" Aaaa aku nervous ! Aku nak mula macam mana nantiiii ! aaa "
Rungut Felisha yang menunjukkan perasaan gementarnya akan apa yang akan terjadi nanti.
" aaa okay , macam ni.. Kau mula je macam biasa cakap helo semua tu. "
" Then kau terus tanya soalan tadi. "
" Then , tanyalah like are you busy ? can we talk about us now ? "
" And , if dia okay kau terus la cakap yang kau sakit hati dia bluetick kau semua tu. Tanya dia kenapa dia bluetick kau. "
Jelas Raidhatul yang menyumbangkan idea kepada sahabat baiknya yang sudah panic dan tidak tahu hendak dibuat bagaimana nanti.
" i see.. okay-okay ! "
Jawab Felisha dengan nada teruja.
" ha , ni. Nanti , if dia cakap dia ingat lagi 9 hari tu hari ape , aku just end call okay ? Then kau proceed je la tau ? "
Terang Raidhatul mengenai keberadaannya diatas panggilan antara Felisha dan Qashaf nanti.
" Ouh Alright !
Jawab Felisha sekali lagi dengan nada teruja.
"Â aaaa aku takutttt "
Rungut Felisha yang menyuarakan perasaan gementarnya akan apa yang bakal berlaku diantara dia dan Qashaf.
Segala kemungkinan yang akan berlaku , tetap saja menerpa masuk secara bertubi-tubi diruang minda Felisha. Positif dan negatif sebuah kemungkinan , setiap satunya cukup lengkap.
" em , what if ... dia tak ingat ? "
Soal Felisha secara tiba-tiba dengan nada yang agak kecewa.
" if .., dia tak ingat.. Then just follow the flow. end je call tu. okay ? "
" Inshaa Allah dia ingat. Don't worry okay ? "
Balas Raidhatul yang cuba untuk memujuk sahabat baiknya itu agar tidak memikirkan perkara yang negatif dan sentiasa positif.
( TikTokTi )
Waktu terus berlalu. Setelah hampir setengah jam Felisha menanti , akhirnya mesej dari Qashaf diterima.
" ha , call lah. "
Sejurus mesej itu dibaca , dengan pantas panggilan telefon antara Felisha dan Raidhatul itu ditambah Qashaf.
" Hello ? "
Sapa Felisha dengan nada suara yang agak lembut.
" Ha , hello "
Walaubagaimanapun , Qashaf menyambut sapaan Felisha dengan nada suara yang sangat berbeza kali ini.
" Em.. Sha nak tanya.. "
Kata Felisha yang masih teragak-agak untuk mengatakan itu.
" Nak tanya ape ? "
Balas Qashaf dengan nada suara yang mendatar.
" Qash ingat tak.. , lagi 9 hari .. hari ape ? "
Akhirnya Felisha menyuarakan persoalaan itu kepada Qashaf.
" Ha ? 9 hari lagi ? Hari ape ? "
Jawab Qashaf yang secara mendatar.
" ish takkan tak ingat.. "
Kata Felisha yang bernada agak kecewa. Ya , Felisha kecewa apabila mendengarkan kata-kata Qashaf itu tadi.
" eee hari ape ?? "
Sekali lagi Qashaf mempersoalkan kepada Felisha dengan nada mendatar.
" Takkan kau tak ingat Qashaf ?! "
Celah Raidhatul yang melenting akibat terlalu marah mendengar suara Qashaf yang seakan tiada perasaan itu.
" birthday Felisha ? birthday aku ? ke birthday kau ? hahaha "
Soal Qashaf kepada Raidhatul dengan nada sinis.
" birthday Felisha la ! "
Marah Raidhatul kepada Qashaf yang semakin menyakitkan hati itu.
" HAHAHAHAHA "
Selepas mendengarkan itu , Qashaf lantas tertawa besar.
" la , birthday mak aku pun aku tak ingat ! Nak ingat birthday kau pulak ? "
" HAHAHAHA "
Kata Qashaf sekali lagi dengan nada sinis itu diselitkan ketawa besarnya.
Felisha yang sudah benar-benar kecewa hanya mampu berdiam dan terus berdiam. Raidhatul yang juga terkejut melihat sikap Qashaf yang begitu turut terdiam.
Suasana bertukar menjadi sunyi. Suara sahabat-sahabat Qashaf tetap saja kedengaran dicorong talian itu.
Qashaf yang tadinya bergelak sakan akhirnya terdiam.
Setelah beberapa minit berlalu , Qashaf kembali bersuara dengan nada yang agak perlahan dan manja.
" hello hello ? "
Namun Felisha yang sudah begitu kecewa tetap saja mengunci bibirnya dari berkata apa-apa.
" Hello ? "
Sekali lagi Qashaf menyapa dan menanti respons.
" Ade ape-ape lagi tak ? "
Tanya Qashaf kepada Felisha dan Raidhatul yang sudah diam seribu bahasa itu.
" tak.. "
Jawab Felisha dengan suara yang serak dan seakan tiada itu.
" Lah ? Nak tanya tu je ? Dekat chat pun boleh. "
Ujar Qashaf sekali lagi bernada sinis.
Hati Felisha yang sudah kecewa , ditambah lagi perasa.
" Ha , okaylah. bye. "
Ujar Qashaf sebelum menamatkan panggilan.
" Bye "
Dengan ringkas dan singkat , Felisha menjawab seakan tiada perasaan.
Keluar saja Qashaf dari ruangan panggilan telefon tersebut , Raidhatul dan Felisha lantas menukarkan panggilan telefon itu kepada panggilan video.
Wajah Felisha yang jelas kecewa itu dilihat oleh Raidhatul. Raidhatul yang sudah lama menahan api kemarahannya terhadap Qashaf akhirnya mengeluarkan kata-kata kesat.
" Dia dah kenapa tho ! "
Marah Raidhatul kepada Qashaf setelah melihat sahabat baiknya dilukai begitu sahaja oleh Qashaf.
Sedang Raidhatul menyatakan perasaan marahnya dan mempersoalkan perubahan sikap Qashaf antara dua panggilan telefon yang dibuat tadi , Felisha hanya mampu termenung dan berdiam.
Setelah hampir beberapa minit berlalu , Felisha kembali tersenyum pada skrin telefonnya.
Mata Felisha yang berkaca , kini pecah genangan air matanya. Sakit , kecewa yang dirasakan oleh Felisha , tidak mampu dibendung lagi.
" Shaaa... "
Panggil Raidhatul dengan nada yang sebak. Siapa saja yang tidak akan sedih apabila sahabat baiknya disakiti sebegitu rupa ? Tambahan pula , Raidhatul adalah insan yang mudah menangis.
Felisha yang mendengarkan suara Raidhatul dicorong panggilan tersebut hanya terus tersenyum lebar. Air matanya semakin deras mengalir membasahi pipinya gebu.
" Felisha.. jangan macam ni.. "
Pujuk Raidhatul yang cuba untuk menghentikan air mata Felisha dari terus turun.
Felisha bukanlah insan yang mudah memperlihatkan air matanya kepada manusia lain. Kerna itu Raidhatul tahu , disaat ini.. sahabat baiknya benar-benar sakit.
" aku.. okay.. "
Ujar Felisha dengan suara yang serak sedang matanya menyeka lembut air mata yang jatuh membasahi pipinya itu.
Setelah air mata diseka , segaris senyuman nipis lantas diberikan kepada Raidhatul.
Raidhatul yang melihat sahabatnya begitu dengan mudahnya menitiskan air mata.
" Its okay Sha.. "
" Kau kuat.. Kau ada aku.. "
" Aku sayang kau .. okay ? "
Kata Raidhatul kepada Felisha bernada sebak dan sengau akibat menangis.
" Lepasni .., kau jangan cari dia lagi okay ? "
" Dia.. dah buang kau Felisha.. "
" Forget him... "
Nasihat Raidhatul kepada Felisha.
" Inshaa Allah.. "
Balas Felisha dengan nada kecewa.
" Em.. weyh.. Aku nak tidur boleh ? "
Soal Felisha secara tiba-tiba itu diajukan kepada Raidhatul.
" Boleh.. Tidurlah.. Goodnight. Aku sayang kau mwah. "
Jawab Raidhatul. Raidhatul faham bahawa Felisha perlukan masa untuk bersendirian.
" Okay.. Kau pun jangan tidur lambat sangat. Aku sayang kau. mwah. "
Balas Felisha dengan nada yang mendatar. Lalu panggilan video itu dimatikan tepat jam 11.40 malam.
Sedang Felisha mempunyai kesukaran untuk mentafsir situasi , Qashaf dengan mudahnya mampu tidur tanpa memikirkan soal Felisha.
Begitulah apa yang terjadi diantara Felisha dan Qashaf yang membuatkan Felisha benar-benar kecewa akan sikap Qashaf.
Buat Qashaf , apa yang terjadi tadi adalah perkara biasa dan sekadar gurauan antara dia dan Felisha seperti dahulu kala.
Share this novel