Bab 14.

Fantasy Series 596

Dipagi yang cerah cahaya mentari bersinar dengan lembut,Raden Angga Jayana dengan Permaisurinya Dewi Wulan.mengatur semua perlengkapan untuk perjalanan menuju gunung yang didalam impian kedua orang tuanya Sribaduga MahaRaja dengan istrinya mereka percaya dengan keterangan peta gambar yang di paparkan .Fuji bahwa gunung itu terletak disebelah barat kearah matahari terbenam semua kebutuhan untuk persembahan dan berupa sesajian kepada gunung itu disediakan,ada berapa ekor sapi,domba ayam dan aneka macam buah buahan dipilih para prajurit yang handal dan seorang embah dukun ia bernama mbah Wiharja berusia enam puluh tahunan yang akan memimpin acara persembahan sesajian kepada gunung itu supaya saat gunung meletus tidak membawa bencana yang sangat dahsyat ,seperti yang dimimpikan oleh Permaisuri dan Sribaduga Maharaja Raden Angga bersama DewiWulan berkendaraan sebuah kereta kencana ukuran kecil khusus untuk dua orang keindahan kereta kencana itu seperti dalam film cinderlela produser Walt Disney,sedangkan para prajurit yang setingkat hulubalang mengendarai kuda dan prajurit biasa mereka naik gerobak atau pedati sejenis delman ada yang ditarik kuda juga ada yang tarik memakai kerbau dan berapa sapi LiongSan dan LiongHwa juga Fuji mereka ikut mengawal dengan menaiki kuda yang sudah biasa dikendarainya Setelah dilihat semua perlengkapan komplit dan siap.Raden Angga bicara kepada Gatot Sangsoko menggantikan tugasnya ,yang biasa dikerjaan Reden Angga tiap hari untuk diambil alih oleh Gatot Sangsoko sementara Dia dan Istrinya pergi dari benteng pertahanan DewiWulan juga memberikan perintah kepada Ningsih yang setiap harinya melayani apa yang DewiWulan perlukan Dia berkata kepada Ningsih : Ningsih sementara aku pergi,sekarang ningsih kau harus melayani Bapak Gatot segala apapun yang Bapak Gatot perlukan kau harus melayaninya dengan senang hati Ningsih mengangguk seraya berkata baik Tuan Putri aku akan melaksanakan apa yang Tuan Putri titahkan padaku sebenarnya tujuan DewiWulan berkata seperti itu kepada Ningsih ,untuk menjadikan ia sebagai spionase atau mata mata siapa yang tidak menyukai kepada Raden Angga Jayana sebagai pemimpin yang berkuasa di benteng pertahanan sedangkan Gatot Sangsoko dia sebelum menjadi saudara angkat Raden Angga, awalnya sebagai kepala gerombolan.Ningsih oleh DewiWulan sudah diberi kepercayaan lebih dari hanya sebagai pelayan biasa,dibanding dengan yang lain bahkan Ningsih sudah dianggap sebagai adik angkat oleh DewiWulan walaupun SangDewi terlihat cantik ayu dan lembut tapi dia memiliki pola pikir yang luas sehingga dia selalu waspada malahan lebih waspada dari pada suaminya .Setelah selesai serah terima tugas rombongan Raden Angga Jayana dan DewiWulan berangkat dari benteng pertahanan ke sebelah barat arah matahari terbenam Fuji dan kedua pendekar dari tiongkok yaitu LiongSan Dan adiknya LiongHwa mendampingi kereta kencana,sebagian para prajurit pilihan dan hulubalang berjalan paling depan .Fuji saat tidak memiliki alat kompas dan alat lainnya maupun Raden Angga ,sebab jaman itu mereka belum mengenal alat seperti kompas.Fuji yang dipercaya sebagai penuntun jalan hanya mengira kira dan mengikuti arah matahari terbenam Fuji sebagai petunjuk jalan perjalanan mereka itu termasuk dalam katagori medan yang sukar dan berat sebab belum ada jalan beraspal apalagi jalan tol diabad moderen sekarang.sering mereka harus membabat hutan semak belukar, alang alang untuk membuat membuka jalan yang harus dilalui oleh mereka namun bagi Fuji perjalanan itu seakan ia berada didalam setengah mimpi tapi berhubung ia merasakan kehangatan sinar matahari dan juga hembusan angin yang lembut dengan udara yang sangat segar tanpa polusi menghepas rambut dan wajahnya yang cantik juga tidak ada kebisingan suara gemuruh kendaraan yang biasa sering terdengar ia berada jaman era moderen
saat itu Fuji mendengar banyak suara kicauan burung dipepohonan bukan kicauan burung dalam sangkar yang sering didengar dari burung piaraan bapak pemilik tempat kosnya.Semua itu membuat Fuji menyadari bahwa ini adalah kenyataan hidup yang harus dijalani.Kepala prajurit berjalan paling depan meminpin rombongan dengan memberi semangat berteriak jel jel.dalam bahasa mereka pada jaman itu dan prajurit yang lain memberi semangat kepada temannya yang dibelakang.Hari menjelang petang rombongan tiba disebuah dataran rumput yang agak luas disekitarnya ada alang alang semua para prajurit beristirahat sambil menikmati bekal makanan .tiba tiba mereka dikagetkan mendengar ada beberapa orang yang sedang mengejar binatang yang diburu terlihat beberapa ekor menjangan atau rusa berlari dari dalam semak alang alang.serentak para prajuritpun ikut memburu rusa kijang dan beberapa rusa tertombak terhempas ketanah dan terjadilah perselisihan diantara prajurit dengan para pemburu siapa yang berhak mendapatkan hasil rusa buruan mereka,saat pertengkaran para prajurit dan pemburu hampir menuncak untung datang seorang yang prajurit mengenal orang yang datang itu para prajurit berseru kepada orang itu" Asep gedek kau disini bukankah kau dan temanmu sedang mencari tas milik nona women yang hilang ? , dan siapa para pemburu ini?asep menjawab mereka penduduk yang ikut bergabung dengan kami untuk mencari tas nona women yang hilang ujar Asep gedek dan ia balik bertanya kenapa kalian ada disini.? kami disini bersama Raden dengan permaisuri dan yang lainnya ! Asep gedek terperanjat ; Hah Raden ada disini asep gedek tidak mengetahui sebab kejadian berburu menjangan itu lokasinya cukup jauh dari rombongan Raden Angga,mendengar bahwa Raden Angga ada di sekitar itu Asep gedek berserta anak buahnya segera berlari mencari dan menemui kereta kencana dan berlutut dihadapan Raden Angga DewiWulan melihat asep gedek didepan mereka ,dia bertanya "Bagaimana apakah kalian sudah mendapatkan tas nona women ?.Asep gedek menjawab dengan setengah rasa malu ' maaf tuan putri dua jam yang lalu kami mengejar serombongan monyet dan kami melihat monyet yang besar ia memegang tas nona women tapi kami belum dapat menangkapnya jaring yang kami bawa tidak dapat menjangkau monyet itu ia sangat tinggi diatas pohon.dan monyet itu sudah menyebrang sungai dengan meloncat dari dahan kedahan kepohon diseberang sungai besar disebelah sana.Asep gedek menerangkan sambil menunjukkan tangan,kearah sebuah sungai.LiongHwa mendengar apa yang dikatakan Asep gedek ,ia bertanya seolah kurang yakin akan semua yang
diterangan oleh Asep gedek." sungguh kamu melihat moyet itu membawa tas? ya..jawabnya bukan hanya saya kami semua melihat,benar ujar orang yang bersama Asep gedek.dan kami berapa kali mendengar ada suara bunyi aneh dari tas yang dipegang monyet itu ! maksudnya bunyi suara seperti apa ?? LiongSan ikut mimbrung bicara. bunyi suara sama sewaktu aku pernah memegang tas itu kata Asep gedek,air mata Fuji menetes membasahi pipinya dalam hati Fuji berkata mungkin itu suara misscall, dari kedua orang tuanya atau teman dialam dimensi moderen berarti sinyal dari jaman moderen masih bisa tertangkap dijaman ini guman dalam hati Fuji.LiongHwa melihat lengan Fuji mengusap air matanya kemudian ia berkata " women apa sebaiknya aku dan kau ikut mengejar dan menangkap monyet itu untuk mendapatkan tas mu? Fuji tersenyum sambil menggelengkan kepala dan berkata "Tidak perlu,, biar bapa Asep dan kawannya mereka yang akan berusaha mendapatkan tas ku kembali ,dan kita tetap harus mengawal Raden Angga dan DewiWulan untuk melaksanakan tugas dari Sribaduga ayah beliau berdua.DewiWulan dan Raden Angga.mendengar perkataan Fuji ,mereka semakin simpati kepada kepribadian Fuji.kemudian Fuji berkata kepada LiongSan " mungkin kau bisa membuatkan senjata jangkauan jarak jauh kepada mereka.Seandai mereka punya senjata itu lebih baik dari hanya menggunakan tombak dan jaring untuk menangkap monyet itu.LiongSan balik bertanya " maksudmu senjata seperti apa ?Fuji mempragakan dengan tangan seolah ia memegang busur. gendewa sedang memanah.Ooo!!.sejata itu aku tahu maksudmu LiongSan bicara dalam bahasa asal negerinya.itu memanah kata Fuji.Ya aku tahu kata LiongSan ayahku di negeri kami ia seorang pengrajin membuat senjata panah dan aku juga membantu pekerjaan ayahku. kemudian ayahku menjual kekota raja, wauu sahut Fuji pucuk cinta ulam tiba kau bisa mengajarkan membuat senjata itu kepada mereka! , baik kata LiongSan aku akan mengajar mereka membuat senjata itu tapi dimana kita mendapatkan bahan bambunya?? Fuji bertanya kepada Asep Gedek " bisa kalian tunjukkan dimana pohon bambu dipinggir sungai disana banyak pohon bambu ujar orang yang bersama Asep gedek kemudian Fuji berkata" baiknya kita kesana beristirahat dan LiongSan kau ajar mereka membuat senjata itu rombongan dipimpin oleh hulubalang menuju pinggir sungai ,dimana sungai itu sangat lebar dengan air yang jernih dan bersih belum terpolusi,, Fuji berpikir ini pasti sungai Citarum dijaman purba rombongan beristirahat sebagian para prajurit mendirikan tenda dan yang lainnya menebang pohon bambu LiongSan memberi contoh merakit busur dan anak panah juga mengajar cara menggunakannya semua prajurit merasa gembira ,Raden Angga dengan DewiWulan tersenyum senang melihat prajuritnya mempunyai senjata baru Fuji berjalan dipinggir sungai tiba tiba ia melihat sekumpulan babi hutan dari arah pohon bambu yang ditebang para prajurit berlari kepinggir sungai akan menyeberangi sungai mungkin babi hutan itu merasa terganggu atas kedatangan rombongan manusia,dan Fuji menyaksikan pada waktu babi babi berada di tengah sungai datang berapa ekor buaya menyambar babi babi itu sehingga air sungai yang bersih jernih menjadi memerah.Fuji memanggil para prajurit dan berkata : kita harus segera membuat pagar untuk menjaga tenda supaya jika buaya buaya naik kedarat tidak dapat menyerang manusia,kepala prajurit mengerti apa yang dikatakan Fuji ia dengan wibawa memerintahkan para prajurit untuk membuat pagar : hayoh !! ambil bambu kita bikin pagar betis,! Fuji tertegun mendengar kata " pagar betis.rasanya pernah mendengar istilah 'pagar betis' pikiran Fuji berputar oya ! dalam hatinya berkata." itu istilah pagar betis ada pada sekitar tahun lima puluhan awal negara merdeka ada kelompok kecil di daerah priangan yang menentang disanalah ada istilah pagar betis.dan dijaman purba ini ada istilah itu juga! Fuji tersenyum kecil.saat hari menjelang malam semua rombongan beristirahat mereka menyalakan api unggun dari sisa membuat senjata panah dan pagar, kepala prajurit membagikan cairan minyak dari ruas bambu ternyata itu cairan minyak sirih untuk penangkal gigitan nyamuk Fuji heran. Tak disangka dijaman itu mereka sudah mengerti dan tahu obat anti gigitan serangga nyamuk,dan beberapa orang prajurit bergiliran meronda Fuji satu tenda dengan LiongHwa, kepala prajurit dengan LiongSan satu tenda berjaga bergiliran bersama prajurit yang lain sedangkan Raden Angga bersama istri DewiWulan tetap dalam kereta kencana.Fuji melihat LiongHwa tertidur lelap mungkin ia sudah terbiasa sebab LiongHwa seorang pengelana sedang Fuji baru pertama berkemah seperti itu.malam semakin larut tapi suasana tidak sesepi atau sesunyi dia ditempat kost.ternyata ditengah hutan lebih bising dibanding ditempat kost telinga Fuji selain mendengar bunyi suara jangkrik juga serangga yang lain bahkan ia mendengar bunyi suara yang sudah lama tidak terdengar olehnya yaitu bunyi suara seperti ciakkan anak ayam yang dulu semasa kecil hidup dikampung Fuji sering mendengar tapi setelah ia kuliah ditempat kost belum pernah mendengar bunyi suara itu lagi namun sekarang ia mendengar suara itu bersaut sautan membuat ia tidak dapat tidur dan teringat kepada kedua orang tuanya, saat ia merenung tiba tiba ada suara gaduh diluar tenda orang yang berteriak : Buaya buaya .Fuji bergegas bangun dan LiongHwapun terbangun mereka melihat beberapa ekor buaya ingin merusak pagar.Kepala prajurit memberi perintah bidik mata buaya itu dan kearah congngor monyongnya para prajurit dengan busur panah memanah buaya itu,karena terlalu banyak anak panah menghantam mereka walaupun tidak melukai kulitnya tapi ada berapa anak panah mengenai mata dan mulut buaya saat terbuka sepertinya buaya buaya itu merasa jera dan mereka kembali kesungai.Menjelang pagi hari Fuji mendengar suara batuk batuk dari DewiWulan.ia menghampiri kereta kencana dan bertanya : Tuan putri kau batuk batuk.DewiWulan menjawab ya aku semalam tidak dapat tidur.melihat keadaan DewiWulan yang terkena sakit batuk Fuji berkata ;sebaiknya tuan putri dan Raden jangan meneruskan rencana perjalanan ini.lebih baik pulang kembali kebenteng pertahanan juga untuk memulihkan kesehatan tuan putri karena perjalanan masih sangat jauh percayakan misi ini kepada kami dan mbah Wiharja yang akan meminpin acara ritual persembahan nanti.Raden Angga Jayana ,menghargai saran Fuji dan ia juga melihat kondisi DewiWulan yang terserang batuk.Raden Angga mengangapi Perkataan Fuji kemudian berkata ".Nona women kau memang seorang cendikiawan yang baik Aku dan istri akan segara kembali pulang kebentang pertahanan dan tugas ayahku Sribaduga maharaja akan kuserahkan padamu bersama dengan yang lain. kemudian rombongan dibagi tiga. Kelompok Asep gedek pergi untuk mencari tas Fuji .Raden Angga Jayana bersama kepala prajurit kembali pulang kebenteng pertahanan Fuji dengan semua perlengkapan persembahan akan meneruskan perjalanan dan Fuji berkata kepada LiongSan, LiongHwa "kalian ikut Raden Angga.atau tetap bersama rombongan melanjutkan misi perjalanan ini.LiongSan dan LiongHwa merenung sejenak ,kemudian mereka menjawab : kami ikut rombongan sebab aku dan adikku sedang mencari pusaka pedang naga yang hilang yang pernah kami ceritakan kepadamu dan mungkin dalam perjalanan ini kami juga akan mendapatkan keterangan untuk pusaka yang sedang kami cari . Oke, Fuji mengangguk akan kubantu semaksimal mungkin untuk mencari barang pusaka itu.Sebelum mereka berpisah SangDewi Wulan turun dari kereta dan memeluk Fuji dengan erat sambil berkata " nona women kau seorang wanita sangat baik jaga dirimu aku berharap kau dapat segera kembali pulang kebenteng pertahanan.kemudian DewiWulan dan Fuji mereka cipika cipiki.atau tempel pipi kiri dan kanan barulah ketiga rombongan itu berpisah pergi masing masing sesuai misi mereka.......

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience