Tiba sahaja dihadapan D'Cafe , Anizira , Raidhatul dan Qhadif bergegas memasuki ruang kafe tersebut.
Di samping Qashaf , Qhadif melabuhkan tubuhnya dan dihadapan Qashaf Raidhatul duduk. Manakala Anizira , melabuhkan dirinya disamping Raidhatul.
Dengan wajah yang berkerut Qashaf memandang wajah Qhadif, Anizira dan Raidhatul. Persoalan demi persoalan ligat bermain dikotak fikiran Qashaf.
" order lah apa-apa dulu. "
Kata Qashaf dengan nada mendatar.
" Tak payah. Kitorang datang sini bukan untuk makan "
Dengan kasar Raidhatul menolak pelawaan Qashaf.
" so , ada apa korang nak jumpa aku ni ? "
Dengan wajah yang masih berkerut Qashaf bertanya.
Raidhatul yang sudah sememangnya panas hati dengan sikap juga cara layanan Qashaf terhadap Felisha sebelum ini , terasa semakin kuat bahang apinya setelah mendengarkan kata-kata yang terbit dari bibir Qashaf itu.
" Apa ? "
" Apa kau cakap tadi ?! "
Dengan nada yang agak tinggi Raidhatul mengatakan itu kepada Qashaf sedang matanya merenung tajam kearah Qashaf.
" Aku tanya kenapa korang nak jumpa aku ni ? "
Ujar Qashaf dengan selamba.
" Kau boleh tanya kenapa ?! "
Nada suara Raidhatul semakin tinggi. Kemarahan Raidhatul sudah sampai ke puncak.
Anizira yang melihat Raidhatul sudah hilang kesabaran itu lantas mengusap lembut bahu kiri Raidhatul dan memujuk Raidhatul untuk bersabar.
" Sabar Rai. Sabar.. "
Lalu dengan renungan tajam Anizira memandang Qashaf.
" Kenapa kau muncul dalam hidup Felisha balik ? "
Soal Anizira yang sudah tak mahu berdalih lagi.
Qashaf yang mendengarkan persoalan Anizira itu mulai tercengang.
" Jawab la ! "
Ujar Raidhatul yang mendesak Qashaf untuk memberikan jawapannya.
" A..aku.. "
Qashaf tergagap.
" Apehal gagap ?! "
Marah Raidhatul kepada Qashaf.
" Aku tak pernah keluar dari hidup dia.. "
Ucap Qashaf dengan suara yang bergetar dan perlahan.
" what the.. "
Ujar Raidhatul secara automatik kerana tidak mampu menerima jawapan Qashaf itu.
" Lepas kau buat macam tu dekat dia kau cakap kau tak keluar dari hidup dia ?! "
Tengking Raidhatul kepada Qashaf.
" Aku tak pernah berhenti sayangkan dia ! "
Kata Qashaf dengan nada suara yang agak tinggi memberitahu bahawa dia sentiasa menyatangi Felisha selama ini.
" Kau ingat Felisha tu apa ? "
" Kau ingat dia apa Qashaf ?! "
" Suka-suka hati kau nak muncul dalam hidup dia , suka-suka hati nak keluar dari hidup dia macam tu je ?! "
" Kau ingat dia apa ?! "
Secara bertubi-tubi Anizira bersuara dengan nada yang tinggi.
" Kau ingat dia mainan ke ?! "
Api kemarahan Anizira mulai meletus.
" kau tau tak , Felisha hari-hari tanya dekat diri dia sendiri.. "
" apa salah dia dekat kau. apa yang dia buat dekat kau sampai dia dilayan macam tu. "
" dua bulan Qashaf. "
" Dua bulan dia menangis hari-hari sebab apa ? "
" sebab kau ! kau tau tak ?! "
Kata Raidhatul yang memberitahu apa yang Felisha hadapi setelah apa yang Qashaf lakukan itu.
" Kau bla dari hidup dia macam tu je "
" kau biar dia tertunggu-tunggu. "
" Kau ingat kau siapa ? "
Ujar Qhadif meluahkan kemarahannya.
" Kau ingat senang Felisha nak tolak semua kenangan korang ke tepi ? "
" itu baru nak tolak ke tepi. "
" sampai sekarang. sampai sekarang Felisha tak boleh lupakan kau. "
" dia tak boleh nak buka hati dia untuk sesiapa pun. "
" Kau tau benda tu ? Kau tau tak ?! "
Sekali lagi Anizira bersuara.
Mata Qashaf mulai bergenang. Tiada sebarang kata yang mampu diucapkan oleh Qashaf lagi. Bibirnya seolah-olah terkunci kemas. Tangannya mulai menggigil.
" Lepastu senang-senang kau datang balik. Macam tu je ? "
" Macam tu je kan ? "
Kata Raidhatul sambil merenung tajam ke arah mata Qashaf yang bergenang.
Akhirnya , genangan air mata Qashaf pecah. Dengan deras air matanya jatuh membasahi pipinya.
Kedua-dua tangan Qashaf yang menggigil itu mengusap kasar rambutnya. Qashaf terkejut dengan apa yang telah didengarkannya tadi.
Perasaan bersalah mula mencengkam raganya. Qashaf kini hanya mampu menunduk menatap meja yang kosong itu.
Nafas ditarik sedalam-dalamnya oleh Qashaf lalu dihembus dengan perlahan. Matanya yang masih mengalirkan air mata dipejam untuk beberapa detik.
Setelah Qashaf berjaya untuk bertenang , wakahnya kembali diangkat memandang Raidhatul , Anizira dan Qhadif.
Tangan kanan Qashaf meraup kasar air mata pipinya itu.
" Aku tak pernah buang Felisha dari hidup dia. "
" Aku tak pernah berhenti sayang kan dia. "
" Aku tak pernah lupakan dia. "
" Aku buat semua tu sebab aku takut. "
" Aku takut aku tak dapat kawal perasaan aku "
" Aku takut aku buat kesilapan yang sama. Aku tak nak lalai dengan cinta yang terlarang "
" Aku.. "
Kata-kata Qashaf terhenti. Air matanya yang deras mengalir diusap kasar. Nafas ditarik sedalamnya lalu dihembuskan.
" aku tak pernah tinggalkan dia..."
" Aku ikhlas sayangkan dia. "
" tapi aku tak ada pilihan lain. "
" Aku terpaksa tolak dia ketepi. Supaya aku dan dia tak terjebak dalam cinta terlarang lagi."
" Aku tau tindakan aku kebudak-budakan. "
" Aku sedar. Tapi itu je pilihan yang aku ada."
" aku.. cuma boleh perhatikan dia dari jauh.."
Setelah mengatakan itu Qashaf tertunduk sekali lagi oleh kerana tidak mampu menahan kesedihan yang dirasakannya.
Setelah beberapa detik , Qashaf kembali mengangkat wajahnya dan berkata.
" Kalau Felisha sakit... "
" Aku ni.. Aku pun sakit jugak korang tau tak ?! "
" korang ingat senang ? "
" korang ingat senang ke aku nak tahan diri aku ? "
" korang ingat senang ?! "
Nada suara Qashaf semakin tinggi. Suara Qashaf yang sengau diperdengarkan oleh Raidhatul , Anizira dan Qhadif.
Qhadif yang melihat Qashaf sudah sebegitu rupa , lantas mengusap lembut belakang Qashaf dengan harapan Qashaf sedikit bertenang.
" kalau macam tu kenapa kau tak bagitau je Felisha ? "
" Kenapa kau tak terus terang dengan Felisha ? "
" Kalau kau terus terang , benda ni simple je Qashaf. "
Ujar Raidhatul kepada Qashaf dengan nada perlahan.
" Sebab aku takut Felisha tak sanggup untuk tunggu aku. "
" aku takut untuk dengar kenyataan yang Felisha betul-betul nak tinggalkan aku. "
" Aku tahu .. aku selfish. "
" aku tahu.. "
Jawab Qashaf dengan nada suara yang bergetar dan sengau itu.
" sudah lah.. Sekarang ni , semua dah lepas.. kita pun semua dah matang kan ? sudah-sudah.. "
Kata Qhadif yang tidak mahu perbualan itu berlanjutan lagi.
" tak , sekarang ni. Apa rancangan kau ? "
" kenapa tiba-tiba kau muncul balik dalam hidup Felisha ? "
Soal Anizira dengan tenang.
" Lepas ni aku nak sambung belajar dekat Mesir. As planned... "
Jawab Qashaf kepada persoalan Anizira sebentar tadi.
" See ? Kau nak ulang silap sama lagi ?! "
Raidhatul yang masih belum bertenang lantas memotong kata-kata Qashaf.
" Aku nak jumpa Felisha sekali lagi. Aku akan bagitahu dia tentang perasaan aku. "
" Lepas aku habis belajar , bila hidup aku dah stabil.. Aku akan melamar Felisha. "
" Sepanjang aku tak ada nanti.. Aku nak minta tolong korang.. "
" aku nak korang tolong jagakan Felisha untuk aku. Dan tolong... update pasal Felisha dekat aku. "
" jangan bagitau Felisha apa-apa pasal aku. Benda ni , kekal antara kita berempat. "
" boleh ? "
Kata Qashaf yang menjelaskan mengenai perancangannya dan sekali gus meminta pertolongan daripada Anizira , Raidhatul dan Qhadif untuk menjaga Felisha sepanjang ketiadaannya nanti.
Share this novel