MENCOBA SETIA

Romance Series 45287

Braak ... !

Pintu kaca dibuka secara paksa oleh Sarah. Karena ulahnya yang tiba-tiba itu, David terlonjak kaget.

"Sarah!" kesalnya sembari mengusap tubuh bidangnya. "Kamu kenapa sih? Main masuk saja tanpa ketuk pintu."

"Semalaman aku meneleponmu. Tetapi kamu tidak mengangkatnya, bahkan isi pesanku tidak kamu baca. Kamu anggap apa aku ini!" marah Sarah. "Kamu masih menganggapku kekasihmu, kan?"

David beranjak dari kursi kebesaran khas para petinggi perusahaan. Ia menghampiri Sarah dan mencoba untuk memeluk, tetapi sayangnya Sarah menepis tangan itu.

"Jangan sentuh aku. Kamu berubah semenjak Mita hamil." Sarah menatap mata David. "Jangan katakan kamu mencintai Mita, Dav."

David mengeleng. "Apa yang kamu katakan? Aku sama sekali tidak mencintai Mita. Ini hanya untuk sementara, Sayang. Selama Mita hamil, aku harus tetap bersikap sayang padanya. Sejujurnya aku mencintaimu."

"Kamu bohong. Kamu berbohong." Sarah memukul tubuh David.

"Tenang, Sarah. Tenang." David mengenggam kedua tangan Sarah. Ia membawa sang kekasih ke dalam dekapan hangatnya. Beberapa kali pria itu mendaratkan kecupan di ubun-ubun Sarah.

"Aku mencintaimu, David. Jangan tinggalkan aku," lirihnya.

"Tentu, Sayang. Tetapi aku minta kamu bersabarlah," kata David.

Keduanya saling menatap. David memajukan wajahnya, mengecup bibir Sarah dengan lembut. Sarah terhanyut dan membalas kecupan itu, hingga bibir keduanya saling bertautan erat.

"Aku menginginkan kamu," bisik Sarah di sela permainan bibir itu.

"Jangan, Sayang," tolak David.

"Kumohon ...."

David mengeleng. "Mengertilah ... aku harus kembali utuh pada Mita."

Sarah kembali mengerutu karena terus ditolak David. Sesungguhnya David juga menginginkan Sarah, tetapi ia ingat Mita yang akan menunggunya pulang dengan rasa bahagia. Apa jadinya jika David pulang, setelah bersenang-senang dengan Sarah, pria itu merasa dia telah menghianati Mita dan juga calon bayinya.

"Kamu mulai lagi," kesal Sarah.

"Kumohon, Sarah," pinta David.

"Baiklah ... setelah dia melahirkan, kamu segera menceraikan Mita."

David mengangguk. "Pasti, Sayang. Aku janji."

Kembali David memeluk Sarah agar kekasihnya itu tidak marah-marah lagi. Punya istri serta kekasih membuat David bukan beruntung, tetapi merasa kewalahan.

Bersambung.

Jangan lupa follow ya!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience