Suara ribut itu terdengar dari arah ruang keluarga. Tampak dua lelaki tengah berkutat dengan ponsel yang di miringkan. Rupanya dua lelaki itu tengah bermain salah satu game online yang tengah booming saat ini. Namanya mobile legend. Lelaki itu tengah bertanding di mode custom dan di bantu dengan hero komputer. Yang kalah harus mau membelikan makanan karena berhubung di rumah Radit tidak ada makanan. Dia juga heran bagaimana bisa mama nya pergi tanpa meninggalkan makanan untuk anak-anak nya. Jika anak nya mati karena kelaparan bagaimana?. Oke. Katakanlah Radit sangat berlebihan.
" ah Nath curang lo. Masa tiba-tiba muncul gitu " Radit protes karena tiba-tiba hero yang di gunakan Nathan muncul di hadapan hero Radit dan menyerang hingga menghabiskan darahnya dua garis.
Ya. Dua lelaki itu adalah Radit dan Nathan. Nathan sengaja menginap di rumah Radit karena kebetulan orang tua Radit tengah ke Solo untuk menjenguk neneknya. Radit tidak sendiri. Ada adiknya yang tengah duduk di bangku SMP. Namanya Intan. Mungkin sekarang anak itu sedang di kamarnya berkutat dengan laptop menonton drama korea yang membuat Radit merasa jengah. Dimana letak tingkat kebaperannya. Ah biarkan saja. Asalkan anak itu tidak mengganggunya tidak akan jadi masalah.
" ya ngga lah. Lo kan tau sendiri gimana konsekuensinya kalo gue pake Natalia " ucap Nathan masih fokus dengan hp nya.
Radit mendengus kesal. Ia tahu betul kalau Nathan jago memakai hero Natalia. Bahkan kepiawaiannya itu mengantarkan Nathan pada peringat 9 top lokal.
Natalia.
Hero yang memiliki skill bisa menghilang. Di tambah tiga kekuatan yang mana kekuatan pertama Natalia akan memberikan seperti debu berwarna ungu kemerahan pada musuh untuk mengelabuhi yang membuat musuh dalam mode slow. Kekuatan kedua dimana Natalia akan memberikan cakaran pada musuh. Jika musuh hendak melarikan diri Natalia tinggal menggunakan kekuatan ketiga di mana ia bisa berlari secepat kilat dan menghadang musuh dari depan lalu melayangkan kembali cakarannya pada kekuatan kedua. Dan musuh pun langsung mati.
You enemy have been slain
Dan hal itu baru saja di lakukan Nathan pada hero Miya kesayangannya. Lihat saja. Bahkan sudah dua kali Nathan membunuh nya. Dan Radit sama sekali belum membunuh Natalia kesayangannya Nathan. Jangankan membunuh. Mengurangi satu garis darah Natalia pun belum. Di tambah lagi turetnya di jalur atas sudah hancur dua. Turet jalur bawah hancur satu. Begitu pun turet jalur tengah. Mendesah frustasi. Jika begini Radit bisa kalah telak dan harus keluar membeli makanan.
" lo sih gaya. Mana ada cerita nya marksman maju duluan. Apalagi lawannya assasin. Keciduk terus kan lo " cibir Nathan.
Sepertinya Radit menyesali karena sudah membuat pertaruhan itu. Tapi Radit tidak menyerah begitu saja. Dia kembali optimis mengalah kan Nathan. Sekarang dia melengkapi gear Miya nya. Dia sengaja mengganti gear berserkes fury nya dengan blade of despair agar kekuatan nya menjadi pedih.
Saat ini Radit memperhatikan Natalia nya Nathan yang tengah melakukan recall karena darahnya tinggal segaris. Dengan sigap,Radit menggunakan ulti menghilang lalu mendekat pada Natalia dan memberikan hujan salju yang memberikan efek slow dan menggagalkan aktivitas recall Nathan. Nathan yang mendapat serangan tiba-tiba sedikit bingung. Tapi dengan sigap lagi Radit memberikan panahan tiga anak panah pada skill satu nya. Dan
You have been slain!
Kata-kata itu Membuat Natalia kebanggaan Nathan terkulai mati.
Radit menunjukkan senyum smirk nya. Meskipun dia baru sekali membunuh Nathan. Tapi setidaknya itu membuatnya senang karena bis berbalas dendam dengan Nathan yang telah membunuhnya dua kali.
Namun kesenangan itu hanya sementara begitu Radit memperhatikan map. Turet jalur atasnya sudah hacur menyisakan jalan menuju turet utama. Radit segera merecall Miya nya dan membantu menyerang hero komputer yang hendak menghancurkan turet utamanya. Berhasil melumpuh hero komputer milik Nathan. Natalia Nathan kembali hidup. Hal itu semakin menyusahkan Radit. Turet tinggal tersisa satu turet di jalur tengah. Satu turet di jalur bawah. Dan satu turet utama. Sementara Nathan sudah mengepung nya. Radit mendesah frustasi tanpa berfikir panjang,Radit langsung menekan gambar logo pengaturan di samping map. Lalu menscroll kebawah lalu menekan vote tanda menyerah. Yang langsung muncul keterangan ' pihak kita mengakui kekalahan ' yang otomatis di hp Nathan akan muncul keterangan ' pihak lawan mengakui kekalahan '. Dan tak lama turet utama milik Radit hancur dan terdengar kata ' defeat ' yang artinya kekalahan. Dan di hp Nathan terdengar suara ' victory ' dengan sangat keras. Seperti nya lelaki itu sengaja mengeraskan volume hp nya agar Radit mendengar kemenangannya.
Radit memutar bola matanya jengah lalu menekan tombol home dan meletakkan ponsel nya di sofa.
" gausah di kencengin juga suara nya. Gue ga bolot " protes Radit.
Nathan hanya tertawa kencang sampai menitikkan air di sudut matanya. Lalu teringat akan kesepakatan yang telah di buatnya bersama Radit.
" yaudah sono " usir Nathan.
Radit berdehem berpura-pura lupa dengan kesepakatan tadi. Tampak Nathan mendengus kesal.
" gausah sok-sok an lupa gitu. Udah sono beli makanan. Gue laper " jengah juga Nathan dengan sikap tidak gentlemen Radit itu.
Dia baru saja kalah dan sekarang dia tidak mau menanggung konsekuensinya. Menyerah. Radit pun bangkit dari duduk nya dan mengambil kunci motor di atas nakas.
Melihat Radit seperti itu membuat Nathan tak berhenti tertawa. Rasanya senang menjahili sahabatnya yang satu itu.
Radit tidak langsung pergi melainkan menuju kamarnya Intan dan mengetuk pintu kamarnya.
" apa kak? " teriak Intan dari dalam tanpa membukakan pintu untuk Radit.
" kakak mau beli makan. Kamu mau apa Tan? " tanya Radit dengan lembut.
Radit sosok yang sangat menyayangi adikkan lebih dari dia menyayangi diri sendiri. Apapun yang diinginkan adikknya selagi ia mampu mengabulkannya.
" mau nasi goreng nya mang Adi kak " ucap Intan
Radit memutar otak mengingat nasi goreng yang baru saja di sebutkan oleh Intan.
Mang Adi?
Terlintas ingatan di mana ia pernah makan di sana dengan Dava setelah pulang dari rumah Kanaya. Letaknya berada di depan gang rumah Kanaya. Dan kebetulan saat itu Intan juga ikut serta.
Dari mana ia tahu kalau penjual nya mang Adi?
Tentu saja dari spanduk yang terbentang lebar di depan kios nya. Radit kembali melangkahkan kaki nya keluar rumah sebelum nya Nathan berucap
" cepet pulang. Gue laper "
" bawel lo " ketus Radit kembali melajukan langkahnya
Lagi-lagi Radit mendengus. ish! Dasar lelaki itu sungguh membuatnya geram. Suara deru motor Radit perlahan menjauh dari pekarangan rumah menandakan lelaki itu telah pergi.
* * *
Langkah kaki Kanaya sampai di depan kios yang tertempel spanduk bertuliskan ' Nasgor Maknyus Mang Adi '. Kanaya berjalan masuk.
" mang " panggil Kanaya pada lelaki paruh baya itu.
" eh neng Naya,kok tumben malem-malem kesini sendiri. Biasanya mas Satria yang kesini " ucap mang Adi.
Mang Adi memang akrab sekali dengan Satria. Mengingat ini adalah nasi goreng langganan Satria. Kanaya tersenyum tipis.
" kak Sat belom pulang mang. Lagian bunda tadi ga masak. Yaudah aku kesini " kata Kanaya menjelaskan.
" oh belom pulang. Yaudah neng mau pesen nasi goreng berapa? " tanya mang Adi.
" satu aja mang. Yang pedes ya jangan pake tomat " Kanaya menyebut kan pesanannya.
Nasi goreng pedas tanpa tomat seperti nya menggiurkan sekali. Apalagi aroma nya sangat lezat di indra penciuman Kanaya.
Sambil menunggu,Kanaya memainkan ponsel nya. Dia hanya sekedar membuka sosial media nya sampai ada seseorang yang memanggilnya.
Bukan mang Adi. Bukan. Tapi suara lain.
" Kanaya? "
———————
Salam Author Manis:*
Share this novel