gatot yang kekar,berapa menit ia memijit tiba tiba tak diduga oleh Ningsih badannya ditarik dan sudah berada dipangkuan Gatot ia sangat kaget akan menjerit tapi mulut bibir yang merah merekak sudah ditempel oleh bibir bapak Gatot, walaupun ia berusaha merontak namun tidak berdaya ,Gatot menciumnya tidak memberi kesempatan kepada Ningsih berteriak ataupun berkata, ia napasnya tersengal sengal ,Gatot memeluk dan mengangkat tubuh Ningsih yang cekal dan bahenol membawa ketempat tidur Gatot dengan kasar menyingkapkan kain samping yang dipakai Ningsih sehingga terlihat tubuh Ningsih yang putih bersih membuat semakin hatinya bergejolak napsu birahinya dan sore itu Ningsih tak berdaya ia telah kehilangan kegadisannya oleh Gatot Sangsoko yang berbadan kekar, ia meringngis menangis tersedu sedu.Bapak Gatot membelai rambutnya yang panjang terurai sambil berbisik " jangan nangis aku akan mengawinimu setelah Tuan putri DewiWulan dan Raden Angga kembali,tapi Ningsih tetap ia menangis dan semakin Ningsih menangis Gatot memeluknya semakin erat.akhirnya Ningsih tertidur karena kelelahan ia terlalu lama menangis, masih didalam pelukkan Gatot suasana kesunyian malam mencekam yang terdengar hanya irama musik alam suara dari para aneka serangga yang melagukan gema nyanyian kesunyian malam,irama lagu kehancuran hati seorang gadis.Pagi menjelang subuh Ningsih terbangun karena napasnya terasa sesak dan badannyapun tidak dapat bergerak ternyata disebabkan tubuhnya tertindih oleh badan Gatot yang sedang menyatukan tubuhnya kebadannya kembali.Oh.pak jangan Ningsih hanya sempat berkata sedikit tapi bibirnya sudah ditempel oleh bibir Gatot ia sungguh tak berdaya .
Semua kejadian itu ia ceritakan kepada Sang Dewi.Pada waktu itu Gatot melihat Ningsih menceritakan semua yang telah diperbuat kepada Ningsih Gatot mencium tangan Raden dan berkata " Saudaraku maaf aku telah khilap berbuat yang tidak baik kepada Ningsih tolong malam ini juga nikahkan aku dengan Ningsih supaya aku tidak mengingkari janji kepadanya,Raden Angga Jayana yang sangat pengertian dan tahu situasi juga Sang DewiWulan mereka malam itu juga.mengadakan pesta yang cukup meriah untuk Ningsih dan Gatot dan semua orang yang hadir dibenteng pertahanan mereka sangat bersuka cita dan tak menduga dari awal pertandingan persaudaraan,berlanjut dengan pesta pernikahan ,Ningsih dengan Gatot Sangsoko.dan Ningsih mengenakan baju yang biasa dipakai DewiWulan.ia terlihat lebih cantik dari biasanya pesta sangat meriah walau semua serba mendadak tapi karena hormat dan rasa segan kepada para pemimpin ,semua mengerjakannya dengan suka dan senang hati sehingga pesta berjalan dengan meriah dan juga diadakan hiburan musik kendang penca dan tarian tradisionil mungkin seperti tari jaipongan atau semacamnya Gatot Sangsoko bersanding dengan Ningsih dipelaminan dengan raut wajah agak malu tersipu sipu.sedangkan Ningsih ia merasa bahagia hatinya plong merasa sudah tidak ada beban yang sangat memberatkan jiwanya, makanan dan hidangan sebelumnya memang sudah disediakan untuk kedatangan para rombongan Raden Angga dan Sang DewiWulan.sehingga pesta semakin meriah sampai menjelang pagi mulai Malam itu Ningsih tidur dikamar Gatot yang sudah dihias penuh dengan bunga Ningsih mencium aroma bunga ia ingat sewaktu memetik bunga dibukit bunga awal bertemu dengan Fuji.dan malam itu Ningsih menyerahkan tubuhnya dengan rela kepada Gatot yang sudah resmi menjadi suaminya yang syah ia tidak menangis pada saat Gatot menyatukan badan seperti malam sebelumnya bahkan secara naluri ia melayani dan mengimbangi keinginan suami dengan gaya geolan kerawang karena memang. Ningsih juga ada keturunan darah kerawang sedangkan semua para prajurit dengan semua yang hadir berpesta makankan sampai kekenyangan sehingga mereka tertidur diatas meja ada yang dilantai juga para penari jaipong ada yang tertidur dilantai panggung semua bukan hanya cape kelelahan juga kekenyangan terlihat suasana situasi seperti semeraut acak acakkan ambulradul antah berantah tapi walau mereka keadaan seperti itu tetap dalam keadaan aman dan nyaman
DewiWulan berbaring disamping suami Raden Angga Jayana.matanya melihat keatas langit langit dengan pandangan yang hampa suara batuk kecil masih terdengar dari mulutnya.sehingga tuan Raden Angga bertanya" Dinda apa yang sedang kau pikirkan ? Kanda Aku ingat kepada Women dan kedua pendekar dari Tiongkok.,sampai dimana sekarang mereka? Aku ingin mereka segera kembali dari tugas yang kita bebankan ya,,Aku mengerti perasaanmu jawab Raden Angga ,Akupun ingin mereka cepat kembali, mereka semua orang baik." Ya benar.ujar Sang Dewi.aku ingin pa Asep cepat segera menemukan Tas milik Women,Dia sangat memerlukan tas itu.Raden Angga diam sejenak tak lama kemudian ia berkata " Sebaiknya kita tambah regu pencarian tas milik women supaya lebih cepat menemukan tas itu.ya, benar kanda itu rencana yang bagus aku setuju .Sudahlah sekarang tidur kau juga masih batuk kata Raden Angga Jayana.
Kita tinjau perjalanan Rombongan Fuji Ayutrie,bersama semua anggotanya setelah melewati beberapa hari mereka mengalami berapa kali getaran gempa bumi dan saat terjadi gempa itu para prajurit berteriak "Lini Lini yang artinya gempa,mereka berteriak dalam bahasa daerah terkadang gempanya agak besar membuat dahan ranting semua pepohonan bergetar,membuat burung dan hewan lain berterbangan tanpa arah seakan binatangpun gelisah Fuji berpikir" mungkin ini sudah berada di sekitar ujung kulon,dan apakah ini sebuah kebetulan apa yang dimimpikan oleh ibunda Raden Angga benar akan terjadi, sebagai manusia yang lahir di era moderen Fuji Ayutrie ,ia berpikir lebih logik tapi ia tetap menyadari akan semua yang sedang dialaminya kemudian sampailah .Rombongan di mulut sebuah desa kegembiraan meluap didalam hati semua rombongan sebab mereka yang biasanya harus istirahat tidur di tengah hutan dan sekarang mungkin ada kesempatan bisa ikut bermalam dibawah atap rumah yang lebih nyaman namun kegembiraan mereka terganggu karena tiba tiba ada sekumpulan orang yang bersenjata menghadang perjalanan mereka, Seorang diantara penghadang yang berparas agak tampan berbadan seperti atlit olah ragawan pemuda itu bicara dengan nada membentak" Siapa kalian apa maksud kalian datang kekampung kami.? juga ada seorang yang berteriak " Wah,,,,! kalian pasti membawa hasil rampok ,sambil menunjuk barang bawaan rombongan Fuji.Hai banyak yang kalian rampok ada sapi domba buah buahan,perampok macam apa kalian,Desa kampung mana yang kalian rampok.mendengar orang itu menuduh rombongan sebagai perampok pak tua Wiharja segera menundukkan dan berkata kami bukan perampok tapi , belum juga Pak Wiharja menyelesaikan bicaranya orang yang berbadan atlit itu sudah menjegal perkataan pak Wiharja" Mana ada pencuri ,perampok mengaku Sekarang lebih baik tinggalkan semua barang ini dan cepat pergi kembali ke tempat asal kalian,kami akan mengurus semua bawaan ini untuk dikembalikan kepada yang punya,dan kami tidak akan menghukum kalian,atau kalian akan kami bantai tanpa belas kasihan,Fuji dan LiongSan,LiongHwa.diam mereka seolah menyerahkan permasalahan itu kepada pak Wiharja, tapi tetap mereka mengamati dengan cermat.dan kepala prajurit atau hulubalang,maju kedepan ia merasa kesal dengan tuduhan dari para penghadang dan berkata dengan suara lantang" yang jadi Perampok itu kami atau kalian,???Dengar kami semua adalah Utusan SriBaduga MahaRaja dan bawaan ini pelengkapan untuk upacara persembahan kepada gunung yang ada ditengah laut supaya jangan meletus.Pada saat hulubalang berkata terjadi gempa agak kecil hulubalang berkata kembali"kau merasakan gempa ini akibat dari efek gunung itu ! ,tapi orang yang tampan itu malah tertawa" Ha ha ha.kalian mengada ada dasar penjahat perampok kami sudah biasa mengalami hal seperti itu,kemudian ia memberi perintah" Serang.! terjadilah pertempuran,Fuji dan LiongSan dengan LiongHwa kaget mereka tidak sempat mencegat perkelahian itu tapi karena para prajurit lebih terlatih dan handal dalam bertempur sehingga semua para penghadang tidak dapat mengalahkan lawan bahkan terkadang mereka yang kewalahan menghadapi para prajurit dan ada seorang diantara penghadang berlari kembali ke arah kampung desa itu mungkin mau minta bantuan dari teman sedesanya dan seorang prajurit melihat ia memidikkan anak panah kearah orang yang sedang lari tapi Fuji melarang jangan kau panah biar orang itu pergi prajurit itupun menurut kepada Fuji sehingga ia membatalkan niatnya pertempuran terus berlangsung Fuji berteriak kepada para prajurit"Kalian jangan membunuh,kalahkan mereka tapi jangan ada yang terluka apalagi yang tewas,ini hanya kesalah pahaman saat pertempuran berlangsung tiba tiba ada seorang wanita berteriak diatas seekor kuda ia datang bersama orang yang tadi berlari kembali kekampung wanita muda itu termasuk katagori cantik bertubuh menarik dengan suara keras ia berteriak " Berhenti ,,! Jangan bertempur.Kemudian para penghadang mundur mereka sangat patuh kepada wanita itu,dan ia berkata kepada pria muda yang cukup tampan itu "Binna mengapa kau sembarangan menyerang tanpa sebab yang pasti,belum tentu dia mereka perampok,bahkan aku dengar keterangan dari anak buahmu mereka utusan dari SriBaginda MahaRaja. Pemuda tampan diam tak berkutik ia menundukkan kepala seakan takut atau mungkin segan kepada siwanita cantik kemudian wanita yang berwibawa itu ia berpaling kepada rombongan Fuji serta berkata" Maafkan,,dia suamiku Binna,yang telah lancang menyerang kalian tanpa sebab.dan namaku " Mira aku anak kepala suku desa ini.apakah benar kalian utusan dari SriBaduga MahaRaja ?.Pak Wiharja menjawab" benar kami utusan SriBaduga, aku yang akan memimpin upacara sesembahan kepada gunung yang ada diselat pulau ini dan kami disertai oleh tiga pendekar kami ini Women,selain pendekar ia juga cendiakawan yang menunjukkan arah jalan dan itu dua pendekar gagah dari negara Tiongkok mereka itu sebagai sahabat putra SriBaduga MahaRaja Kemudian wanita yang bernama Mira ia turun dari pelana kudanya.menghampiri pak tua Wiharja,dan saat bersalaman dengan Fuji ia sempat tertegun kagum bukan hanya melihat pakaian yang dikenakan Fuji tapi juga melihat wajah kecantikkan Fuji yang berbeda dari wanita yang lain pada saat itu LiongSan berkata " Kau heran yah, penampilan Women,berpakaian aneh! tapi jangan kau anggap rendah dia wanita yang hebat,Fuji tidak berkata apapun hanya tersenyum,Mirapun bersalaman dengan LiongHwa tapi sepertinya sudah biasa melihat penampilan pendekar wanita dari Tiongkok itu.kemudian ia mengajak rombongan masuk keperkampungan itu didalam perkampungan wanita yang bernama Mira memperkenalkan Fuji dengan yang lainnya kepada kepala suku yang memang ayah dari wanita cantik itu semua disambut oleh kepala suku dan setelah ia mengetahui tujuan maksud kedatangan semua rombongan maka kepala suku menyediakan sebuah bangunan aula yang cukup besar untuk mereka bermalam dan beristirahat hari menjelang magrib,Fuji berkata kepada pak Wiharja dan LiongHwa ,LiongSan." kalian yang mempersiapkan tempat untuk istirahat Aku akan berkeliling melihat situasi sekitar sini ,kemudian Fuji Ayutrie melihat lihat keadaan desa itu ,tidak lebih dari seratus rumah yang ada diperkampungan itu semua rumah bangunannya sederhana.Fuji merasa heran diantara rumah penduduk itu ada sebuah rumah yang menarik bagi Fuji sebab diatas atap genteng rumah itu ada tengkorak kepala kerbau dan juga dilawang pintu ada pernak pernik yang aneh, Fuji Ayutrie melihat bangunan rumah itu seperti rumah tukang sihir dalam film atau dongeng seribu satu malam, Fuji Ayutrie berguman dalam hati siapa penghuni rumah itu? juga melihat ada sebuah rumah yang lebih besar indah dari yang lain Fuji berpikir apakah itu rumah kepala suku saat ia memperhatikan dari kejauhan rumah itu ,keluar berapa orang dari rumah itu dengan membawa obor yang belum menyalakan dipegang oleh berapa orang diantara mereka. Fuji melihat satu diantara mereka itu kepala suku mereka berjalan seolah tergesa gesa menelusuri jalan keluar dari desa itu Fuji penasaran tadinya ia ingin kembali ke tempat rombongan untuk mengajak LiongHwa atau LiongSan mengikuti kepala suku dengan pengawalnya,tapi ia melihat begitu cepat kepala suku bersama pengawalnya berjalan maka Fuji ber inisiative mengikuti mereka sendirian.Hari mulai gelap Fuji dengan hati hati mengikuti kepala suku dari belakang agar tidak diketahui oleh mereka sekitar tiga ratus meter dari langkah awal, mereka melewati kali atau sungai kecil yang lima atau mungkin enam meter lebarnya dengan jembatan dari batang pohon kelapa dan batang bambu terbentang antara dua sisi tepi kali sungai kecil atau selokan itu ,kemudian mereka melewati rawa rawa, sampailah di sebuah bangunan rumah yang besar lebih bagus dan indah megah dibanding dengan rumah kepala suku itu.kemudian segera Fuji bersembunyi dibalik sebuah pohon yang tidak seberapa jauhdari rumah itu.
Bersambung ( Tobe Continue ).
Share this novel