MABUK

Romance Series 45287

"Dela ... ngapain kamu di situ?" tanya David.

"Maaf, Tuan. Saya mau masuk, tetapi Tuan sedang bicara di telepon," jawab Dela yang menundukkan kepalanya takut.

"Apa makanannya sudah siap?"

Dela mengangguk, "Sudah, Tuan. Makanannya sudah siap, makanya saya kemari."

David beranjak dari duduknya, lalu menghampiri Dela. "Ayo, kita ke ruang makan."

Keduanya menuju ruang makan. David duduk di kursi makan, dan Dela melayani dirinya. David melahap suapan demi suapan makanan yang dibuat oleh Dela.

"Enak, Mita," ucap David.

"Mita siapa, Tuan?" tanya Dela.

David tersentak, "Apa aku menyebut nama Mita?"

"Iya, Tuan."

David meneguk air putihnya hingga habis. "Aku mengingat istriku terus. Masakanmu sama seperti masakan yang ia buat.

"Benarkah? Saya mengingatkan Tuan kalau begitu," kata Dela.

David terdiam. Ia beranjak dari duduknya. Sejurus kemudian ia kembali bersuara. "Temani Ibra. Aku ingin kembali ke kamar saja."

David menghilang dari pandangan Dela. Wanita itu terduduk di kursi makan. Antara sedih dan benci yang Dela rasakan saat ini.

"Mengingat istrimu? Kamu, bahkan tega menghabisi nyawanya. Andai Wiliam tidak menolongku, sudah pasti aku hanya tinggal nama saja," gumam Dela alias Mita.

*****
"Dela itu sama seperti Mita. Apa mereka orang yang sama? Tapi wajah mereka berbeda." David menarik rambut sembari meneguk minuman keras langsung dari botol. "Oke, untuk memastikan, kamu harus menidurinya, kan?" David tertawa. Minuman keras menghilangkan sedikit kesadarannya.

David keluar dari kamar. Kemeja yang ia pakai sudah terlepas dari kancingnya. David menuju kamar Ibra.

"Sayang."

Mita tersentak kaget, "Tuan!"

"Mita sayang. Kemarilah." David berjalan sempoyongan menghampiri Mita. Ibra sudah tertidur pulas di ranjang tidurnya sendiri.

"Tuan mabuk."

Kedua tangan Mita dipegang. Bibirnya dibekap. Mita meronta dengan sekuat tenaga. David membawa Mita keluar dari kamar dan menjatuhkannya di sofa.

"Mita sayang. Ayo, layani suamimu ini," ucap David.

Mita menendang bagian sensitif David dan berhasil membuat pria itu menjerit kesakitan.

"Sadar, Tuan. Saya Dela."

Wajah David memerah, "Berani sekali kamu!"

"Sial! Aku membuatnya marah."

Bersambung.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience