KESALNYA SARAH

Romance Series 45287

Dari susu, buah, serta makanan bergizi David beli untuk calon buah hati yang dikandung oleh istrinya Mita. Apa yang diminta sang istri, sebisa mungkin pria itu penuhi.

"Sayang mau apalagi?" tanya David.

"Tidak ada, Kak. Ini semuanya sudah cukup," jawab Mita.

"Apa ada yang ingin kamu makan? Katakan saja padaku. Jangan sungkan," ucap David sembari mengusap perut Mita.

"Sudah cukup, Kak. Aku mau pulang saja. Tubuhku lelah." Mita memang sudah sangat kelelahan dan ia ingin segera pulang dengan merebahkan diri di atas tempat tidur.

David baru tersadar bahwa ia telah membuat istrinya kelelahan. Setelah dari rumah sakit, keduanya langsung berbelanja. Pantas saja Mita sudah sangat lelah.

"Kita pulang setelah membayar ini semua. Kamu tunggu sebentar lagi ya," ucap Davin.

Mita mengiyakan ucapan Davin dan menunggu suaminya membayar belanjaan di kasir. Selesai membayar belanjaan, keduanya langsung keluar dari pusat perbelanjaan.

Davin dan Mita masuk ke dalam mobil. Belanjaan yang tadi David beli sudah dimasukkan ke dalam bagasi. Tanpa menunggu waktu, segera pria tampan itu mengendarai kendaraan roda empat menuju rumahnya.

*****
Mita mengerutkan dahi sesaat melihat seorang wanita cantik tengah berada tepat di depan pintu masuk rumahnya. Tentu Mita sangat mengenal wanita itu, sebab ia adalah Sarah, kekasih dari suaminya.

David dan Mita keluar dari dalam mobil. Rasa tidak enak hati, tersirat di wajah tampan David. Ia tidak menyangka jika Sarah malah datang ke rumah, padahal David telah membelikan rumah baru untuk kekasihnya itu.

"Sarah," seru David.

"Kamu tidak ke kantor hari ini. Ke mana saja kamu?" tanya Sarah dengan nada kesal.

"Aku dari menemani Mita," jawab David.

Mita sedikit kesal karena kedatangan Sarah. Ia sendiri tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja sangat tidak menyukai Sarah.

Mita melangkah membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. David jadi serba salah sebab ia telah kembali membuat sang istri menjadi kesal.

"Mita sedang hamil, Sarah," ungkap David.

Sarah melebarkan mata dan sebuah senyuman terukir dari bibirnya. "Itu artinya aku hanya tinggal menunggu sembilan bulan lagi untuk kita bersama."

David menutup bibir Sarah. "Jangan keras-keras, nanti Mita dengar. Lebih baik kamu pulang saja. Jangan datang ke mari lagi."

"Kenapa aku tidak boleh datang?" tanya Sarah.

"Kamu tahu sendiri ... Mita tidak menyukaimu. Jangan sampai terjadi apa-apa dengan kandungan Mita karena dia melihatmu datang ke mari," jelas David.

"Jadi kamu mengusirku?" marah Sarah.

"Bukan begitu, Sayang. Tapi kumohon untuk pulanglah dulu," melas David.

Sarah mendengus karena David mengusir dirinya. Satu kakinya dihentakkan ke lantai marmer, dan wanita itu melangkah pergi dengan bibir mengerutu kesal.

Bersambung.

Jangan lupa follow ya!"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience