Bab.18.

Fantasy Series 596

Fuji bersama kedua pendekar dari Tiongkok itu bergegas meninggalkan rumah kediaman ,paman Bong,Hati Fuji merasa lapang setelah agak jauh dari rumah itu.ia menyadari andai kata masih tetap disana dan harus berkelahi dengan sepasangan suami istri itu.akan sangat merepotkan bahkan mungkin bisa patal karena,ia merasa tak mampu membantu melawan mereka yang tidak boleh dianggap rendah ilmunya, sebab jangankan dia, LiongSan yang memiliki ilmu pedang aliran SiawLim, dia terlihat kewalahan menghadapinya.sedangkan adiknya LiongHwa mempunyai bekal ilmu silat lumayan dia dalam keadaan cedera, oleh pukulan tangan besi istri paman Bong yang mengaku sebagai ibunya, Fuji sendiri menyadari belum pernah belajar ilmu pedang ia hanya belajar bela diri secara otodidak dari buku dan berlatih tidak begitu serius bersama Kim pacarnya Meilany diera modern ditempat kostnya.Ia menyadari bisa lolos dari rumah paman Bong ini semua atas pertolongan Tuhan,seolah telah menyelimuti pandangan mata istri muda paman Bong yang melihat ia seperti anaknya yang telah hilang.

tidak lama kemudian mereka sampai dikedai pak Tua Wiharja menyambut dengan gembira " Syukur kalian telah kembali kami sangat kuatir,sebab bila tidak ada kalian bagaimana kami bisa melanjutkan misi perjalanan perintah dari Tuan Angga Jayana.Fuji tersenyum kemudian ia mengajak pak tua Wiharja untuk menghampiri pemilik rumah makan ia mengeluarkan berapa keping perak bekal pemberian dari DewiWulan serta berkata kepada pemilik kedai itu" malam ini kami akan beristirahat bermalam disini ,besok pagi sebelum matahari terbit kami akan melanjutkan perjalanan dan ini uang sewa tempat ini semalam.pemilik kedai mengiyakan Fuji berkata " sekarang kita istirahat dan besok sebelum matahari terbit harus segera pergi dari perkampungan ini pak Tua bersama para prajurit mengangguk setuju.Fuji mendekati LiongHwa yang sedang memegang dada yang masih terasa sakit, kemudian LiongSan dia merogo kantong bajunya mengeluarkan benda bulat terbungkus lilin dipecah lilin itu didalamnya ada sebuah benda bulat sebesar kelereng disuapkan kemulut LiongHwa.Fuji memperhatikan LiongHwa duduk mengatur napas dan kedua tangannya disilang pada dada ia menarik nafas panjang .Fuji menduga itu pasti obat yang dimakan LiongHwa selang satu jam terlihat LiongHwa pulih ia berkata kepada kakaknya" Aku sudah baikkan. LiongSan gembira dan berkata " untung orang tua kita memberikan bekal obat ini,tak ku sangka wanita itu pukulannya sangat membahayakan . LiongHwa melirik kepada Fuji"terima kasih woman kau menolong aku,Fuji tersenyum dan berkata" ah itu semua hanya kebetulan maaf, boleh ku tahu apakah obat yang kau minum itu apakah bernama ' pien Tze Huang? LiongSan kaget mendengar pertanyaan Fuji." Hah Kau tahu tentang obat itu dari mana? sedangkan obat ini ramuan dari leluhur bangsa kami dan hanya bangsa kami yang mengetahuinya .LiongSan menjadi semakin penasaran,siapa sebenarnya Fuji ini,.Fuji terdiam ia tak sengaja kelepasan ngomong .LiongSan bicara kembali" Apa mungkin kau benar anak dari perempuan istri paman Bong? Dan tadi kau Woman,berpura pura tidak mengenalnya agar kita,aku dan adikku bisa selamat lolos dari tangan paman Bong .Fuji tersenyum menjawab apa hubungannya obat itu dengan istri sipaman Bong ? LiongSan bicara" maksudku paman Bong ia pasti tahu tentang obat ini juga istrinya pasti tahu termasuk kau juga anaknya woman pasti tahu .Fuji tersenyum dan tertawa " kalau dia ibuku berarti aku ada dipihak mereka untuk apa aku menolong kalian sedang aku tadi juga merasa terancam adikmu sakit,kau dan aku belum tentu mampu mengalahkan mereka dan aku sama sekali tidak mengenal mereka apalagi wanita yang mengaku ibuku, sudahlah jangan melebar bicaramu,kau penuh dengan kecurigaan. LiongSan bicara kembali" tapi aku bingung dia memberi kalung emas itu padamu dan kau juga menerimanya, berarti dia sangat meyakini bahwa kau adalah anaknya. Fuji berkata" justru itu yang menyelamatkan kita,kalau aku tidak bersandiwara dan menolak pemberian kalung ini akan terjadi permasalahan yang panjang dan lebih rumit.Aku sangat Bersyukur sekarang kau dan aku lolos dari mereka .LiongSan mengangguk tapi ia termasuk orang yang selalu ingin tahu " maaf aku ingin tahu dari mana kau mengetahui obat ramuan leluhur negeri kami ini ,? Baik supaya kau tidak penasaran,aku pernah bercerita pada kalian tentang seorang sahabatku Meilany , ia sama serumpun denganmu,dia menceritakan banyak hal juga aku bisa bertanya melalui suatu alat ,dalam pikiran Fuji yaitu Google tapi ia tidak mengatakan hal itu ia sadar LiongSan dan LiongHwa tidak mungkin mengerti ,maaf aku tak bisa bercerita banyak sebab latar belakang hidupku denganmu sangat berbeda Sekarang yang harus kita pikirkan tugas kita dari Raden Angga.setelah selesai tugas yang sedang kita jalankan aku ingin segera kembali kebenteng pertahanan dan berharap bapak Asep gedek telah mendapatkan,Tasku yang hilang dalam tas itu nanti kalian baru tahu siapa aku sebenarnya.LiongHwa ikut bicara"benar aku juga ingin tugas ini cepat selesai kemudian LiongHwa bicara kepada kakaknya "kak.. bagaimana soal benda pusaka yang berada divihara naga mas itu,apa malam ini kita selidiki sebelum melanjutkan perjalanan.LiongSan diam mengerutkan dahi seraya berkata"ah tidak perlu kurasa itu tipuan mereka untuk mengelabui masyarakat disini untuk mendapatkan upeti, sebab jika memang disana ada pusaka pedang naga yang kita cari,pasti keluarga Bong sudah mengambilnya terlebih dahulu. LiongHwa mengangguk menyadari ia telah melangkah ceroboh tidak berpikir luas seperti LiongSan kakaknya.Fuji tersenyum mendengar pembicaraan mereka dan berkata " sudah sekarang kita istirahat dan tetap harus ada yang berjaga besok sebelum matahari terbit semua segera meninggalkan tempat ini.Malam itu rombongan tidur tanpa ganguan dan pagi subuh sebelum mentari muncul mereka berangkat dari perkampungan itu.LiongSan dan LiongHwa mengerti keinginan Fuji, meninggalkan kampung itu lebih cepat untuk menghindar dari bentok kembali dengan keluarga Bong .

Kita tinggalkan dahulu sementara misi perjalanan Fuji bersama LiongSan dan LiongHwa dengan rombongannya.KITA meninjau perjalanan Raden Angga yang dalam perjalanan kembali kebenteng pertahanan bersama DewiWulan istrinya, setelah mereka berpisah dari rombongan yang lain,hari menjelang petang tiba mereka didepan pintu gerbang benteng pertahanan yang tertutup rapat, mereka semua merasa heran karena tidak ada seorangpun penjaga disana.Suasana seolah sunyi sepi tidak berpenghuni,sehingga kepala prajurit mengetok secara keras dengan gagang tombaknya.Tak lama kemudian pintu terbuka sedikit hanya cukup untuk keluar satu orang.dan yang terlihat keluar dari balik pintu seorang tinggi besar yaitu tidak lain dialah TiongKun,membawa surat tetulis disehelai kain,sambil membungkuk dia mendekati kepala prajurit dan berkata" tolong berikan surat ini kepada Raden Angga Jayana.untuk segera dibaca dan aku akan menunggu jawabannya dari beliau sekarang juga.Kepala prajurit tidak mengatakan sepatah katapun ,ia menerima surat itu dari TiongKun dan segera menyerahkan kepada Raden Angga. Raden Angga dengan semua rombongan merasa heran Dewiwulan dan yang lainnya,merasa aneh mereka bertanya dalam hati apa gerangan ini yang telah terjadi didalam benteng pertahanan.Raden Angga melihat hal itu.ia tidak menerima surat dari tangan kepala prajurit tapi memerintahkan kepada prajurit itu untuk membacakan dengan suara keras supaya semua bisa mendengar dan mengetahui apa yang ada dalam isi surat itu.Maka dengan suara lantang prajurit itu membacakan " Saudaraku Raden Angga.kita telah bersumpah mengikat persaudaraan dan sebagai saudara seharusnya aku mempunyai hak yang sama,tapi selama ini aku hanya sebagai asistentmu maaf dengan surat ini aku ingin mendapat hak yang sama denganmu.maka telah disiapkan pertandingan persaudaraan bila aku menang berilah hakku sebagai saudaramu,vasilitas tempat yang layak dan bila hutan Bandawarsa telah jadi tempat hunian berikan tempat untuk keluargaku nanti.Tapi bila aku kalah dalam pertandingan.aku berjanji tetap setia kepadamu dan kepada Baginda SriMahaRaja,maaf kelancanganku ini tolong beri kabar kepada TiongKun ia yang sebagai panitia penyelenggara pertandingan persaudaran,terima kasih Raden Angga Jayana dan DewiWulan juga semua rombongan mendengar isi surat itu,mereka kaget dan heran.tapi Raden Angga tersenyum dan berkata" kembalikan surat itu dan katakan Aku bersedia menerima pertandingan itu Kepala prajurit mengembalikan surat kepada TiongKun,sambil mengatakan Tuan Raden bersedia,TiongKun berkata maaf semua Rombongan tunggu disini kami akan mempersiapkan semuanya TiongKun masuk dan menutup gerbang kembali.Sekitar setengah jam pintu belum dibuka DewiWulan merasa kesal wajar sebagai wanita perasaan lebih sensitive terkadang penuh kecurigaan Raden Angga membelai tangan istrinya untuk menenangkan,ia sambil berkata "jangan kuatir aku percaya Gatot bukan orang yang tidak baik dia pasti selalu menepati janjinya.Tak lama kemudian pintu gerbang terbuka lebar dan semua rombongan sangat kaget didalam telah berjejer kanan dan kiri banyak orang menyambut kedatangan Raden Angga dan DewiWulan dengan alat musik tambur kendang seruling dan umbul umbul sepanjang jalan hingga sampai ketempat ruang pertempuan.iring iringan ramai mengantar Raden Angga dengan Istrinya semua itu membuat DewiWulan yang awal merasa gelisah tapi melihat kenyataan sambutan dari semua orang dibenteng pertahanan kegelisahannya hilang bahkan merasa suka cita ternyata ia bersama suaminya masih dihormati.Raden Angga Jayana bersama DewiWulan diantarkan sampai ketempat duduk di singgasananya dan disebrang mereka .Gatot Sangsoko telah duduk dikursi yang biasa saja DewiWulan melihat semua ini tadinya berperasaan negative terutama kepada Gatot Sangsoko,dan hatinya sekarang merasa tenang.disebelah kanan ruang itu ada lima orang juri tiga dari para prajurit dan dua orang bekas anggota Badak hitam.TiongKun berdiri ditengah memberi hormat kepada Raden Angga dan berkata"telah kami disiapkan tiga pertandingan persaudaraan..Pertama dengan senjata tapi kami siapkan dua golok terbuat dari kayu cendana agar pertandingan ini tidak ada yang cedera terluka antara Raden Angga dengan bapak Gatot.Lihat golok itu bentuk dan beratnya sama telah ditimbang supaya tidak melukai kedua jungjungan atau Tuan juragan yang kita hormati semua Mendengar keterangan TiongKun semua orang yang duduk bersila dan berdiri bersorak bertempuk tangan " Hidup Raden Angga dengan Dewi juga hidup Bapak Gatot saudaranya Raden setelah tepuk tangan reda TiongKun berkata lagi ,pertandingan yang kedua adu ilmu pengetahuan,dan yang ketiga pertempuran tanpa senjata.Saya hanya sebagai panitia dan yang menjadi wasit kami pilih Bapak kepala prajurit yang baru datang bersama Raden Angga.dan semua orang bersorak ,kepala prajurit mengambil golok kayu satu diberikan kepada Raden Angga Jayana dan pada Gatot Sangsoko.Wasit dengan hormat mempersilahkan pertandingan segera dimulai.Gatot Sangsoko menunduk memberi hormat kepada Raden Angga "tak perlu sungkan saudara Gatot mari kita mulai Raden Angga bicara.Dewi Wulan yang tadinya agak gelisah tapi setelah ia tahu golok yang dipakai itu terbuat dari kayu ia merasa nyaman Gatot menyerang dengan ilmu golok aliran Cimande yang ia pernah pelajari dari kakeknya sabetannya sangat kuat sedangkan Raden Angga bertahan dari serangan golok Gatot dengan ilmu yang dididik oleh paman patih Bahureksa dua golok kayu bertemu suaranya tidak keras seperti pedang LiongSan beradu dengan pedang paman Bong.semua orang penghuni benteng pertahanan sangat terpukau menyaksikan kedua Tuan Juragan mereka, beradu ilmu.lima belas menit berlalu keadaan bertahan sama kuat Raden Angga berkata dalam hatinya ' ternyata Gatot ini memang mempunyai ilmu yang baik pantas dulu ia mendirikan kelompok gerombolan Badak hitam,dan Gatot Sangsokopun berkata didalam hatinya Hm.Raden Angga kelihatannya lemah gemulai ternyata ia mempunyai ilmu yang tidak disangka sehebat ini ,tapi Aku harus berusaha mengalahkannya.dan saat Gatot Sangsoko ada kesempatan untuk melompat ia gunakan peluang dengan melompat sambil menyabetkan golok kayu kearah dada Raden Angga dan terjadi bentrok kedua senjata itu sangat kuat ' Braaaak 'terdengar mengagetkan semua orang, ternyata kedua senjata golok kayu cendana itu belah menjadi dua, potongan golok kayu cendana yang dipegang ,Gatot, terpental jatuh ke lantai sedangkan golok Angga jayana melayang mendarat nempel dileher Gatot Sangsoko.Kepala prajurit sebagai wasit melihat kejadian itu dengan cepat menghentikan pertandingan.Ia berkata" cukup pertandingan babak pertama selesai,dia memberi code agar para juri memberi nilai keputusan siapa yang memenangkan pertandingan itu.Tiga juri beri tanda kemenangan kepada Raden Angga dan dua juri memberikan kemenangan kepada Gatot Sangsoko maka TiongKun mengumumkan nilai tiga untuk Raden Angga dan dua untuk bapak Gatot,semua hadirin bertepuk tangan,Panitia berseru lanjut kebabak kedua.Pertandingan tangan kosong kepala prajurit mengajukan babak kedua lebih baik adu ilmu pengetahuan supaya beliau tidak terlalu lelah.Ya baik kata TiongKun sebagai panitia.Siapkan sebuah pertanyaan dari Bapak Gatot kepada Raden Angga.kemudian Gatot Sangsoko mulai bicara"mana yang lebih dahulu ,,Telur atau Ayam ? mendengar pertanyaan itu Raden Angga berkata " Itu pertanyaan yang klasik,antara Ayam dan Telur.kalau ku jawab Ayam dahulu kau berkata Telur yang betul, tapi akan ku jawab secara pengalaman pribadiku "setiap makan telur aku hanya melihat putih telur dan merah telur tidak ada ayam bagaimana menurut pendapatmu! kemudian Gatot Sangsoko berkata" masa kecilku aku hidup diperternakan dan melihat ayam itu keluar dari telur .semua terdiam dan Wasit memberi code kembali kepada para juri tapi saat itu,para juri terdiam tanda tidak mau memberi nilai.maka panitia bicara pertanyaan dari bapak Gatot dianggap tidak akan menambah nilai,sekarang ajukan pertanyaan dari Raden Angga Jayana kepada bapak Gatot Sangsoko namun Raden Angga berkata"Aku belum siapkan pertanyaan lebih baik kita bertanding tangan kosong dahulu baru akan kuajukan pertanyaan.panitia mengiyakan dan dibuat garis melingkar siapa yang melewati tanda batas garis ia yang dianggap sebagai pihak yang kalah dalam pertandingan.Gatot Sangsoko mulai memasang kuda kuda siap untuk menyerang.dan Raden Angga ia berdiri dengan tenang setelah saling hormat pertempuran berlangsung seru, berapa kali mereka beradu tangan sehingga kedua belah pihak dari tangan mereka terasa pegal,dan berapa saat mereka mundur saling membuat rencana dan keduanya masing masing mulai berpikir untuk mengatur strategi mengalahkan lawan.Gatot Sangsoko merubah taktik ia mengeluarkan ilmu andalannya yang dipelajari dari kakeknya nama ilmu itu bernama" Macan turun keundik .Dari Cimande badannya sedikit berjongkok kaki kanan dilonjorkan dan yang kiri menahan sebagai kuda kuda dan juga sebaliknya kalau kiri melonjor maka kaki kanan menahan kemudian kedua tangannya di bentangkan tangan kiri dan kanan bergantian diputar untuk melindungi serangan dari lawan dan jari tangannya seperti cakar macan yang siap menerkam mangsa ,semua orang kagum dan terpesona melihat gerakkan yang didemontrasikan oleh bapak Gatot Sangsoko.Raden Angga Jayana melihat setiap gerakkan dari Gatot Sangsoko ia berpikir memutar otak untuk siap dapat mengimbangi serangan lawan, Raden Angga mulai ingat ia berapa kali pernah melihat LiongSan berlatih ilmu,tipuan seribu satu langkah.dia memperhatikan cara LiongSan melangkah seperti jalan kuda dipermainan catur dan Raden Angga meniru latihan itu di kamarnya sehingga DewiWulan pernah berkata" kenapa kau tidak langsung ingin belajar kepada dua pendekar dari tiongkok itu,dan Raden Angga menjawab " kurasa tidak perlu ini hanya sekedar iseng aku hanya ingin tahu apakah rahasia dan mangfaat dari ilmu ini dan Raden Angga mulai bicara dalam hati akan ku coba praktekkan apa yang pernah kulatih langkah langkah itu, dan tanpa disadari ternyata langkah yang ia pelajari dikamarnya itu sangat berguna dapat menghindar dari setiap serangan maupun cakar jari dari tangan Gatot Sangsoko bahkan berapa kali ia sempat berada diposisi belakang punggung lawan.Dan pada saat berada dibelakang punggung lawan ia segera mengambil kesempatan menendang punggung lawan sehingga membuat bapak,Gatot Sangsoko terpental keluar dari garis batas, semua prajurit bersorak dan para juri langsung memberi code tanda kemenangan ada dipihak Raden Angga Jayana.dan TiongKun sebagai panitia mengumumkan pertandingan selesai pemenangnya adalah ,Raden Angga Jayana.semua orang bersorak Gatot Sangsoko berdiri lesu, Raden Angga segera menghampiri Gatot Sangsoko kemudian memeluknya serta berkata : Gatot saudaraku walau kau yang kalah dalam pertandingan ini tapi apa yang kau inginkan dan yang ditulis didalam suratmu itu,akan tetap ku penuhi sebab kita bersaudara mendengar perkataan itu Gatot Sangsoko mengeluarkan air mata dan memeluk erat Raden Angga "terima kasih kau menang sangat baik maafkan aku berani menantangmu Sudahlah kita sekarang masih banyak tugas, untuk membangun perkotaan yang dicita citakan oleh beliau Baginda MahaRaja. Gatot Sangsoko berkata " Ya aku siap menjalankan tugas itu Dan semua yang hadir baik para prajurit ex anggota Badak hitam dan prajurit asli benteng pertahanan mereka sangat terharu melihat kedua pemimpinnya saling berpelukkan membuat para prajuritpun latah mereka juga saling berpelukkan DewiWulan melihat semua itu hatinya sangat tersentuh perpukau gembira tak dinyana yang tadinya sangat resah gelisah dan kuatir namun sekarang akhirnya menjadikan suasana yang melegakan hati, tapi tiba tiba pada saat itu ada seorang wanita berlari cepat menghampiri DewiWulan dan ia bersimpuh dikaki Sang DewiWulan sambil mengangis tersedu sedu.tak lain dia adalah Ningsih.dan semua mata melihat wanita itu mereka bertanya dalam hatinya,ada apakah gerangan dengan Ningsih !.DewiWulan heran ia bertanya "Ningsih kenapa kau apa yang terjadi padamu ?????.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience