MENEMUI DAVID

Romance Series 45287

"Ibu tenang saja. Aku akan pergi mengurus masalah ini," ucap Mita. 

"Kamu mau melakukan apa, Nak?" tanya Ibu Wati. 

"Aku akan memohon kepada perusahaan ini, untuk tidak mengusur panti kita," jawab Mita. 

"Tidak perlu, Nak. Mungkin ini memang sudah jalannya," tolak Ibu Wati dengan nada putus asa

Mita mengenggam tangan tua itu. "Serahkan saja pada Mita. Semuanya akan baik-baik saja."

Ibu Wati mengangguk. "Ibu akan berdoa supaya pemimpin perusahaan itu bisa berbelas kasih pada kita."

"Semoga saja. Mita pamit, Bu. Saat ini juga Mita akan pergi ke perusahaan ini," pamitnya.

"Iya, Nak. Kamu hati-hati di jalan," ucap Ibu Wati. 

Mita pergi dari panti asuhan yang selama ini telah membesarkan dirinya. Ia menghentikan angkutan umum. Mita naik ke dalam angkutan umum itu menuju perusahaan David. 

Mita turun setelah membayar ongkos angkutan mobil yang ia tumpangi. Dari situ ia berjalan kaki. Perusahaan David berada di daerah yang strategis dan berkelas. Sudah pasti angkutan umum tidak bisa masuk ke dalam area jalan kantor. 

"Selamat siang, Pak," sapa Mita pada satpam penjaga. 

"Siang, Nona Mita. Sudah lama Nona tidak mampir kemari," ucap Satpam.

Para penjaga serta karyawan lain sudah mengenal Mita. Dulu orang tua angkat Mita sering mengajaknya ke kantor. Ia diperkenalkan sebagai anak kandung kepada seluruh pegawai perusahaan. 

"Saya masuk dulu, Pak. Saya ingin bertemu kak David," pamitnya. 

"Oh ... silakan, Nona," ucap Satpam.

Tidak ada yang tahu jika antara David dan Mita saling terlibat perang dingin. David sangat membenci adik angkatnya itu. 

Mita menuju meja recepsionist. "Siang, Mbak. Saya ingin bertemu tuan David."

"Nona Mita ... kenapa tidak langsung saja? Ruangan tuan David masih di ruangan yang sama," ucap pegawai recepsionist itu. 

Mita tersenyum samar. Ia bingung sendiri untuk menanggapi ucapan wanita di depannya itu. Jika Mita menemui David langsung di ruangannya, sudah barang tentu, David akan marah. 

"Siapa tahu ia sibuk. Lebih baik minta izin dulu saja," alasan Mita. 

Wanita itu tersenyum. "Baiklah ... saya akan menelepon asisten tuan David."

Wanita itu menelepon Doni. Mengutarakan maksud dari kedatangan Mita. Wanita itu menutup telepon setelah selesai bicara.

"Nona ... Anda disuruh untuk menunggu sebentar," ucap wanita itu. 

Mita mengangguk. "Baiklah ... aku akan menunggu."

Mita duduk di sofa yang berada di lobby kantor. Ia akan menunggu sampai David mengizinkannya untuk bertemu. 

Doni masuk ke ruangan David. "Tuan ... ada nona Mita di bawah. Ia ingin bertemu dengan Tuan."

David tersenyum miring. "Cepat sekali wanita itu datang." David melirik Doni. "Suruh ia menemuiku. Aku ingin melihat wanita itu memohon."

Bersambung. 

Klik subscribe dan follow ya. 

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience