Tangannya membawa 20 buku cetak berhalaman tebal yang mampu membuat tangannya pegal. Aish! Kenapa bu Keke menyuruhya mengembalikan buku cetak. Kenapa bukan Radit saja. Ah sudahlah. Mau menggerutu seperti apapun tak akan membuat tangannya sembuh dari pegal yang melanda.
Sesampainya di perpustakaan, Nathan meletakkan buku cetak di rak buku khusus pelajaran Bahasa Indonesia. Lalu kembali berjalan menuju kelasnya. Dalam perjalanan menuju kelasnya, Nathan melihat seorang siswi seperti Kanaya. Nathan menajamkan penglihatannya. Benar saja. Itu Kanaya. Tunggu. Ngapain dia ada di taman di saat jam pelajaran berlangsung?. Dan siapa siswi yang ada di sampingnya itu?. Seperti nya mereka terlihat akrab sekali.
Nathan sangat penasaran dengan gadis yang bersama Kanaya. Baru setelah Kanaya pergi, Nathan berjalan menghampiri gadis itu. Dari belakang, ia seperti mengenali sosok tersebut. Untuk meyakinkan lagi, Nathan menyapa gadis itu.
" hai? " sapa Nathan dari belakang.
Gadis itu menoleh ke arah Nathan. Nathan membulatkan matanya tatkala melihat gadis itu. Yang benar saja. Dia?. Bagaimana bisa?. Bukannya gadis itu berada Australia?. Kenapa sekarang dia ada di sini?. Dan memakai baju seragam sekolahnya?. Jangan bilang kalau dia sekolah disini?. Ya Tuhan. Kenapa harus di sini. Batin Nathan.
" hai Nath " balas gadis itu.
" lo ngapain ada di sini Yun? " tanya Nathan menyelidik.
Yap. Gadis itu adalah Yuna. Kekasih Dava tepat dua tahun yang lalu. Yuna berdiri menghadap Nathan.
" ya gue sekolah lah Nath. Lo kira ngapain? " jawab Yuna sambil tertawa kecil.
" apa tujuan lo sekolah disini? " tanya Nathan lagi.
Kali ini Yuna tertawa lebar mendengar pertanyaan retoris dari Nathan. Apa tujuannya?
" ya buat belajar lah Nath. Lo kira apa tujuan gue kesini? " Yuna bertanya balik.
" bukan untuk mengganggu Dava lagi kan? " Nathan tersenyum miring.
" Dava ya? Gue kangen sama dia " ucap Yuna dengan senyum tulus.
Menggambarkan betapa ia merindukan lelaki itu.
" jangan coba-coba ganggu dia " ucap Nathan mengultimatum.
Yuna mengernyit dahi nya.
" kok lo bilang gitu sih? " tanya Yuna yang tak suka dengan ucapan Nathan.
" lo tau cewek yang tadi duduk sama lo? Itu Kanaya. Pacar Dava. Jadi jangan harap lo bisa deketin dia. Tapi kalau pun lo mau deketin dia, gue ga yakin kalau Dava masih mau sama lo. Setelah apa yang lo lakuin ke dia gue rasa perasaan Dava udah nothing buat lo " papar Nathan dengan tersenyum puas melihat raut wajah Yuna yang berubah masam.
" tapi gue punya alasan kenapa gue pergi dulu. " Yuna berusaha membela diri.
" oh ya? " seolah tak peduli Nathan berjalan meninggalkan Yuna yang masih merah padam wajahnya karena kesal dengan ucapan Nathan.
* * *
Hal yang paling di tunggu saat pelajaran pertama berlangsung adalah bel istirahat. Seperti nya dewi fortuna sedang berpihak pada para siswa XII Biologi. Dua jam pelajaran pak Indra berasa 24 jam bagi siswa Biologi.
Terdengar helaan nafas lega dari para siswa kala pak Indra menutup pelajarannya dan berlalu dari kelas.
Dava menghampiri Kanaya yang tengah membereskan buku nya yang berserakan di atas meja. Lalu ia duduk di samping Kanaya.
" tadi kamu kemana Nay? Lama banget keluar nya " tanya Dava.
" oh itu. Aku ke taman sebentar tadi. Ternyata aku kenal sama murid baru yang di ceritain anak-anak di kantin " jelas Kanaya.
" oh ya? Siapa namanya? " tanya Dava lagi.
" aku ga sempet nanya tadi. Buru-buru ke kelas pas kamu chat aku kalau pak Indra nyariin " sesal Kanaya.
" yaudah deh. Ga penting juga kok. Mau ke kantin? " tanya Dava.
Tiba-tiba Dara menghampiri Kanaya dan Dava.
" Nay jadi kan nyari buku referensi buat ujian di perpus? " tanya Dara.
" iya jadi kok. Kamu duluan aja. Aku mau ke perpus sama Dara " kata Kanaya menyuruh Dava pergi duluan.
" yaudah aku duluan ".
Dava pun bangkit dari duduk nya berjalan menuju kantin. Sementara Kanaya bersama Dara pergi ke perpustakaan yang berlawanan arah dengan kantin.
Dalam perjalanan menuju kantin, tiba-tiba tangan Dava di tarik oleh seorang gadis yang Dava pun tak tau itu siapa.
" eh apaan nih? " protes Dava.
Namun gadis itu tak menghiraukannya. Ia membawa Dava menuju belakang sekolah.
" apaan sih! " Dava menepis tangan gadis itu.
Gadis itu membalikkan badannya menghadap Dava. Seketika nafas Dava tercekat begitu melihat siapa yang ada di depannya. Dia?. Ah atau jangan-jangan dia yang Kanaya bilang tadi sebagai murid baru di Jaya Bakti. Dan Kanaya mengenalinya?.
" kenapa Dav? Kamu kaget lihat aku ada disini? " tanya Yuna.
" kamu ngapain ada di sini? " tanya Dava dengan nada setenang mungkin.
" seperti janji aku dulu Dav. Ketika aku kembali, kamu adalah orang pertama yang aku cari " jawab Yuna.
Dava menahan nafasnya untuk beberapa saat setelah mendengar ucapan Yuna. Janji?. Ia dulu tak percaya dengan janji yang di ucapkan Yuna. Ia dulu menganggap janji itu hanyalah janji palsu. Tapi apa yang terjadi sekarang?. Ia kembali menepati janji nya.
" kenapa? Kamu kaget? Aku kesini buat nepatin janji aku Dav " kata Yuna lagi.
" udah lah Yun. Lupain semua nya. " kata Dava.
Yuna membulatkan mata tak terima.
" gimana bisa aku lupain kamu Dav? Dua tahun aku selalu mikirin kamu. Dua tahun kamu masih tetap ada di hati aku. Bahkan dua tahun juga perasaan aku buat kamu ga pernah ilang. Dan sekarang kamu bilang lupain aja?. Semudah itu kah Dav?. Semudah itu kamu lupain aku dan menggantikan aku di hati kamu dengan cewek lain? Apa kamu ga bisa bersabar sedikit saja untuk menunggu aku? " papar Yuna panjang lebar dengan menggebu-gebu.
Bahkan mata sudah menitikkan setetes air. Ia tak menyangka jika kepergiannya membuat Dava benar-benar pergi dari kehidupannya.
" sabar? Kamu pikir selama dua tahun itu waktu yang singkat? Kamu pikir selama dua tahun itu aku bisa menemukan jawaban kenapa kamu pergi ninggalin aku? Kamu pikir mudah ngejalanin hari-hari tanpa kamu selama dua tahun itu? Ngga Yun! Sama sekali ngga! " Dava meluapkan emosi nya kepada Yuna.
Emosi yang terpendam selama dua tahun yang lalu.
" aku dulu pergi ninggalin kamu karena papa aku pindah tugas Dav. Dan aku harus ikut ke Australia "
Ini. Ini jawaban yang di inginkan Dava. Tapi bukan untuk sekarang. Seharusnya jawaban itu ia dapatkan dua tahun yang lalu. Sekali lagi bukan sekarang. Mau di jelaskan bagaimana pun, sekarang tidak ada guna nya lagi. Dava sudah tak membutuhkannya lagi.
" hanya itu? Hanya itu jawaban dari pertanyaan aku dulu? Apa sulit bagi kamu untuk mengatakan ' papa aku pindah tugas dan aku harus ikut Dav ' . Dengan begitu aku ga mungkin ngelarang kamu Yun. Tapi.. ah sudah lah. Udah ga ada gunanya lagi kita debatkan itu. " ucap Dava akhirnya.
Dava berjalan meninggalkan Yuna. Namun Yuna menahan pergelangan tangan Dava.
" apa kamu udah ga sayang sama aku ? " tanya Yuna denga nada pelan.
Dava menghembuskan nafas pelan. Sayang?. Jika harus jujur, Dava masih menyayangi Yuna. Tapi bagaimana pun juga Kanaya tetaplah yang nomor satu di hati nya. Dava melepaskan tangan Yuna dari tangannya. Tanpa menjawab, Dava meninggalkan Yuna yang masih mematung di tempatnya.
* * *
Langkah Dava tergesa-gesa menuju kantin. Bukan. Ia bukan ingin makan. Nafsu makannya hilang setelah perdebatannya dengan Yuna. Ia hanya ingin menemui kedua sahabatnya disana. Dan benar. Dua lelaki itu tengah menyantap semangkok bakso bucan. Dava segera menghampirinya dan duduk.
" kalian tau? Gue habis ketemu siapa? " tanya Dava tiba-tiba.
Radit mengernyit heran mendengar pertanyaan Dava. Bertemu siapa?. Lisa Blackpink kah?. Sementara Nathan hanya diam. Ia tau apa yang akan di katakan Dava selanjutnya.
" Yuna. "
Satu kata itu mampu membuat bakso yang tengah di kunyah Radit masuk ke tenggorokan membuat nya tersedak. Radit menatap Dava horor.
" Serius lo? " tanya Radit.
" serius gue. Dia tadi ngejelasin semua nya. Tentang kenapa dia pergi ninggalin gue waktu itu " jawab Dava.
" udah lah Dav. Ga penting. Lo udah punya Kanaya ini kan " Nathan menyela.
" tapi dia deket sama Kanaya Nath " kata Dava lagi frustasi.
" iya gue tau. Gue liat tadi di taman Kanaya ngobrol sama Yuna " kata Nathan.
Dava mengerti. Berarti Kanaya bilang pergi ke taman tadi karena ia bersama Yuna.
" gue cuma takut kalau Yuna ngomong yang ngga-ngga tentang gue ke Kanaya " lirih Dava.
" gue yakin Kanaya percaya sama lo Dav " Radit menenangkan Dava.
" lo ga usah khawatir. Gue udah bilang sama Yuna buat ngga ganggu lo sama Kanaya " Nathan menimpali.
Dava tersenyum tenang.
" big thanks guys " ucapnya pada kedua sahabatnya.
---------------------
Salam Author Manis:*
Share this novel