SENTUHAN

Romance Series 45287

"Sepertinya David mulai curiga padamu. Dia menyuruh seseorang untuk menyelidiki asal-usulmu," kata Wiliam.

"Aku kurang hati-hati. Aku terbiasa melayani dirinya," jawab Mita.

"Dela yang asli sudah aku kirim ke kota lain. Kamu tenang saja. Aku akan ke mengurus segalanya, dan yang terpenting, adalah mengambil anakmu."

"Aku harus bagaimana? Rumah David dipasang CCTV, lalu ada penjaga juga. Aku tidak tahu caranya," keluh Mita putus asa.

"Dengan kamu mengoda David," kata Wiliam.

Mata Mita membulat, "Apa maksudmu!"

"David punya kekasih yang bernama Sarah, kan? Kita manfaatkan dia."

"Maksudmu bagaimana?" tanya Mita.

Wiliam membisikkan sesuatu ke telinga Mita, dan berhasil membuat mata Mita terbelalak mendengarnya.

"Aku tidak mau," kata Mita.

"Ayolah, hanya itu satu-satunya cara," jawab Wiliam.

"Jika itu satu-satunya cara, aku akan melakukannya."

"Bagus," kata Wiliam, "sekarang aku antar kamu pulang. Waktumu keluar hanya satu jam, kan?"

Mita menganggukkan kepala, lalu beranjak dari duduknya. David memang mengizinkan Mita keluar hanya pada waktu weekend saja, dan itu hanya satu jam. Keduanya keluar dari restoran kemudian masuk ke dalam mobil.

*****
"Berhenti sampai di sini saja. Aku akan jalan kaki," kata Mita.

"Kamu yakin?" tanya Wiliam.

Mita mengangguk, lalu meraih belanjaan pribadinya di kursi belakang. Ia keluar dengan mengucapkan terima kasih kepada Wiliam serta melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan.

"Kamu sudah pulang?" tegur David.

"Ah, iya, Tuan. Apa Ibra menangis?"

"Tadi dia sedikit rewel, tetapi hanya sebentar, dan sudah tertidur," ucap David.

"Syukurlah," ucap Mita sembari tersenyum manis, "kalau begitu, saya ke kamar dulu."

"Pergilah," kata David.

Mita bergegas masuk ke dalam kamar. Ia menuju kamar mandi membersihkan diri. Merias wajah serta memakai dress selutut.

Mita keluar dari kamar setelah memastikan penampilannya sempurna, lalu menuju kamar Ibra. Di sana ada David yang menemani putranya.

"Tuan di sini rupanya."

David menoleh pada suara yang menegurnya. Ia terkesima menatap Mita yang berdiri di depan pintu.

"Ma-masuklah. Kenapa diam di sana?" kata David. "Aku akan keluar."

David melangkah dengan sedikit terburu. "Eh .... "

Mata Mita terbelalak. Tubuhnya membentur dinding dengan bibir yang bersentuhan pada bibir lain. David tersandung karpet, dan tidak sengaja menabrak Mita hingga bibir keduanya bersentuhan.

"Davidddd!"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience