PERMINTAAN DAVID

Romance Series 45287

"Nona ... Anda diizinkan untuk menemui tuan David," ucap wanita bagian recepsionist itu. 

Mita beranjak dari duduknya. "Baik ... saya akan pergi menemuinya. Terima kasih atas bantuanmu."

"Sama-sama, Nona," balasnya.

Mita masuk ke dalam lift. Ia menekan angka paling teratas. Mita tahu di mana letak ruangan David berada. Pintu lift terbuka. Mita keluar dan ternyata ia sudah ditunggu oleh Doni. 

"Nona Mita ... Anda sudah ditunggu oleh tuan David. Silakan masuk." Doni membuka pintu ruangan David.

"Terima kasih," ucap Mita. 

Mita masuk ke dalam ruangan David. Pintu ruangan ditutup oleh Doni. Aura mencekam seolah menyelimuti ruangan itu. Mita menelan salivanya. 

David tengah membelakanginya saat ini. Bibir Mita kelu untuk mengeluarkan suara. Ia gugup dan juga takut. 

"K-k-kakak," panggil Mita. 

David mendengus. "Siapa kakakmu?" David membalik tubuhnya menghadap Mita. 

"T-tuan," ucap Mita.

"Ada apa kamu datang kemari?" tanya David yang duduk di kursi kebesarannya. Ia menyandar lalu melipat kedua tangannya di perut. 

Mita mengepalkan kuat kedua tangannya. Ia berusaha menghilangkan rasa takut dalam menghadapi David. Ia harus bicara sekarang. Ini demi masa depan anak-anak panti.

"Tuan ... aku mohon. Jangan gusur panti kami. Di mana adik-adikku itu akan tinggal?" lirih Mita. 

David berdecih. "Cih ... mereka bukan adikku. Buat apa aku memikirkan mereka. Keuntungan perusahaanku lebih penting dari segalanya."

"Aku mohon kebaikan hatimu, Tuan. Aku tahu kamu membenciku. Tapi kumohon ... anak-anak itu tidak ada sangkut pautnya dengan masalah kita," tutur Mita dengan lirih.

"Tidak ada sangkut pautnya? Justru mereka juga terlibat dengan semua ini. Mereka membesarkan wanita pembawa petaka bagi keluargaku," sergah David. 

Mita mengeleng. Ia berlutut di hadapan David. "Kumohon akan kebaikan hatimu. Kumohon."

David beranjak dari duduknya. Ia melangkah dan berdiri di hadapan Mita. "Bangun."

Mita bangkit berdiri. Ia menundukkan wajahnya. David mengangkat dagu Mita dengan jari telunjuknya. 

"Kamu ingin panti itu tidak digusur?" tanya David.

Mita mengangguk. "Iya ...."

"Aku tidak akan mengusur panti itu. Keluarga pantimu akan tetap tinggal di sana. Tapi ... ada bayaran yang harus kamu berikan padaku," ucap David yang sudah melepas jarinya dari dagu Mita.

Mata Mita berbinar. Ia sedikit lega mendengar penuturan David yang mengatakan jika keluarga pantinya masih bisa tinggal di gedung itu. 

"Aku akan berusaha untuk membayarnya. Apapun akan aku lakukan," ucap Mita.

Davis tersenyum smirk. "Tubuhmu. Jadilah wanitaku."

Bersambung.

Mohon di-follow dan subscibe ya!

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience