Bab 20. Kejutan

Other Completed 12761

Gadis itu terpekur dengan menatap kosong ke arah pantulan air di kolam berenang. Pikirannya melayang ke kejadian di tangga kemarin.

Gadis itu adalah Dara. Seharusnya hari ini ia sekolah. Namun karena keadaannya yang sedang tidak baik, ia meminta pembantunya menitipkan surat ke tetangga nya yang kebetulan satu sekolah dengannya.

Perlahan, air mata gadis itu meleleh. Nathan. Satu nama yang mampu membuat Dara tertarik tepat saat pertama masuk SMAN Jaya Bakti. Lelaki yang bersifat lebih dingin dan cuek daripada kedua temannya. Lelaki yang mampu mengambil hati Dara. Bahkan dulu saat pertama mereka pacaran, banyak yang tak percaya bahwa si dingin Nathan mencintai Dara, si gadis bar-bar.

Dara mengambil ponselnya. Membuka galeri. Ia men-scrool foto-foto nya bersama Nathan. Tiga tahun mereka bersama. Menghabiskan waktu dengan melakukan banyak hal. Ia kira, beratus hari ia bersama Nathan bisa membuat hati Nathan hanya ada ia saja. Namun kenyataannya ia salah. Ada orang lain yang merebut posisi Dara di hati Nathan.

" Nath, apa lo tau? Apa yang saat ini gue rasain? Rasanya sakit ngeliat lo sama Yuna. Terlihat jelas, lo lebih bahagia sama dia daripada sama gue. Lo tau? Hati gue kayak tergoreskan luka yang ga sengaja lo kasih ke gue. Mungkin lo liat gue ini baik-baik aja. Tapi pada kenyataannya hati ini ga baik-baik aja " ungkap nya sendiri sambil mengusap fotonya bersama Nathan waktu di puncak beberapa bulan yang lalu.

Dara menghela nafas berat. Berulang kali ia ucapkan kalau kenyataan ini benar-benar membuatnya berada di titik paling hancur. Baru saja Dara ingin meletakkan kembali ponselnya, tiba-tiba ponselnya berdering. Ada pesan whatsapp. Dan itu dari Nathan. Dengan cepat ia membuka pesan dari Nathan.

Nathan Frandika Pratama :
Sayang?

Jika saja ia sudah tak waras, Dara pasti sudah berjingkrak senang kala mendapat chat seperti itu dari Nathan. Ini benar-benar membuat Dara bahagia. Mungkin kah Nathan tidak bisa melupakannya?. Baru saja Dara ingin membalas pesan Nathan, Nathan sudah mengirimkan satu pesan lagi.

Nathan Frandika Pratama :
Sorry, salah kirim.

Isi pesan itu berhasil membuat Dara tak bergeming. Ia membaca berulang kali pesan terakhir dari Nathan. Apa katanya? Salah kirim?. Dara tersenyum mengejek pada dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia sepercaya diri itu menganggap bahwa Nathan akan kembali padanya. Ternyata benar kata orang, hubungan lama tidak akan menjamin bisa berakhir ke pelaminan. Contohnya Dara, tiga tahun berhubungan dengan Nathan pada akhirnya kandas karena orang ketiga. Dasar Yuna pelakor! Seru Dara kesal dalam hati nya.

Dara bangkit dari duduk nya berjalan ke arah kamar. Ia melirik jam yang ada di atas nakas. Jam enam sore. Ia pun memutuskan untuk bergegas mandi. Setelah itu, ia berbaring di ranjangnya. Ia menatap jauh ke langit-langit kamar. Sampai ada yang mengetuk pintunya.

" Dara? " panggil mamanya.

Dara pun bangkit dari tidurnya lalu membukakan pintu.

" iya ma " sahutnya.

" ada Kanaya tuh di depan. Nyariin kamu " kata mamanya

Dara mengernyit heran. Kanaya? Yang benar saja? Bukannya gadis itu tengah menjauhinya?

" serius? " tanya Dara tak yakin.

" iya ih. Itu nungguin di depan. Udah sana buruan "

Dengan langkah cepat, Dara berjalan menuju ruang tamu. Dan benar, disana ada Kanaya tengah duduk.

" Nay? " panggil Dara.

" eh Dara " sahut Kanaya

" ada apa? " tanya Dara

" lo tadi kenapa ga masuk? Lo sakit? "  tanya Kanaya dengan wajah cemas.

Dara tersenyum simpul. Ternyata Kanaya tidak benar-benar mengabaikannya. Buktinya ia masih mengkhawatirkan keadaanya.

" ngga Nay. Cuma males aja. Gue sehat kok " jawab Dara

" bagus deh. Ikut gue yuk " ajak Kanaya

" kemana? "

" udah ikut aja "

" yaudah gue pamit sama mama dulu ya "

Kanaya pun mengajak Dara ke sebuah taman yang ada di dekat rumah Dara. Waktu itu mereka pernah jogging di sini. Kanaya mengajak Dara duduk di salah satu bangku.

" ngapain kesini Nay? " tanya Dara

" gapapa. Bentar ya gue ke sana dulu "

Belum sempat Dara berkata, Kanaya sudah melesat pergi. Dara menghela nafas pelan. Di sini sepi sekali. Hanya ada penerangan lampu taman. Dara merasa bulu kuduknya merinding. Kanaya lama sekali perginya. Atau jangan-jangan Kanaya meninggalkannya sendiri?. Dara memutuskan untuk pulang saja. Namun baru saja ia ingin melangkah, tiba-tiba ada yang membekap mulutnya dan menutup kepalanya dengan kain hitam. Dara meronta. Namun tangannya di ikat ke depan.

" woi! Siapa lo! Lepasin gue! " teriaknya.

Ia kesulitan bernafas karena kain hitam menutupi wajahnya. Ia merasa tubuhnya melayang. Ia di gendong oleh orang itu. Dara terus meronta. Tapi tunggu. Ia seperti mengenali wangi parfum ini. Ini seperti wangi parfum Nathan. Ia hafal sekali. Apa mungkin ini Nathan? Tapi siapapun orang ini, bisa saja dia juga memiliki parfum yang biasanya di pakai Nathan.

Apakah ia di culik? Entah lah. Yang jelas Dara terus memanjatkan doa kepada Tuhan agar ada orang yang bisa menolongnya.

*            *             *

Dara merasa ia di dudukkan di sebuah kursi. Ia tak berhenti meronta. Meski wajahnya di tutupi kain hitam dan tangannya di ikat, Dara bisa menggerakkan tubuhnya membuat orang itu kewalahan, mungkin.

Dara merasakan orang itu melepas ikatan di tangannya. Mungkin orang itu tahu kalau Dara akan meronta, makanya dia mencengkram tangan Dara. Lalu Dara merasakan ada tangan lain yang membuka kain hitam yanh menutup wajahnya. Sebenarnya berapa orang penculik itu?

Akhirnya kain itu terlepas dari wajahnya. Dara menghirup dalam udara malam ini. Mengingat ia kesulitan bernafas tadi. Baru saja ia akan meronta, namun gerakannya terhenti kala matanya menatap sesosok wajah seseorang yang sangat ia rindukan. Mata mengerjap berkali-kali kalau-kalau ini hanyalah mimpi indahnya. Namun sosok itu tak hilang. Sosok itu masih menatapnya dengan menekuk lututnya di bawah Dara. Karena posisi Dara saat ini duduk di kursi. Tangannya masih di cengkeram oleh orang itu. Namun bedanya cengkraman itu lebih lembut lalu perlahan berubah menjadi genggaman. Dengan ragu, Dara berucap.

" Nathan? "

" iya sayang" kata Nathan dengan senyuman manisnya

Senyuman yang sangat Dara rindukan. Dara masih tak percaya dengan semua ini. Ini seperti mimpi tapi ini terlalu nyata.

" apa gue mimpi? " kata nya pada diri sendiri.

Namun ia merasakan genggaman di tangannya semakin erat. Dara kembali menatap sosok Nathan. Ia menatap semakin dalam. Sosok Nathan pun menatapnya dengan lembut. Dara sangat merindukan tatapan lembut itu. Jika ini adalah mimpi, ia rela tak bangun lagi. Karena ini terlalu bahagia untuk ia akhiri.

" ini bukan mimpi sayang " kata Nathan sambil menarik hidung Dara.

Membuat Dara memekik kesakitan. Namun kemudian ia tersenyum bahagia kala menyadari ini bukan mimpi. Ia langsung berdiri dan menghambur ke pelukan Nathan. Ia memeluk Nathan sangat erat. Ia sangat merindukan lelaki ini.

" happy anniversary sayang " bisik Nathan tepat di telinga Dara.

Membuat Dara terkejut. Anniversary? Memangnya tanggal berapa ini? Oh ya ampun! Ini tanggal 21 februari. Di tanggal ini tepat hubungannya yang ke tiga tahun. Padahal ia sering menyebutkan kata ' tiga tahun ' lalu bagaimana bisa ia melupakan tanggal jadiannya?.

Dara tak lagi kuasa menahan air matanya. Air mata bahagianya meluncur begitu saja. Nathan melepaskan pelukannya kala mendengar isakan tangis Dara. Ia ingin mengusap air mata itu namun Dara mencegahnya.

" jangan. Ini air mata bahagia gue " kata Dara.

Nathan tersenyum lalu mengecup lembut kening Dara.

" gue ga nyangka banget lo ngelakuin ini. Tapi Yuna? " tanya Dara.

" ngapain nanyain gue? " suara itu muncul tak jauh dari tempat Dara berdiri.

Dara menatap ke arah sumber suara itu. Di sana ada Yuna, Radit, Kanaya, dan juga Dava. Dara juga baru menyadari kalau tempat ini di dekorasi dengan kesan romantis. Di dekatnya ada meja dengan beberapa kursi dan setangkai bunga mawar tergeletak di atas meja. Lalu di sekeliling nya di hiasi lampu warna-warni dan balon-berbentuk love ada di setiap sudutnya. Apa mungkin mereka yang menyiapkan ini?

" bukannya.... " Dara menghentikan ucapannya kala di sambut tawa membahana dari sahabatnya.

Dara mengernyit heran.

" oke gue butuh penjelasan untuk ini semua " kata Dara saat mereka sudah duduk di kursi.

" lo aja Nath yang jelasin " kata Yuna.

" yaudah oke. Jadi ceritanya gini... " Nathan mulai bercerita.

----------------------

Salam Author Manis:*

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience