Bab 12. Happy Weekend

Other Completed 12761

Hari berlalu begitu cepat bagi Kanaya. Perasaan baru kemarin ia bersama Satria. Tapi lelaki itu sudah harus kembali ke Jojga untuk urusan kuliah nya. Kali ini Satria pasti akan lama untuk mengunjungi nya lagi. Karena sudah di pastikan lelaki itu sibuk dengan skripsi nya.

Untuk kedua orang tua nya. Kanaya sudah belajar ikhlas. Tak ada guna nya juga ia menangisi kepergian orang tua nya. Jika dengan menangis ia bisa mengembalikan orang tua nya lagi. Kanaya tak akan pernah menolak untuk melakukan itu. Tapi pada kenyataan nya sesuatu yang telah kembali pada-Nya tidak bisa ia minta lagi. Yang bisa di lakukan Kanaya sekarang adalah mendoakan agar almarhum dan almarhumah orang tua nya di tempat kan yang baik di sisi-Nya.

Hari ini adalah hari minggu. Sedangkan Satria sudah pergi sejak dua hari yang lalu. Rumah ini terasa sepi bagi Kanaya. Hanya ada dia seorang diri. Rasa nya ia ingin cepat-cepat masuk sekolah. Dan beruntung besok senin dia sudah masuk sekolah. Semester terakhir pikir nya. Setelah ini ia lulus. Apa akan ada hal-hal yang mengesankan pada semester terakhir nya di Jaya Bakti?.

Jaya Bakti? Ah terlalu banyak kenangan di dalam SMA itu. Rasa nya ia tidak ingin lulus saja jika mengingat semua kenangan manis di sekolah nya tercinta itu. Tapi otak Kanaya masih dalam kadar waras. Semua orang pasti ingin segera lulus untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Kanaya terkekeh sendiri dengan pikiran aneh nya tadi.

Saat ini ia tengah duduk di pinggir kolam berenang. Sambil menikmati segelas jus jeruk yang di buat nya tadi. Mata nya menatap ke arah air. Melihat pantulan diri nya di sana. Kedua sudut bibir nya tertarik ke atas. Membentuk senyum indah yang selalu Dava puja. Ternyata sudah dewasa ia sekarang. Tangannya tergerak mengambil segelas jus di samping nya lalu menyesap hampir setengah.

" hayo!!!! " pekik seseorang di belakang nya membuat Kanaya kaget dan melemparkan gelas ke arah kolam berenang.

" Dara? " ucap Kanaya kaget sekaligus kesal.

Dara hanya terkekeh pelan lalu duduk di samping Kanaya.

" lagian gue panggil dari tadi ga di jawab. Ya udah gue masuk aja. Untung ga lo kunci pintu nya. Kalo di kunci gue pastiin tenggorokan gue bakal kering gara-gara neriakin lo " cecar Dara dengan menggebu-gebu menggambarkan betapa kesal nya gadis itu pada Kanaya.

Kanaya hanya tertawa kecil mendengar ocehan Dara.

" ya lo kenapa ga telfon gue aja Dar " kata Kanaya lagi.

" hello! Kanaya Evrilya Putri. Udah berapa kali gue telfon lo tapi kaga lo angkat. Hp lo dimana sih emang " kata Dara lagi semakin membara.

Kanaya baru menyadari kalau hp nya ia letakkan di atas nakas kamar nya. Ia tersenyum lebar. Ah bukan. Lebih tepatnya nyengir. Menunjukkan deratan gigi nya yang rapi.

" iya sorry deh udah ah ga usah ngambek " kata Kanaya sambil meminta maaf kepada Dara.

" iya gue maafin deh "

Kanaya tersenyum senang mendengar ucapan Dara.

" eh ngomong-ngomong ada apaan nih lo dateng ke rumah gue? " tanya Kanaya penasaran

" bentar dulu. " jawab Dara semakin membuat Kanaya penasaran.

" apaan sih Dar  " desak Kanaya lagi.

" elah sabar dulu napa sih. Gue punya kejutan buat lo " kata Dara.

Kanaya mengernyit bingung. Kejutan?. Ini bahkan bukan hari ulang tahunnya. Kenapa tiba-tiba Dara ingin memberinya kejutan?.

" kejutan apa? " tanya Kanaya penasaran.

" kalo gue kasih tau bukan kejutan nama nya neng geulis " kata Dara jengah dengan tingkah Kanaya.

" hehe " Kanaya terkekeh pelan.

Dara tak menanggapi kekehan Kanaya. Pandangan nya tertuju pada pintu lalu menatap layar ponsel nya. Ia lakukan itu berulang-ulang sampai terdengar derap langkah mendekat ke arah kolam berenang.

" hay girls! " teriak Radit yang sudah berdiri di ambang pintu.

Di samping kanan dan kiri nya ada Dava dan Nathan. Mereka menunjukkan cengiran khas nya. Ngapain mereka ke sini?. Batin Kanaya. Seingat nya ia tak menyuruh mereka ke sini. Tunggu. Jangan bilang ini kejutan yang di bilang Dara?. Ah kalau ini sih sudah bosan Kanaya melihat tampang mereka.

" tara!!!!! Ini kejutan nya " kata Dara dengan riang.

Kanaya menghela nafas pelan. Tuh kan bener. Kejutan yang tak berfaedah.

" terus? " kata Kanaya menaikkan alisnya sebelah.

" karena ini hari terakhir kita libur di semester ini jadi kita harus have fun. Harus senang-senang. Lupain semua masalah yang ada oke? " kata Dara dengan antusias.

" iya oke. Terus kita mau kemana? " kali ini Nathan bersuara.

Tiga lelaki itu kini sudah ikut bergabung duduk dengan dua perempuan yang tengah duduk di pinggir kolam berenang.

" kita ga akan kemana-mana " jawab Dara enteng.

" hah? " Radit menganga.

" terus maksud lo kita senang-senang? " tanya Dava

" jangan bilang.... "

" iya. Kita bakal senang-senang di rumah lo " kata Dara seperti mengerti pikiran Kanaya.

Kanaya mendengus pasrah. Mengikuti apa yang akan di buat oleh Dara di rumah nya. Terakhir saat gadis itu berkunjung ke rumah nya satu buah gelas kesayangan nya pecah. Dan juga sepasang ikat rambut yang baru di beli nya pun ikut lenyap dari kamar nya. Tapi Kanaya tidak pernah punya perasaan marah kepada Dara. Bagaimana pun juga Dara adalah sahabat terbaik nya. Dan tak bisa di pungkiri juga Kanaya sangat menyayangi Dara meskipun sifat nya yang pecicilan,bar-bar,galak tapi yah untung nya Dara mempunyai pacar seperti Nathan yang sabar menghadapi Dara. Hehe

Mereka pun sudah beralih tempat dari kolam berenang ke ruang tv. Ruang tv yang kini di sulap menjadi bioskop dadakan. Bahkan lampu nya pun di matikan agar suasana semakin mendukung. Di tambah lagi dengan cemilan popcorn di hadapan mereka dan juga jus membuat mereka benar-benar berada di bioskop sungguhan. Kini lima manusia itu tengah serius menonton film horor yang baru di beli Dava kemarin siang.

Sebenarnya tidak ada yang menakutkan di filmnya. Hanya terkadang musik yang tiba-tiba mengagetkan dan muncul nya sosok seram memenuhi layar kaca membuat mereka berteriak ketakutan. Bahkan kadang mereka saling berebut bantal sofa guna menutupi wajah jika tiba-tiba hantu nya muncul.

" kenapa horor sih film nya " protes Nathan.

" biar ekstrim " kata Dava.

" alah gaya lo ekstrim tapi jerit juga kalo ada hantu nya padahal kan hantu nya bohongan " ledek Radit.

" itu manusiawi dan tolong deh intropeksi diri juga. " ucap Dava lagi jengah.

Padahal ia tau Radit juga sedari tadi ikut berteriak ketakutan. Lantas kenapa ia berbicara seolah ia yang paling berani?.

" diem ih. Ga kedengaran itu ngomong apa " omel Dara yang kesal karena kebisingan yang di timbul kan oleh dua lelaki yang tengah berdebat itu.

Sontak kedua lelaki itu diam seribu bahasa. Mereka kembali larut dalam film horor itu. Banyak hal yang mereka lakukan di minggu ini. Mulai dari menonton film horor. Lalu beralih ke film komedi koleksi nya Satria. Lalu beralih lagi ke film melowdrama yang di bawa Dara. Bahkan Dara dan Kanaya sampai terbawa suasana hingga meneteskan air mata terharu. Hal itu membuat Dava,Nathan,dan juga Radit geleng kepala. Lebay sekali pikir mereka.

Setelah menonton,mereka berkutat di dapur. Yap. Mereka sengaja memasak untuk makan malam. Mereka ah ralat. Lebih tepat nya hanya Dara dan Kanaya yang memasak. Sedangkan lelaki-lelaki itu hanya melihat saja. Dara dan Kanaya memasak sayur brokoli dan ikan. Tak butuh waktu lama untuk memasak dua bahan itu.

Hidangan makan malam yang sederhana namun hangat. Apalagi di tambah kehadiran sahabat nya di sini. Mereka pun mulai menyantap makanannya. Tak jarang Dava,Nathan,maupun Radit memuji keahlian memasak Kanaya dan Dara. Ya memang. Almarhumah bunda nya tak pernah menyewa jasa pembantu. Jadi ketika bunda nya pergi dulu,ia memasak sendiri.

Waktu berjalan sangat cepat. Jam menunjukkan pukul sembilan malam. Dara,Nathan,dan Radit pun pamit pulang. Sedangkan Dava masih menemani Kanaya. Mereka sedang bersantai di depan teras.

" gimana rasanya hari ini? " tanya Dava sambil menatap lembut Kanaya.

Kanaya tersenyum lebar.

" seneng banget. Rasa nya aku bener-bener happy hari ini " kata Kanaya.

" syukur deh. Ya udah aku pulang dulu ya. Besok kan sekolah " pamit Dava.

Kanaya mengangguk. Dava bangkit dari duduk nya lalu menaiki mobil nya.

" hati-hati " pesan Kanaya.

Dava mengangguk lalu melajukan mobil nya membelah jalanan kota Bandung. Kanaya kembali masuk ke rumah. Rasa nya ia terlalu bahagia hari ini. Ini semua karena sahabat nya yang super duper bar-bar. Siapa lagi kalau bukan Dara. Yang datang lalu mengundang Dava and the gank.

Kanaya merebahkan tubuh di kasur lalu mulai memejamkan mata nya. Beristirahat untuk menyambut esok hari. Ah ternyata besok sudah sekolah.

--------------------------

Salam Author Manis:*

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience