Bab 21

Drama Completed 10189

Selesai sahaja solat Zuhur , tubuh Felisha dihamparkan diatas katil bersaiz Queen miliknya itu.

Seperti Qashaf , Felisha juga memikirkan perkara yang sama. " Kita " apa yang akan berlaku kepada mereka berdua. Segala persoalan ditinggal tanpa jawapan.

Mata Felisha kini tertumpu pada siling putih itu. Nafas yang dalam ditarik lalu dihembus perlahan-lahan.

" Ya Allah. Tunjukkan aku ... "

" Jalan yang terbaik buat kami. "

Bisik hati Felisha sedang matanya mengalirkan air mata jatuh membasahi pipinya dengan laju.

2 minggu yang lalu , setelah Felisha menyangka hubungannya dan Qashaf telah berbaik-baik semula seperti sedia kala , rupanya salah.

Bertanggakan 29 Febuari , sekali lagi hati Felisha dilukakan oleh Qashaf.

" Assalamualaikum Qashaf.. "

" Are you busy ? "

Dengan tangan yang menggigil Felisha menaipkan pesanan ringkas buat Qashaf.

Selang beberapa minit , Qashaf pun membalas.

" Waalaikumsalam. "

" Ada latihan debat. Kenapa ? "

Dengan tenang , Felisha menjawab.

" Ouh.. Nak mintak tolong ni... Can ? "

" Nak call.. But , don't worry. Raidhatul pun ada. "

" If you don't mind la.. Sekejap je.. "

Terang Felisha kepada Qashaf.

" Ha okay call lah. "

Balas Qashaf dengan ringkas.

Sejurus menerima respon dari Qashaf , dengan pantas panggilan telefon antara Raidatul dan Felisha membuat panggilan kepada Qashaf.

Setelah beberapa saat telefon Qashaf berdering , panggilan itu pun dijawab.

" He-helo , Qashaf.. "

Sapa Felisha sejurus panggilan telefon itu diangkat oleh Qashaf.

" Hello. "

Jawab Qashaf dengan ringkas dan bernada agak manja. Walaubagaimanapun , suara Qashaf ketika menyambut sapan Felisha jelas kedengaran masih sama seperti ketia mereka berdua bercinta dahulu.

" Em , okay macam ni..Actually , kitorang ade kena tulis essay about our future spouse. "

Terang Felisha dengan tenang.

" so , if.. kau nak kahwin dengan Felisha. Ape yang kau rasa kau perlu ade before kahwin ? Hahahaha "

Celah Raidhatul secara spontan itu lantas meletuskan ketawa antara mereka bertiga.

Sejurus mendengarkan itu , Felisha dan Qashaf secara serentak berkata

" Oiii ! Hahahaha "

Lalu mereka tertawa akibat terkejut akan apa yang telah dikatakan oleh Raidhatul sebentar tadi.

" Em , ape yang aku perlu ade eh ? "

" First , aku kena ade kerja tetap. Ekonomi aku kena stabil untuk tampung family kitorang nanti. "

Jelas Qashaf mengenai point pertamanya.

" ouh .. like , bekerjaya , mampu untuk tampung family... and all that la ? "

Soal Raidhatul kepada Qashaf mengenai point pertama yang diutarakan olehnya tadi.

" second , aku kena prepair mental aku. Mental aku kena kuat. "

Jelas Qashaf untuk point keduanya pula.

" Maksud kau ? Kenapa kena prepair mental ? "

Soal Raidhatul yang meminta penjelasan dari Qashaf mengenai point tersebut.

" Prepare mental la.. like , we don't know ape yang akan jadi dimasa depan. Things happen. So mental aku kena kuat... Pemikiran aku pun kena matured.."

" Okay , contoh if wife aku pregnant pun , aku kena sabar layan kerenah dia. Aku tak boleh cepat melenting. Sebab aku kena faham pembawakan budak and all that. "

" and , aku adalah ketua keluarga nanti. If , mental aku mudah koyak.. Ape akan jadi pada anak isteri aku bila ketua diorang pun dah hilang arah ? that's why laa "

Jelas Qashaf secara terperinci kepada Raidhatul mengenai point kedua yang diutarakan olehnya tadi.

Felisha yang masih berdiam dan membiarkan Raidhatul untuk berbual dengan Qashaf , semakin lebar senyumnya apabila mendengarkan penjelasan ppint kedua Qashaf tadi.

" Ouh , i see. okay next ? "

Jawab Raidhatul dengan ringkas yang tidak mahu membuang masa.

" Last , aku kena pandai bahagi masa. Tak boleh focus dekat kerja sepanjang masa. Aku kena pandai bahagi masa antara family and work..."

" and yeah , tu je... "

Kata Qashaf yang mengutarakan point terakhirnya mengenai apa yang perlu ada pada dirinya sebelum menlangkah ke alam perkahwinan.

" Is it like workaholic ? "

Soal Raidhatul sekali lagi yang memudahkan apa yang hendak disampaikan oleh Qashaf sebentar tadi.

" Aaa yes. "

Jawab Qashaf dengan ringkas yang menunjukkan tanda setujunya kepada apa yang dicakapkan oleh Raidhatul tadi.

Satu persatu point diberikan oleh Qashaf  kepada Raidhatul dan Felisha. Suara Qashaf disaat itu , tetap saja sama dengan nada suaranya yang manja dahulu.

Sepanjang Qashaf bersuara , Felisha hanya duduk berdiam dan tersenyum. Perasaan rindu akan mendengar suara Qashaf , benar-benar mencengkam hatinya.

" em , ade ape-ape lagi ? "

Soal Qashaf yang bertanya sekiranya ada perkara lain yang hendak ditanyakan lagi dengan nada suara yang agak lembut.

" Nah , nothing. Tu je. Thanks "

Jawab Raidhatul dengan ringkas dan padat kepada Qashaf.

Sejurus mendengarkan itu , Qashaf pun dengan pantas berkata.

" alright. Bye ? "

" Bye.. "

Felisha yang mendengarkan itu lantas bersuara dan menyambut sapaan selamat tinggal Qashaf dengan nada suara yang sangat lembut sebelum panggilan ditamatkan.

Sejurus saja Qashaf mematikan panggilannya , kini tinggallah Raidhatul dan Felisha sahaja diatas talian.

" Sha... Kau okay tak ? "

Soalan itu lantas diajukan kepada Felisha. Raidhatul yang tahu akan situasi Felisha itu entah bagaimana , dia juga seakan merasakan perasaan rindu yang melanda hati sahabat baiknya yang seorang itu.

" haa.. Aku .. okay je. "

Jawab Felisha dengan suara yang agak serak  dan perlahan

" Aaaa entah kenapa aku pulak yang rasa korang punya rindu to each other tho. "

Kata Raidhatul yang memberitahu Felisha akan perasaannya yang berada diantara Felisha dan Qashaf tadi.

Felisha yang mendengarkan itu hanya mampu tersenyum dan tertawa kecil.

Benar , rindu. Rindu yang sudah lama ditahan , akhirnya terubat. Bagaimana Raidhatul tidak merasakan rindu yang dirasakan oleh Felisha sedang dia tahu akan situasi Felisha kan ?

Lalu Felisha kembali bersuara dengan suara yang agak bernada tinggi.

" Weyh , jap ! Alaaa aku lupa thoo nak tanyaaaa "

" Ha , kenapaaa ?! tanya ape ?! "

Jawab Raidhatul yang juga bernada tinggi akibat terkejut akan apa yang dikatakan oleh Felisha.

" Aaaa aku lupa nak tanya lagi 9 hari , hari apeee "

" agak-agak dia ingat takk ? "

Rungut Felisha itu diselitkan juga persoalan.

" Ha , call jela dia balik "

Jawab Raidhatul dengan mudah.

" but... , would he be okay ? aaaaa "

Soal Felisha kerana hatinya masih saja ragu-ragu untuk menelefon Qashaf buat kali kedua.

Jam dipaparan skrin telefon itu menunjukkan sudah pukul 9.45 malam. Dengan tangan yang menggigil , sebuah mesej ringkas ditaip oleh Felisha dengan jari yang menggigil.

" em , Qash.. Sha ade lagi 1 benda nak tanya.. Can I call you ? "

Lalu dengan pantas mesej itu dihantar. Selang beberapa minit , mesej itu dibaca oleh Qashaf dan Qashaf pun menjawab.

" boleh but not now. later okay ? "

Usai saja membaca mesej yang diterima oleh Qashaf itu , Felisha lantas tersenyum.

Dengan pantas Felisha memberitahu akan perkara tersebut kepada Raidhatul.

Sementara menunggu Qashaf untuk ditelefon , Felisha dan Raidhatul sedang rancak merancang akan strategi mereka untuk bertanyakan soalan yang hendak ditanyakan oleh Felisha tadi.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience