NIKMAT

Romance Series 45287

Semakin hari David semakin bersifat protektif saja. Mita tidak boleh melakukan pekerjaan rumah apa pun. Pelayan sudah siap sedia serta perawat yang menjaga Mita selalu siap jika diperlukan.

David bahkan selalu pulang kerja lebih awal dari sebelumnya. Ini di lakukan karena ia ingin menjadi suami siaga bagi Mita.

Setiap beberapa jam selama berada di luar, pria itu selalu melakukan panggilan video kepada sang istri. Bahkan dalam soal perlengkapan bayi saja, David ikut serta memilih yang terbaik untuk pewarisnya.

Mita sangat bahagia David sangat antusias menyambut kelahiran bayinya. Terlihat jelas jika suaminya itu akan menjadi ayah yang penyayang.

Kamar bayi laki-laki sudah didekor dengan segala nuansa cat biru langit serta putih. Itu juga David sendiri yang mendekor semuanya.

"Bagaimana kamarnya?" tanya David.

"Menakjubkan," jawab Mita.

"Anak kita akan nyenyak tidur di kamar ini," cetusnya.

Mita mengangguk mengiyakan apa yang David ucapkan. Memang benar, kamar yang dihias oleh David memang sangat indah.

David memeluk istrinya dengan erat. Mengecup pipi yang berisi sebab seiring bertambahnya usia kehamilan, tubuh Mita bertambah berat.

"Sayang ... kita ke kamar yuk," ajak David.

Mita tersipu malu. "Ini masih sore, Kak."

"Sekalian mandi, Sayang," rayu David.

Mita mengangguk. "Boleh."

David mengiringi langkah istrinya masuk ke dalam kamar tidur. Kamar bersama yang di tempati Mita dan sang suami.

David membuka laci lemari kecil. Mengambil sebuah pengaman untuk dirinya pakai, lalu memasang benda itu dibagian terlarang.

"Sayang ... ayo," ucap David seraya membuka pakaiannya.

Mita juga turut membuka pakaian yang ia kenakan, lalu merebahkan diri di atas tempat tidur.

David naik ke atas tempat tidur, mendekat pada sang istri yang menatap dirinya dengan penuh cinta.

Satu kecupan didaratkan ke kening, mata, hidung, hingga terakhir bibir manis yang terlihat sangat mengoda.

Jemari tangan David menyusuri tubuh polos nan putih dengan sebuah cengkeraman lembut di antara dua buah benda berisi padat.

Bibirnya turun ke bawah melewati ceruk jenjang yang sebelumnya sudah ia beri tanda merah.

"Kakak," lirih Mita.

"Panggil aku David," ucapnya.

Sapuan indera perasa meleleh bercampur saliva yang membuat Mita tiada henti menyerukan nama suaminya, terlebih David sudah menjadi seorang bayi kehausan.

Cengkeraman di sela-sela rambut David menjadi bukti, jika Mita sangat menikmati permainan tersebut, hingga ia menginginkan sesuatu yang lebih dari ini.

Secara naruliah Mita melebarkan kaki jenjangnya, kemudian tangannya menyuruh kepala David untuk segera turun menikmati sesuatu paling berharga dari bagian tubuh yang ia miliki.

David mengusap perut buncit istrinya sembari mendaratkan kecupan penuh rasa sayang. "Papa mau menengokmu, Sayang."

Mita sudah mengangkat tubuhnya sedikit ke atas, menandakan jika ia ingin secepatnya dibawa hanyut ke dalam peraduan indah.

"Sabar, Sayang. Aku akan buat kamu puas terlebih dulu," ucap David.

Mita mengigit bibir bawah takkala David mengobrak-abrik bagian indahnya. Suara serak nan berat disertai desisan kenikmatan beradu menjadi satu.

"Apa nikmat?" tanya David.

Mita hanya mengangguk sebab ia tidak dapat berkata apa-apa lagi. David tersenyum dan segera memposisikan dirinya.

Hunjaman dalam tempo pelan ia berikan demi menjaga calon bayinya yang berada di dalam sana. Seruan serak berat keluar dari bibir keduanya, beradu menghiasi kamar hingga jeritan kenikmatan dapat mereka capai bersama.

Bersambung.

Jangan lupa follow ya!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience