Bab 35

Drama Completed 10189

" Tak merajuk , koyak rabak je asyik kena reject. "

" Dah la ajak keluar semalam pun kena reject. "

" Ni , nak belanja buku pun kena reject. Haih nasib , nasib "

Ujar Firash dengan panjang lebar kepada Felisha.

Felisha yang mendengarkan keluhan Firash itu hanya tertawa kecil.

" Ha yela. Kau ambikla mana-mana novel. Aku terima okay ? "

Kata Felisha dengan nada yang lembut dan perlahan kepada Firash.

" Eh , kau la pilih. Aku bayarkan. Tapi satu jela okay ? "

Setelah mendengarkan itu , Firash yang tadinya mencebik lantas tersenyum nipis. Lalu Firash sekali lagi menjawab kepada Felisha menyuruh Felisha untuk memilih buku novelnya sendiri.

" pulak dahh. Haaa yelaa. "

Balas Felisha yang akur dengan Firash dan tidak mahu memanjangkan lagi hal itu.

" Emmm by the way , macam kau boleh ade dekat sini ? "

Tanya Felisha secara tiba-tiba kepada Firash.

" Emmmm heheheh "

Firash tersengih sendiri selepas mendengar pertanyaan Felisha itu.

" Jawab la aku tanye ni "

Kata Felisha dengan riak wajah yang menyampah memandang Firash.

" Aku boring la duduk rumah. Pastu aku scroll la insta. Then... "

Kata-kata Firash tergantung disitu. Firash pun tersengih memandang Felisha yang sedang sibuk memilih buku itu.

" Then what ? "

Tanya Felisha dengan wajah yang ketat dan kening kanannya yang terangkat.

" Thenn aku ternampak la insta story Zira. Aku tau la korang kat sini. So.. "

" Aku drive la datang sini. Kau pun sorang je kan. Boleh la aku teman kan ? "

Jawab Firash sambil menggosok bahagian belakang tengkuknya itu.

" Ouh. Aku tak mintak pun kau teman. Aku okay je sorang-sorang. "

Jawab Felisha dengan nada yang mendatar sedang matanya masih tertumpu ke arah buku-buku novel yang tersusun cantik diatas rak itu.

" Macam tadi  ? "

Soal Firash sekali lagi.

" Yela. Aku dari tadik dah biasa la buat semua benda sorang-sorang. Hahahah "

Balas Felisha sambil tertawa kecil.

" Seriuslah ? "

Tanya Firash yang terkejut akan pernyataan yang keluar dari bibi Felisha tadi.

" Nak percaya , percaya la. "

Jawab Felisha dengan ringkas dan padat. Sifat Felisha yang ego tinggi dan tidak suka memaksa orang itu jelas kelihatan.

" Tak cakap pun aku tak percaya. Haih. "

Keluh Firash selepas mendengarkan kata-kata Felisha.

" Em okay "

Jawab Felisha dengan begitu ringkas.

Lalu Felisha pun mengatur langkagnya menuju ke kaunter pembayaran. Sehelai duit RM 50 dikeluarkan dari dompetnya yang berwarna coklat muda itu dan diberi kepada pekerja tersebut.

" Eh Sha ! Kan aku dah cakap aku nak belanja tadi "

Rungut Firash yang berada disebelah Felisha itu.

Dengan wajah yang tersenyum Felisha memandang kearah Firash dan berkata.

" Nah , sokay lah "

Balas Felisha. Sebenarnya , sejak awal lagi Felisha tidak sememangnya tidak suka menerima hadiah dari orang selain daripada keluarganya dan tiga orang sahabatnya itu.

" Terima kasih "

Ucap Felisha kepada pekerja yang menghulurkan duit baki berserta resit itu. Tanpa melengahkan masa beg plastik berwarna putih yang berisi buku novel itu dipegang.

Felisha pun mengatur langkahnya keluar dari kedai buku tersebut. Lalu telefon pintarnya dikeluarkan dari beg tangan berwarna hitam. Paparan skrin dilihat.

Nama Zira dan Raidhatul ditaip dan nombor dua orang sahabatnya itu didail.

" Helo ? Haa aku dah siap beli buku ni. Kirang kat mane ? "

Kata Felisha diatas talian itu.

"  Ha , aku dengan Dif dekat kedai baju lagi ni"

Jawab Anizira kepada pertanyaan Felisha tadi.

" Ha , aku pun dekat dalam Kaison ni tengah tengok Teddy Bear "

Balas Raidhatul kepada pertanyaan Felisha pula.

" Haa , yela nanti semua dah siap bagitau. Aku tunggu dekat depan kedai buku okay ? "

Ujar Felisha kepada dua irang sahabatnya yang berada diatas talian itu.

" Okay "

" Alright "

Jawab Raidhatul dan Anizira secara serentak.

Lalu panggilan antara mereka bertiga pun dimatikan.

" Ha dorang kat mane ? "

Tanya Firash yang ingin tahu tentang keberadaan Raidhatul dan Anizira.

" Diorang tengah dating la. Biar la dorang. Bukan selalu boleh date. "

Jawab Felisha sedang matanya melihat pada paparan telefon pintarnya itu.

" Dah tu ? Kau nak tunggu sini je ke ? "

Tanya Firash sekali lagi.

" Yela. Malas aku nak pusing-pusing. "

Jawab Felisha dengan nada yang mendatar.

" Hm okay "

Balas Firash dengan nada perlahan dan agak kecewa.

" Emm I kalau I , I prefer warna ni. "

Kata Anizira kepada Qhadif sambik menunjuk ke arah sehelai baju kemeja kosong berwarna kuning keemasan itu.

" Ha , I ikut je "

Balas Qhadif yang akur dengan pilihan kekasih hatinya itu.

Dengan wajah yang tersenyum manis , Anizira pun memegang penyangkut baju kemeja yang dipilih tadi dan berkata kepada Qhadif.

" Pusing. "

Ujar Anizira dengan ringkas yang menyuruh Qhadif untuk memusingkan tubuhnya.

" Ha ? Pusing ? Buat pe ? "

Soal Qhadif dengan dahi yang berkerut.

" Ya Allah this guyyy "

Kata Anizira sambil menepuk dahinya.

" hahahah yelahhh "

Jawab Qhadif sambil tertawa kecil. Lalu Qhadif pun memusingkan tubuhnya hingga membelakangi Anizira.

Baju kemeja tadi pun diangkat dan diletakkan ditas tubuh Qhadif dibahagian belakang oleh Anizira.

" Hmmm "

Keluh Anizira sambil melihat jika baju itu bersesuain saiz Qhadif atau pun tidak.

Sedang Anizira melihat-lihat baju itu , Qhadif tiba-tiba sahaja berpaling dan berkata dengan dahi yang berkerut.

" Youuuu lama lagi keee "

Kata Qhadif yang bertanya jika Anizira akan mengambil masa yang lama lagi atau tidak untuk mengukur baju itu.

" Ya Allah. Kejap la. You  niiii "

Ujar Anizira dengan nada yang seakan-akan ingin marah itu.

" Alaaaa I tak sanggup laaaa "

Rungut Qhadif dengan dahi yang berkerut.

" You tak sanggup apeee ? "

Kali ini suara Anizira agak tinggi dari yang sebelumnya.

"  I tak sanggup laa membelakangi bidadari lama-lanaaaa "

Rungut Qhadif sekali lagi.

" Hahahaha "

Gelak Qhadif setelah melihat riak wajah Anizira yang seperti sudah hilang kesabaran itu.

" hm yela yela I pusing balikkk "

Kata Qhadif sambil mencebik.

Anizira pun kembali meletakkan baju itu diatas belakang Qhadif dan mengukur sama ada saiz baju itu bersesuain atau tidak dengan tubuh Qhadif.

Setelah beberapa minit berlalu , Anizira pun berkata.

" Ha , dah. "

Lalu Qhadif pun dengan pantas berpaling menghadap Anizira.

Baju itu lantas dihulurkan kepada Qhadif untuk dibayar.

Setelah selesai membayar , mereka berdua pun berjalan menuju ke arah kedai buku yang dimasuki oleh Felisha tadi.

Sementara itu , Raidhatul dan Harith pula sibuk memilih teddy bear.

" Eee yang ni macam comel. Tapi yang ni pun comel jugak "

Keluh Raidhatul yang sudah rambang mata itu.

" Emm you rasa mana yang comel ? "

Tanya Raidhatul sambil meletakkan teddy bear berwarna coklat dan anak patung berupa panda itu di kedua-dua belah pipinya.

" hmm kalau I .... "

Ayat Harith tergantung sedang tangan kanannya mengusap lembut dagunya dan membuat riak wajah seperti sedang berfikir.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience