BAIK UNTUKMU

Romance Series 45287

"Kamu yang membuat sarapan ini?" tanya David.

"Iya, Tuan," jawab Dela.

David menyuapkan nasi goreng buatan pengasuh putranya. Ia mengunyah makanan tersebut, lalu terdiam sesaat sembari menatap Dela yang menundukkan kepala.

"Kamu pintar memasak. Rasanya seperti nasi goreng buatan istriku. Mulai besok kamu fokus saja mengasuh Ibra. Aku akan mencari pelayan lagi untuk membereskan rumah, dan juga memasak," tutur David.

"Apa Tuan tidak suka dengan makanan yang saya buat?" tanya Dela.

"Suka, tetapi aku tidak suka karena makanan ini mengingatkanku kepada istriku," kata David, lalu beranjak dari kursi yang ia duduki. "Aku berangkat kerja dulu. Jaga baik-baik putraku!"

"Baik, Tuan," ucap Dela.

David melangkah keluar rumah. Dela mendengar deruan mobil yang keluar dari gerbang. Rumah David dijaga oleh beberapa pengawal. Rumahnya juga dilengkapi CCTV yang terhubung langsung di ponsel pria itu.

David membuka ponselnya. Ia melihat rekaman CCTV di rumah. Dela belum beranjak dari ruang tengah setelah melihat David keluar rumah tadi.

Bahkan, mata Dela tengah menatap kamera. David memperbesar gambar wanita itu. Tatapan mata itu membuat David menautkan kedua alisnya.

"Siapa wanita ini? Mata, aroma tubuhnya serta masakan yang ia buat terlihat mirip dengan Mita," gumam David, "aku harus menyuruh Doni untuk menyelidikinya."

Mita masuk ke dalam kamar Ibra. Putranya itu sudah bangun, dan diam melihat mainan yang digantung.

"Ibra sayang. Kita mandi dulu, yuk!" Mita meraih putranya ke dalam gendongan, lalu melangkah menuju kamar mandi.

Mita duduk di pinggiran bathtub. Di dalam kamar mandi tidak ada kamera pengintai. Ia buka kancing bajunya satu per satu.

"Minumlah, Sayang. Kamu membutuhkannya," ucap Mita.

Mita mendekat miliknya pada Ibra, dan anak itu tidak mau meminumnya. Ia keluarkan sedikit airnya yang putih.

"Minumlah, Sayang. Ini baik untukmu," ucap Mita.

Sekali lagi Mita mendekatkan kepala Ibra ke bagian tubuh atasnya. Ibra menyesap, lalu meminum susu dari ibunya.

Mita selalu memompa susu yang ia produksi, setelah itu membuangnya. Asi itu sia-sia; karena tidak ada yang meminumnya.

"Minum yang banyak, Ibra. Kamu akan lebih sehat dengan ini."

Bersambung.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience